Ketika ditanya apa hal yang membuat mu kangen Jogja?
Jika kamu berpikir saya akan jawab gudeg! salah, makanan manis itu tidak masuk dalam daftar karena saya tidak bisa menikmati makanan dan minuman yang manis-manis karena selain memang tidak menyukainya saya ada garis keturunan dari kakek pihak ayah saya memiliki riwayat penyakit diabetes. Lantas apa yang membuat saya kangen dari kota pelajar ini?Â
Selain angkringan dan warteg yang tersebar diseluruh sudut-sudut jogja, 2 hal yang sangat saya rindukan yang pertama adalah majelis ilmunya yang selalu ada mulai dari habis subuh sampai selepas isya.Â
Selain jadi mahasiswa di kota pelajar ini, kitapun bisa jadi mahasantri karena saking banyaknya kajian yang diselenggarakan di setiap mesjid. Kita bisa kajian on the road setelah kajian ini bisa nyambung kajian berikutnya di mesjid lainnya dan lainnya bagi yang tidak bisa datang secara langsung bisa mengikuti kajian secara online yang disiarkan secara langsung di media sosial.Â
Salah satu media sosial kajian yang sering saya ikuti secara langsung saat setelah isya adalah Rumayshocom karena saya dapat shif malam jadi tidak bisa hadir secara langsung sedangkan jika tidak dapat shif malam saya lebih memilih datang ke mesjid yang dekat kosan saya di daerah Jakal 5,6 (orang Jogja suka menyingkat nama-nama tempat seperti Monjali singkatan dari Monumen Jogja Kembali sedangkan Jakal adalah singkatan dari Jalan Kaliurang)
Lalu yang kedua adalah NASGITELnya ada yang tau NASGITEL singkatan dari apa? Yups nasgitel adalah singkatan dari paNAS leGi (manis) kenTEL (kental) ini adalah teh wangi yang ikonik yang memiliki aroma yang kuat, rasanya yang sangat manis berasal dari gula batu.Â
Teh nasgitel memiliki filosofi yang menarik (bukan hanya kopi). Ibarat kehidupan teh nasgigel memiliki rasa pahit yang berasal dari teh-nya lalu dicampur rasa manis dari gula.
Seperti yang saya bilang di awal kalau saya tidak menyukai rasa manis tapi bukan berarti tidak bisa minum hanya bisa menyeruput seteguk dua teguk saja selebihnya saya mencampur teh dengan air putih hangat. Lalu apa yang membuat saya menyukai teh nasgitelnya? saya menyukai aroma wangi melatinya.
Tentu untuk membuat teh "Nasgitel" ini tidaklah mudah. Saya pernah membawa pulang 1 pak teh lokal Jogja ke Lubuklinggau (kota pinggiran Palembang) untuk mengobati rindu karena pulang kampung dan juga sebagai teman saya membaca malam hari.Â