Susahkah sebuah damai?
Hinakah sebuah cinta?
Ego menjulang tinggi
Empati dibagi setengah hati
Kata maaf sudah terlupa
atau pura-pura lupa
   Pemenang
   Pecundang
   Percuma
Para manusia yang semakin banyak rupa
Keangkuhan bukan jawaban
Apalagi kekuatan
Hanya tempat persembunyian
Untuk orang-orang penuh ketakutan
berkode: p.3.n.g.3.c.u.t
Tembak! Tembakkan terus ia ke angkasa!
Gelegarkan amarah, restui kebiadaban
Jatuhkan nyawa-nyawa tak berdosa
Kau dan sebuah tragedi abadi
Membuat bumi terasa perih di setiap denyutan nadi
Jiwa-jiwa yang hilang
Wajah-wajah malang terbingkai dalam kenang Â
Tak ada lagi yang ditunggu
Siapa lagi yang kan menunggu
Tugas selesai meski langkah belum inginkan pulang
Relakan saja mata-mata itu menatap dalam sebuah tidur panjang
Merintihkan sakit akibat borok-borok kerakusan
Dendam & cuap-cuap dunia yang berkuasa
Takkan teduh, sepuh, segeralah runtuh
Jiwa-jiwa itu
yang terbang & pudar dalam penantian
Hancurnya mimpi-mimpi esok hari
Bersama nama yang mengucap selamat tinggal
Air mata sudah habis
Biarkan mereka pergi
Hari kan berganti
Senyum itu kan kembali
Menggantungkan harum-harum rindu
Saat kemanusiaan masih dipertanyakan
Pada kolong langit yang menjadi saksi
Di pinggiran zaman yang sudah basi!
_________________
d.e.r.b.y.a.s.m.a.n.i.n.g.r.u.m
Paris, 10 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H