Stunting, atau kondisi kekurangan gizi kronis yang mengakibatkan anak memiliki tinggi badan lebih pendek dari standar usianya, merupakan masalah serius yang dihadapi oleh banyak daerah di Indonesia. Kecamatan Cibarusah, yang terletak di Kabupaten Bekasi, tidak terkecuali dari masalah ini.
Kecamatan Cibarusah, dengan populasi yang terus berkembang, menghadapi tantangan gizi yang cukup signifikan. Data tahun 2021 menunjukkan bahwa 11,60% anak-anak di kecamatan ini mengalami stunting. Pada tahun 2022, angka tersebut berhasil diturunkan menjadi 9%, dan pada tahun 2023, angka stunting menurun drastis menjadi 3,98%. Walaupun demikian, tingginya persentase ditahun 2021 dinilai bukan merupakan data yang valid karena terjadi beberapa kekeliruan terhadap penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan pada anak. Hal ini disebabkan belum adanya alat-alat digital yang dapat menghitung hasil lebih akurat.
Menangani kasus ini Dinas Kesehatan memberikan alat-alat digital berupa alat ukur tinggi badan, penimbangan berat badan dan pengukuran lingkar lengan pada anak. Hal ini mempengaruhi angka stunting di Kecamatan Cibarusah sehingga terjadi penurunan angka stunting yang signifikan .
Gerakan "Zero New Stunting" diluncurkan pada awal tahun 2022 sebagai respons langsung untuk menurunkan angka stunting secara drastis. Gerakan ini mengadopsi pendekatan komprehensif dengan  Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif untuk mencapai tujuan "Zero New Stunting".
Gerakan yang diterapkan untuk pencegahan stunting diantaranya dengan penyuluhan dan edukasi gizi yang dilakukan secara rutin kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan keluarga dengan balita yang diselenggarakan di posyandu dan puskesmas. Pemberian makanan tambahan (PMT), yaitu dengan menyediakan makanan tambahan bergizi untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak balita. Fortifikasi makanan dengan memperkaya makanan lokal dengan zat besi, vitamin A, dan mikronutrien lainnya.
Pada Sabtu, 22 Juni 2024, telah dilakukan wawancara bersama Ibu Bidan Nia Pungkaswati, S.Gz, dan Ibu Cicih Kurniasih selaku Tim Pendamping Keluarga (TPK). Kedua narasumber memberikan wawasan mendalam tentang implementasi dan dampak dari gerakan ini.
Ibu Bidan Nia Pungkaswati menjelaskan, "Kami melihat peningkatan signifikan dalam kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang. Program penyuluhan yang kami lakukan secara berkala berhasil mengubah perilaku dan kebiasaan makan di Kecamatan Cibarusah". Ibu Cicih Kurniasih dari Tim Pendamping Keluarga (TPK) menambahkan, "Distribusi makanan tambahan dan fortifikasi makanan lokal sangat membantu dalam menyediakan akses terhadap nutrisi yang dibutuhkan oleh anak-anak dan ibu hamil. Kami juga memperkuat koordinasi dengan posyandu dan puskesmas untuk pemantauan yang lebih efektif".
Setelah dua tahun pelaksanaan, gerakan ini menunjukkan hasil yang signifikan. Berdasarkan data evaluasi akhir tahun 2023, angka stunting di Kecamatan Cibarusah turun dari 11,60% pada tahun 2021 menjadi 3,98% pada tahun 2023. Keberhasilan ini didukung oleh meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan praktik pemberian makan yang baik dan partisipasi aktif dari kader posyandu, kader TP.PKK, TPK, UPTD KB, bidan desa, dan tenaga kesehatan lainya serta tokoh masyarakat, dan keluarga dalam mendukung dan menjalankan program ini.
Gerakan Intervensi Pencegahan Stunting Kecamatan Cibarusah Menuju Zero New Stunting telah menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang terstruktur dan komprehensif, angka stunting dapat diturunkan secara signifikan. Dengan terus meningkatkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan, tujuan untuk mencapai zero new stunting di Kecamatan Cibarusah bukan lagi impian, melainkan kenyataan yang dapat diwujudkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H