Mohon tunggu...
Depitriadi
Depitriadi Mohon Tunggu... Wartawan -

Tengah giat menulis cerita anak

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Cerita Anak | Kisah Si Midin di Sarang Penyamun

28 Desember 2017   18:36 Diperbarui: 28 Desember 2017   18:52 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada zaman dahulu, tersebutlah seorang pedagang yang sangat sukses. Dia bernama Midin. Di suatu hari semua barang dagangannya habis terjual. Sehingga kantung uangnya penuh terisi oleh emas dan perak. 

Karena tidak ada lagi barang dagangan yang mau dijual, maka Midin bergegas pulang ke rumah. Midin berharap agar bisa sampai di rumah sebelum malam tenggelam. 

Rumah Midin dari pasar cukup jauh. Oleh sebab itu Midin membeli seekor kuda jantan yang gagah perkasa. Midin menaikkan semua tas yang berisi uang ke punggung kudanya, dan memulai perjalanan menuju ke rumah.

Ketika itu sore sudah menjelang, Midin merasa sangat lelah. Midin memutuskan untuk beristirahat di sebuah desa. 

Selesai beristirahat, Midin berencana melanjutkan perjalanannya. Namun belum sempat melangkah, Midin dikejutkan oleh seorang anak kecil.

"Maaf tuan, sepertinya paku sepatu kuda tuan ada satu yang hilang."

Midin melirik anak tersebut dari sudut matanya. Midin tidak mengindahkan ucapan anak tersebut. Midin malah berkata dalam hati.

"Biarin, kan rumahku sudah tidak terlalu jauh lagi. Lagian kalau hilang satu tidak masalah. Kan masih ada paku yang lain yang menahan supaya tidak lepas."

Midin pun berlalu. Sepertinya Midin sudah terburu-buru.

Di perjalanan Midin tidak sedikit pun merasa hirau dengan paku sepatu kudanya yang lepas. Dia terus berjalan sambil bersiul-siul dan sesekali bernyanyi.

Midin sampai di tengah gurun pasir yang berbatu. Midin berpikir, selepas dari gurun tersebut maka akan terlihat pemukiman tempat tinggalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun