Ternyata Prancis masih percaya pada Emmanuel Macron. Dengan suara sebanyak 58,54 persen, ia terpilih kembali menjadi presiden, Chef de l'État pada putaran kedua Pemilu 24 April 2022 mengalahkan kandidat Marine Le Pen dari parpol ekstrim kanan Rassemblement National (National Rally).Â
Semalam kala ia menggelar pidato kemenangan di depan ratusan pendukungnya, di area Champ-de-Mars, tepat di bawah kaki Menara Eiffel, wajahnya sumringah, berbunga-bungah, bahagiah. Terkadang suaranya terdengar bergetar. Di sana ada semangat dan rasa haru yang melebur menjadi satu.
Kedua kandidat yang maju ke babak final pemilu tahun ini adalah pengulangan Pemilu 2017 silam. Saat itu skornya jomplang di mana Macron menang telak sebanyak 66.1 persen.Â
Ketika itu ia juga baru saja mendirikan partai tengah La République En Marche! atau cukup disapa En Marche! (Onward!) setelah menjabat sebagai Menteri Ekonomi Industri dan Digital pada pemerintahan presiden sebelumnya, François Hollande.Â
Saya sih sebagai pendatang yang baru 11 tahun numpang di negara maju ini, mencicipi kecanggihan teknologi, kemudahan layanan publik, kebebasan beribadah, dll cuma bisa lega, ikut senang ajalah menikmati jalannya pemerintahan negeri rantau. Selamat buat Pak Presiden Macron yang di mata saya adalah sosok yang selalu cool calm confident. Selamat bertugas kembali mewujudkan misi yang diemban!
Pemilu di Prancis diadakan tiap 5 tahun sekali, dibagi menjadi 2 putaran. Putaran pertama dilaksanakan 10 April kemarin untuk memilih dua kandidat untuk maju ke babak kedua pada 24 April. Tahun ini ada 12 kandidat yang meramaikan, dari parpol sayap kiri, sayap kanan, mesin kiri, mesin kanan eeehh itu mah pesawat!Â
Musim kampanye resmi dimulai 28 Maret lalu. Suasananya, terlebih di kota saya, terlihat biasa-biasa saja. Sejak saya tinggal di Prancis akhir 2011, saya sudah menyaksikan tiga kali pemilu yaitu pada 2012 ketika François Hollande jadi presiden, lalu 2017 yang dimenangkan Macron dan 2022 yang lagi-lagi Macron.Â
Melewati tiga kali pemilu, tiga kali juga saya tidak merasa seperti sedang pemilu karena memang sepi-sepi aja. Palingan ramainya para ahli politik yang nyerocos di stasiun-stasiun tv atau siaran langsung debat capres.Â
Dua kandidat yang terpilih menuju putaran kedua juga diwajibkan berdebat sekali lagi. Rabu, 20 April mereka kembali menguliti topik-topik mengenai imigrasi, perang Ukraina-Rusia, bersilat lidah perihal usia resmi pensiun di mana Macron ingin mengubahnya menjadi 65 tahun yang bikin rakyat Prancis uring-uringan sedangkan Le Pen percaya diri mematok usia pensiun hingga 62 tahun saja, hingga tema tentang daya beli masyarakat yang paling dirongrong rakyat terutama oleh kaum muda.