Mohon tunggu...
Yo F -
Yo F - Mohon Tunggu... Dokter -

just an ordinary student who love travelling as backpacker

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cita-citanya Menjadi Cleaning Service

11 April 2016   17:54 Diperbarui: 11 April 2016   18:38 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nur… seorang lelaki yang baru saya kenal seminggu. Orangnya tinggi kurus…namun semangatnya tidaklah kerdil. Nur adalah seorang supervisor cleaning service. Orangnya kocak namun sangat tegas dengan bawahan. Kisahnya membuat saya (dan kami) kagum.

Nur hanyalah lulusan SMP. Saat jalan-jalan di sebuah mall di Makassar sewaktu kecil, Nur melihat mbak-mbak dan mas-mas cleaning service bekerja membersihkan mall tersebut. Penuturannya, mbak-mbak dan mas-mas itu tampak cantik dan cakep…setidaknya berdandan…dan pekerjaannya tidak berat. Dan saat itulah terbesit di hati, ia ingin menjadi seorang cleaning service. Sebuah cita-cita yang mungkin tak pernah diimpikan oleh siapapun.

Benar saja, selepas SMP dan (kebetulan) tidak punya biaya lanjut sekolah, Nur mendaftarkan diri menjadi cleaning service di sebuah perusahaan internasional penyalur jasa (termasuk jasa cleaning service). Perusahaan yang bermarkas di Denmark itu juga terkenal baik di Indonesia. Di tahap awal, ia disalurkan menjadi cleaning service di mall dan beberapa perusahaan di Makassar. Karena etos kerjanya baik, ia sampai ditawari oleh perusahaan papan atas untuk langsung menjadi pegawainya. Namun ia menampik tawaran itu. Alasannya, ia mendapat banyak pelajaran berharga dari perusahaannya saat ini dan tidak mau menjadi seorang ‘lupa kacang akan kulitnya’.

Total 10 bulan ia habiskan menjadi cleaning service. Lalu, dipromosikan menjadi team leader. Hanya setahun mengenyam team leader, ia dipromosikan menjadi supervisor hingga sekarang. Kesehariannya yang sederhana namun tegas dan berkomitmen membuat saya kagum padanya. Mungkin ia dianggap galak bagi bawahannya tetapi ia menjadi di posisi sekarang ini karena merangkak dari bawah. Ia tahu apa yang benar dan tidak benar, salah dan tidak salah dari bawahannya.

Dan melalui Nur, saya belajar satu pelajaran kehidupan bahwa sesederhana apapun cita-cita itu, bila dilakukan dengan tekun dan passion, semua akan berbuah pada waktunya…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun