Dear Sang Maestro,
Kehadiranmu sangatlah penuh gelora. Kebaikanmu yang begitu mendalam, ketertarikan dan rasa penasaranmu terhadap orang-orang dan dunia telah membuat hatiku tersentuh. Kini yang kau tinggalkan akan hidup, terang dan bersinar. Jenius adalah kata yang amat sempurna untukmu. Terima kasih untuk keindahan, humor, puisi, keaslian, kehebatan, kesenangan dan cinta. Terima kasih telah memberikan semua itu untuk Prancis dan untuk seni. Semoga kau berpulang dalam perjalanan yang damai dan indah. Dengan segenap cintaku. Marion.
Tak ketinggalan rumah mode Chanel yang terletak di Rue Cambon, Paris juga dipenuhi dengan karangan bunga sebagai tanda duka cita kepada “Keiser Karl” (Sang Kaisar Karl, julukan untuk Karl Lagerfeld).
Karl Otto Lagerfeldt lahir pada 10 September 1933 di Hamburg, Jerman. Di permulaan tahun 1950-an, ia dan sang Ibu meninggalkan kampung halaman untuk menetap di Paris, Prancis.
Semasa bersekolah di Paris, ia lebih dulu bercita-cita menjadi seorang karikaturis, bukan untuk menekuni dunia mode. Namun pada tahun 1954 secara tak sengaja ia malah menemukan sebuah brosur tentang perlombaan merancang busana.
Ia pun memutuskan untuk berpartisipasi di mana ia mendesain sebuah mantel berwarna kuning yang kala itu menarik perhatian para juri. Akhirnya Karl keluar sebagai pemenang untuk kategori Manteau (mantel) sedangkan teman yang baru dikenalnya pada saat lomba, Yves Saint Laurent (yang akhirnya juga menjadi ikon mode dunia), memenangkan kategori Robe du Soir (gaun malam).
Ternyata diam-diam Pierre Balmain, seorang perancang busana Prancis ternama dan kebetulan menjadi salah seorang juri di ajang tersebut tertarik dan mengajak Karl muda untuk bekerja dengannya sebagai personal assistant dari tahun 1955 hingga 1962.
Setelah itu Karl bekerja untuk perancang busana Jean Patou sejak 1959 sebagai Artistic Director kemudian bergabung dengan merk lux Chloé di tahun 1963 untuk memperdagangkan koleksi pakaian prêt-à-porter dan aksesoris miliknya.
Ia tetap berkecimpung di bidang ini hingga tahun 1983 namun secara bersamaan ia juga berkolaborasi dengan rumah mode ternama asal Italia, Fendi sejak tahun 1965.
Di tahun 1983 nama rumah mode Chanel mulai redup dan terancam bangkrut dikarenakan sang pendirinya, Coco Chanel yang telah tutup usia. Karl Lagerfeld-lah yang kemudian dipilih untuk meneruskan perjuangan dari perancang busana tersebut dan akhirnya diangkat menjadi Artistic Director untuk brand super mewah tersebut.
Dalam genggamannya, nama Chanel melesat cepat dan kembali berjaya. Di tangan Karl Lagerfeld-lah pagelaran fashion show Chanel selalu terlihat extraordinary, lain daripada yang lain.