Saya bukan orang yang terlalu heboh soal skincare. Ketika masih remaja, sebelum tidur, membersihkan muka cukup mencucinya dengan sabun batangan warna merah merk legendaris Life**oy.Â
Di ujung masa SMA sedikit produk Vi*a dan M*st*ka R*tu mejeng di meja kamar namun saya tidak memakainya secara teratur, cuma buat coba-coba, having fun.Â
Saya mulai benar-benar tertarik dan menjalankan ritual dunia bersih-bersih wajah ketika kuliah semester tengah hingga puncaknya sewaktu menjalani training sebagai pramugari di mana saya dicekoki ilmu merawat wajah dan bersolek dari para ahlinya.Â
Kini saya menetap di Prancis, negara dengan empat musimnya yang bergantian naik panggung setiap tiga bulan, nyata-nyata memberi tantangan dalam menjaga wajah.Â
Masing-masing musim yaitu musim semi (20 Maret-20 Juni), musim panas (21 Juni-21 September), musim gugur (22 September-20 Desember), dan musim dingin (21 Desember-19 Maret) dengan suhu yang berlainan dan kadang ekstrem, membuat kulit wajah dan pemiliknya ribet sendiri.
Cuaca memang memiliki pengaruh terhadap kulit di sekujur tubuh sehingga penting untuk melindungi, menjaga dan memberi kulit nutrisi sesuai dengan musim yang tengah beraksi.Â
Ketika pulang ke Indonesia, saya begitu merasakan nikmatnya berada di daerah tropis, hangat, panas, kulit terasa lembap, lega, rileks, namun ketika kembali lagi ke Prancis disambut musim dingin, perbedaan rasa pada kulit wajah begitu nyata, kering, gatel, bikin gak nyaman.Â
Ujung-ujungnya harus mendapatkan produk yang pas demi menyesuaikan kulit dengan keadaan. Sama seperti kebanyakan orang, berburu skincare judulnya gampang-gampang susah namun ada beberapa langkah yang biasanya saya lakukan:Â
1. Natur kulit saya adalah kombinasi (minyakan di daerah T, sisanya normal). Biasanya saya memilih produk yang sesuai dengan jenis kulit namun karena di sini musimnya gonta-ganti, mau tidak mau saya mencari produk mengikuti musim.Â