Mohon tunggu...
Derby Asmaningrum
Derby Asmaningrum Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Sedang tinggal di negeri orang. Suka musik rock. Pernah bekerja sebagai pramugari di maskapai asing. Lulusan S1 Fikom Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beginilah Rasanya Tinggal di Negeri 4 Musim

31 Desember 2018   00:26 Diperbarui: 31 Desember 2018   00:32 2475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Opéra Plage Beach di kota Nice, sebelah selatan negara Prancis ketika musim panas (foto : Derby Asmaningrum)

Hidup di negeri orang yang memiliki 4 musim buat saya merupakan sebuah pengalaman. Ya, tentu saja karena atmosfernya berbeda dengan suasana di negara sendiri yang beriklim tropis terhampar indah di garis khatulistiwa dan digilir oleh 2 musim, yaitu musim hujan dan musim nyamuk, eh salah, musim kemarau deng, bergantian setiap 6 bulan. Begitu sih teorinya yang diajarin Bu Guru waktu pelajaran.. pelajaran apa ya? Geografi ya? Ahahahah. Lupa Bu Guru! Yang pasti bukan pelajaran Kesenian.

Beberapa teman pun ada yang penasaran dengan habitat baru saya itu. Jika kebetulan ketemu ketika saya sedang balik kampung atau dikala tengah bercakap-cakap lewat aplikasi WA, berbagai pertanyaan bak wartawan lagi ngejar-ngejar artis yang terkena skandal, keluar berjejalan satu demi satu. Pertanyaan top 10 mereka biasanya : "Enak gak sih tinggal di sana? Kalo sedang musim dingin gimana tuh? Lo kedinginan dong kalo lagi musim dingin? Pake bajunya gimana? Di dalam rumah kedinginan gak? Ada matahari nggak sih? Gak bisa jalan-jalan keluar dong? Kalo mandi gimana tuh? Pas musim panas berapa derajat ya? Makan apa lo di sana?" Mmm.. andaikan ada tukang mie ayam, kue putu, bakso dan tahu gejrot... 

Di negara yang menjadi kampungnya mobil Peugeot, Citroën dan Renault ini, ada 4 musim yang selalu bergantian cari muka kira-kira setiap 3 bulan dalam setahun. Mereka akrab dipanggil dengan musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi. Di dalam tiap-tiap musim tersebut terdapat angin dan hujan yang mau ikut-ikutan juga ambil bagian. Tetapi syukurlah mereka semua kompak dan bekerja sama sesuai dengan porsi serta perannya masing-masing.

Musim menurut KBBI Online adalah waktu tertentu yang bertalian dengan keadaan iklim. Diperkuat lagi dengan pengertian dari Wikipedia, musim adalah suatu pembagian di dalam tahun yang ditandai oleh perubahan cuaca, ekologi serta panjang pendeknya siang hari. Di bumi, musim-musim tersebut bisa terjadi dikarenakan oleh kemiringan sumbu bumi dan ketika orbit bumi berada di sekitar matahari.

Musim semi (le Printemps, Maret-Juni)
Musim ini merupakan musim peralihan dari musim dingin ke musim panas yang ditandai dengan temperatur yang perlahan-lahan menghangat, sinar matahari yang mulai rutin serta lebih lama menyapa tak lupa ditandai dengan bunga-bunga yang mulai bermekaran dengan warna-warninya yang sedap dipandang mata. Pohon-pohon yang tadinya gundul kedinginan dipenuhi lagi dengan dedaunan. Enaknya, kegiatan belajar mengajar di sekolah pun diliburkan selama 2 minggu di awal-awal bulan April agar para murid bisa refreshing sejenak menikmati pergantian suasana dari musim sebelumnya.

Musim semi merupakan musim favorit bagi banyak pasangan yang akan menikah, selain musim panas tentunya karena selain mendapat background yang indah buat foto dan pesta taman, suhunya juga tidak bikin cenat-cenut, di pagi hari berkisar antara 10-15 derajat Celsius dan setelah pukul 12 siang biasanya bercokol di angka 22-23 derajat Celsius, tidak terlalu dingin juga nggak kelewat panas. Biasanya Pemerintah Kota di sini juga akan memulai program pemeliharaan kembang-kembang guna mendandani kotanya yang pucat pasi ketika digempur musim dingin. Di area saya tinggal, Pak Walikotanya yang ganteng dan berkharisma memanglah termasuk sosok yang semakin di depan dalam hal penataan kota meski Beliau tidak pernah menunggangi motor Yamaha.

Salah satu sudut jalan dengan pepohonan yang mulai berbunga (foto : Derby Asmaningrum)
Salah satu sudut jalan dengan pepohonan yang mulai berbunga (foto : Derby Asmaningrum)
Pada musim ini matahari terbit sekitar pukul 7 pagi dan terbenam sekitar pukul setengah 9 malam. Dengan siang yang semakin panjang maka Prancis menerapkan sistem Daylight Saving Time (DST). DST adalah sistem yang dimaksudkan untuk "menyimpan cahaya siang hari" di musim panas, karena itu di Eropa sistem ini dikenal sebagai "Waktu Musim Panas". Waktu resmi dimajukan (biasanya) satu jam lebih awal dari zona waktu standar dan diberlakukan selama musim semi dan musim panas. Tujuannya adalah agar kegiatan kerja dan sekolah dimulai dan selesai lebih awal, sehingga ketika warga selesai berkegiatan, masih banyak waktu untuk menikmati siang hari yang terang. Waktu Musim Panas (WMP) biasanya digunakan di wilayah yang beriklim sedang dan kutub karena perbedaan yang cukup besar antara masa hari terang dibandingkan gelap sepanjang musim di wilayah-wilayah tersebut (Wikipedia Bahasa Indonesia).

DST diberlakukan di penghujung bulan Maret (tanggal 25 untuk tahun 2018) dan diinformasikan melalui media massa biasanya 2 hari sebelumnya. Maka ketika jarum jam menunjukkan pukul 2 dinihari pada tanggal 25 Maret, itu berarti langsung menjadi pukul 3 dinihari. Pergantian waktu di telepon genggam saya tidak masalah karena sudah di-set otomatis. Namun untuk jam dinding, saya masih harus memutar jarum jam alias manual dan sayangnya, saya pernah kelupaan sehingga berdampak pada pagi hari yang kocar-kacir...

Dengan diterapkannya DST ini, maka GMT (Greenwich Mean Time) untuk kota Paris dan Prancis keseluruhan dimajukan menjadi GMT+2 (GMT standar untuk Paris adalah +1) yang menjadikan Paris berada 5 jam di belakang Jakarta yang ber-GMT +7 sepanjang tahun karena tidak menerapkan DST. Jika Jakarta termasuk dalam zona waktu Waktu Indonesia Barat (WIB), maka zona waktu untuk Paris adalah Central European Summer Time (CEST) dan kembali menjadi Central European Time (CET) ketika DST sudah tidak digunakan lagi yakni pada musim gugur dan musim dingin. Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, GMT adalah adalah rata-rata waktu surya seperti yang dilihat dari Royal Greenwich Observatory (Observatorium Kerajaan di Greenwich) di Greenwich, London, Inggris, yang melalui konvensi dikenal terletak di 0 derajat garis bujur. Secara teori, tengah hari GMT adalah saat di mana matahari melewati Meridian Greenwich (dan mencapai titik tertinggi di langit di Greenwich).

Selain DST dan GMT di atas yang bikin ribet, di musim ini pun hujan lebat terkadang tak ragu mengguyur. Lebatnya gak cuma sehari dua hari tapi bisa sampai seminggu berturut-turut sepanjang hari tanpa jeda. Jangan salah, di Prancis juga sering terkena banjir parah tapi untungnya bukan di tempat saya, biasanya sih di bagian selatan negara ini. 

Sweater dan celana jeans adalah kostum kebanggaan saya sehari-hari di bulan-bulan ini. Temperatur yang sangat bersahabat juga sering saya manfaatkan untuk jalan-jalan sore, duduk-duduk di taman atau juga jogging. Pokoknya semuanya demi menghirup udara segar guna meredakan hati yang luka seperti yang dicurhatkan tante Betharia Sonata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun