JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN
MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
Oleh : Depy Mulyani, S.Pd.,GrÂ
CGP Angkatan 7 Kab.OKU
Modul 2.2 ini membahas tentang pembelajaran sosial emosional dengan beberapa materi lainnya seperti kompetensi sosial emosional, kesadaran penuh berikut teknik-tekniknya hingga pada bagaimana mengimplementasikan dalam pembelajaran. Berikut ini merupakan hasil refleksi saya terhadap modul 2.2 yang telah saya pelajari.Â
- Peristiwa
Dimulai pada tanggal 08 Februari 2023, diawali dengan pre-test modul 2.2 dengan jumlah soal yang tidak terlalu banyak namun tetap menggunakan soal berbentuk HOTs, saya banyak menemukan kosa kata baru yang berkaitan dengan pembelajaran sosial emosional. Setelah masuk pada materi Mulai dari Diri, lalu berlanjut Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi dan Elaborasi Pemahaman, pemahaman kompetensi sosial emosional semakin dikupas lebih dalam dan detail.
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) itu sendiri adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran Sosial Emosional ini dapat diimplementasikan di kelas atau sekolah dengan 4 indikator yaitu, pembelajaran eksplisit, integrasi dalam pembelajaran guru dan kuirkulum akademik, melalui proses menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah, serta penguatan KSE Tenaga pendidik dan Tenaga Kependidikan.
- Perasaan
Saya sangat tertarik dengan ilmu kejiwaan. Hal-hal yang mengupas tentang bagaimana mengelola emosi diri, apalagi dikaitkan dengan tugas saya sebagai seorang pendidik yang harus berhadapan dengan manusia- murid- dengan keragaman sifat dan watak yang dimilikinya. Tentu saja menjadi sebuah tantangan tersendiri setiap harinya. Saya senang karena apa yang saya pelajari ini merupakan pembelajaran yang memang harus dipahami juga diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, ketika saya sudah siap menyambut murid-murid di kelas, namun yang terlihat adalah keadaan yang sebaliknya, beberapa murid masih ingin bermain, masih ada yang asyik dengan sarapannya, atau bahkan murid yang terlibat perseteruan, sehingga menyebabkan kelas menjadi tidak kondusif. Sewajarnya manusia, pasti akan berubah suasana hatinya, suara menjadi tinggi, wajah memerah atau menggebrak meja melihat situasi yang kacau di depan mata. Namun, dengan adanya lima kompetensi sosial emosional yang saya pelajari, satu diantaranya adalah teknik STOP dengan mengambil napas sejenak, pikiran menjadi terbuka dan hati lebih siap menerima keadaan, sehingga otak bisa berpikir jernih untuk mengambil keputusan. Pada akhirnya, saya bisa memposisikan diri sebagai murid-murid saya saat itu. Berbeda halnya, sebelum saya mempelajari modul 2.2 ini.
- Pembelajaran
Sebagaimana tujuan utama PSE yaitu untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal. Hal ini sejalan dengan filosofi pendidikan KHD yang mengedepankan pembelajaran yang berpusat pada murid sesuai dengan keunikan dan kodratnya masing-masing. Pembelajaran sosial emosional juga mengajarkan pentingnya mengendalikan emosi sebagai pendidik. Pentingnya mengenal diri sendiri, mengelola emosi, bagaimana menempatkan diri dalam berbagai situasi atau saat berelasi, hingga pada cara berpikir jernih dalam mengambil keputusan. Semuanya saya dapatkan pada modul 2.2 ini. Terkait dengan KSE atau kompetensi sosial emosional, ternyata dalam pengimplementasiannya, ada 4 indikator yang menjadi acuannya yaitu pembelajaran eksplisit, integrasi dalam pembelajaran guru dan kuirkulum akademik, melalui proses menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah, serta penguatan KSE Tenaga pendidik dan Tenaga Kependidikan. Keempat indikator tersebut juga masih terkoneksi dengan filosofi pendidikan KHD, Nilai dan peran guru penggerak, visi hingga budaya positif yang diterapkan di kelas maupun sekolah.
- Penerapan
Langkah awal mengimplementasikan KSE adalah dimulai dari diri sendiri, kemudian mulai diterapkan dalam pembelajaran di kelas hingga menjadi bahan diskusi bersama rekan sejawat. Misalkan, dalam kegiatan pembelajaran di kelas, saya memulai dengan memperdengarkan instrument music lembut yang bisa menenangkan hati para murid, lalu ditengah pembelajaran bisa menambahkan ice breaking yang diterapkan secara berkelompok untuk menanamkan keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang baik. Sehingga, diharapkan bisa membawa dampak baik bagi pengendalian diri murid-murid. Kemudian, secara berkelanjutan, membawa kebaikan untuk dirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H