Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - IRT biasa

Sedang tinggal di negeri orang. Suka musik rock. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Eddie Van Halen: Kharisma dan Berkah untuk Rock N' Roll

10 Oktober 2020   23:09 Diperbarui: 11 Oktober 2020   20:12 2526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Penampilan Eddie Van Halen di Nevada, Amerika Serikat, pada 27 Mei 2012. (AFP/GETTY IMAGES/DAVID BECKER via Kompas.com)

Hanya ada satu yang mengalir di tubuh Eddie Van Halen, darah rock n' roll! Gara-gara Eddie Van Halen, rock scene berubah. Bergitar bak dinamit dengan tehnik yang inovatif lain dari yang lain membuat orang terkaget-kaget. Ia disebut-sebut sebagai pewaris kedahsyatan Jimi Hendrix.

Lagu-lagu ramuannya yang enerjik, perkasa, keras namun segar terkadang manis, membuat jagad raya berpaling dari atmosfer disco, new wave dan punk yang saat itu tengah membara di akhir tahun 70-an. 

Eddie Van Halen, sang super rockstar rupawan pemilik senyum menawan itu telah mengembalikan kedudukan rock n'roll pada tempatnya bahkan di singgasana yang lebih tinggi bersama band besutannya yang hanya satu dan untuk selamanya, Van Halen.

Eddie Van Halen di tahun 1984 tengah memamerkan aksi tapping-nya (francetvinfo.fr/Paul Natkin/Wireimage/Getty Image)
Eddie Van Halen di tahun 1984 tengah memamerkan aksi tapping-nya (francetvinfo.fr/Paul Natkin/Wireimage/Getty Image)
Kepergian Eddie Van Halen pada Selasa (6/10) akibat kanker yang dideritanya bertahun-tahun mutlak menjadi hari berkabung buat para rock n'rollers sedunia. Di Prancis, suporter fanatik klub sepakbola Olympique Marseille menyanyikan lagu Jump sebagai tribute untuk sang rockstar. 

Sejak 1986, Jump memang menjadi lagu wajib Olympique Marseille yang dikumandangkan sebagai pembakar semangat ketika para pemainnya masuk ke lapangan untuk bertanding kandang di stadion Vélodrome. Jump memang menghipnotis. 

Perkenalan saya dengan Van Halen ketika masih remaja di tengah tahun 90-an juga gara-gara Jump ditambah wajah manis dan senyum maut Eddie di video klipnya yang bikin saya Jump-alitan. 

Saya sih gak heran, ada darah Indonesia menjalar di tubuhnya yang membuatnya begitu ramah tamah dan sumringah. Namun Sang Rockstar sudah pergi duluan. Kini, rock n' roll tanpa Eddie Van Halen bagaikan mie ayam tanpa mie, tanpa ayam, tanpa mangkok, tanpa sumpit, tanpa saos, tanpa pangsit bahkan tanpa abang mie ayam dan gerobaknya!

Van Halen formasi awal. Ki-ka: David Lee Roth (vokal), Alex Van Halen (drum), Eddie Van Halen (gitar), Michael Anthony (bas)/ultimateclassicrock.com
Van Halen formasi awal. Ki-ka: David Lee Roth (vokal), Alex Van Halen (drum), Eddie Van Halen (gitar), Michael Anthony (bas)/ultimateclassicrock.com
Selama berkarir dengan Van Halen, Eddie telah menelurkan 12 album studio. Album perdana Van Halen dengan self-titled Van Halen lahir pada 1978 dengan personilnya yang terdiri dari sang kakak Alex Van Halen (drum), Eddie sebagai gitaris merangkap keybordis, Michael Anthony (bass) dan posisi vokalis dijabat oleh si gondrong pirang flamboyan lincah enerjik, David Lee Roth. 

Album ini langsung membuat dunia menoleh gara-gara permainan gitar solo Eddie pada alunan instrumental yang sungguh fenomenal berjudul Eruption di mana ia menampilkan tehnik Tapping yang sejak saat itu mendadak populer kemudian banyak dipelajari dan diikuti oleh para musisi. 

Setelah orang dibuat tercengang-cengang, Eruption akhirnya didapuk sebagai salah satu gitar solo terbaik sepanjang masa. Selain Eruption, lagu-lagu seperti Dance The Night Away (Van Halen II, 1979) yang enak buat berjoget ria atau Unchained (Fair Warning, 1981) juga melesat dan menjadi hit. 

Van Halen bisa dibilang meraih masa keemasannya pada album keenam mereka yaitu 1984, tahun di mana album tersebut dirilis dan saya masih balita. Album ini menampilkan single-single killer macam Jump, Panama dan Hot For Teacher yang asyik berisik ikut meramaikan atmosfer glam rock yang saat itu mewabah. 

Jump yang di dalamnya menampilkan kelincahan jari jemari Eddie menarikan tuts-tuts keyboard memang layak menjadi signature song Van Halen. Lagu ini melesat dan hinggap di peringkat teratas pada Billboard Hot 100 bertahan lima minggu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun