Tahun lalu, jika ada kasus positif covid baik guru atau murid maka kelas akan ditutup selama seminggu.
Sekarang, pemerintah seakan mengharuskan warganya berjalan beriringan bersama virus.Â
Peraturan baru, jika ada satu anak terkena covid di kelasnya maka kelas akan dibuka seperti biasa, para murid lainnya harus melakukan tes antigen sendiri di rumah, alatnya minta gratis di apotek dengan membawa surat keterangan dari sekolah yang menyatakan ada kasus covid di kelas atau beli sendiri seharga delapan euro (sekitar 130 ribu rupiah) untuk satu pak isi lima atau datang ke apotek-apotek yang memberikan layanan tes antigen yang ngantrinya kayak mau nonton konser Westlife.Â
Setelah keluar hasil tes, keesokan harinya ketika masuk sekolah, si murid harus membawa surat pernyataan (formatnya sudah dikirim lewat email oleh kepsek) berisi pengakuan negatif covid yang ditandatangani orangtua, diserahkan di gerbang sekolah di mana kepsek dan gurunya sudah menunggu.
Itu kalau kasus murid sedangkan jika guru yang positif maka kelas akan ditutup selama seminggu tanpa guru pengganti dan akan ditulis besar-besar di kertas putih ditempel di gerbang sekolah nama-nama guru yang tidak masuk.Â
Kepsek juga akan memberitahu berita tersebut lewat email kepada para orangtua murid. Yang bikin ribet dengan peraturan seperti ini adalah ketika di kelas anak saya ada temannya yang positif maka anak saya harus tes antigen. Lalu ia masuk sekolah.
Selang beberapa hari kemudian ada lagi teman sekelasnya yang kena, jadi harus tes lagi, harus isi surat pernyataan lagi. Capeekk dehh..
Saya rasa kepseknya pun puyeng karena sejak awal Januari lalu hampir tiap kelas ada setidaknya satu kasus bahkan beberapa kasus di kelas yang sama. Belum lagi guru-gurunya yang juga absen karena terapapar. Kacau balau. Kelas anak-anak saya pun sudah dua minggu ini langganan beberapa kasus covid.
Oh ya, vaksinasi covid di Prancis tidak wajib hingga sekarang. Untunglah, karena saya takkan pernah mau kedua anak saya divaksin.
Penggunaan masker di kelas tentu saja masih yang utama namun kemungkinan peraturan ini akan dicabut awal Maret nanti. Saya selalu mengganti masker anak-anak setelah makan siang ketika mereka akan kembali lagi ke sekolah.Â