Kau bilang takkan ada yang bisa memisahkan kita
Tidak kucingku, bukan gitarmu, apalagi tumpukan derita
Aku hanya tertawa saat itu
Merasakan manisnya keyakinan yang sebesar keraguan
Kita lupa bahwa bumi berputar
Melahirkan siang & malam
Memacu detak-detik waktu
Mengawinkan musim-musim yang direstui alam
Menyimpan rahasia ombak dari gelapnya samudera yang terdalam
Zona waktu mencampuri asmara kita
Sebagai pemisah yang kini kita sesalkan
Yang membuat mulut kering dalam perdebatan
Kadang terasa kejam namun apalah daya
Ia membuat kita saling merindu
bersama tanya kapankah jarak direkatkan oleh sang waktu
Ia juga memaksa agar kita belajar saling percaya
Meski cemburu selalu siaga memburu
Selamat tidur dariku ketika kau ucap selamat pagi
Kala dingin menjamah tubuhku, panas mentari sudah membakar langitmu
Namun setidaknya masih ada rembulan dan gugusan bintang yang sama untuk kita bagi
   Jam berapa harus menunggu?
   Berapa jam di ambang tunggu?
   Kita berjanji semua ini takkan pergi
   Zona waktu yang tak pernah keliru
   Membuatku mencintaimu
sekali lagi
________________
Paris, 13januari2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H