Mohon tunggu...
Nemesius Pradipta II
Nemesius Pradipta II Mohon Tunggu... -

Saya adalah saya. Seorang mahasiswa yang ingin mengenal dunia. Tinggal di Ibukota Jakarta berdesakan bersama-sama dengan yang lain

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mari Menyelam Sampai ke Dasar

22 April 2010   10:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:38 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam mata kuliah Filsafat Manusia dijelaskan bahwa salah satu hal yang membedakan manusia dari binatang adalah kemampuan manusia untuk mengambil jarak dari dirinya sendiri. Hal ini terlihat dari cara kita mengintrospeksikan diri. Kemampuan ini membuat manusia menjadi mahluk yang selalu berkembang kearah yang lebih “maju”. Manusia yang tidak berkembang dan stastis adalah orang mati.

Namun, dalam pengalaman sehari-hari sering kita merasa bahwa hidup kita tidak berkembang sebagaimana mestinya dan kita iri pada perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan orang lain. Hal penting yang perlu kita sadari bersama adalah bahwa hidup manusia kurang berkembang, bukan karena kurang kehendak baik (good will), tapi kurang ingatan (memory).

Ada sebuah perupamaan yang indah untuk menjelaskan bagaimana supaya hidup kita bisa lebih berkembang. Jika kita melihat nelayan yang pergi mencari ikan, tentu saja mereka akan bertolak ke tempat yang lebih dalam. Menantang badai dan kematian demi mendapatkan ikan. Namun, justru ditempat itulah mereka dapat menemukan banyak ikan, harta bagi para nelayan. Biasanya kedalaman itu sinar matahari sudah tidak bisa menembusnya lagi. Begitu gelap dan dingin, karena memang kedalamannya menyembunyikan misteri yang tidak seorang pun tahu.

Tempat ini saya pahami sebagai hati manusia. Tempat dimana harta terbesar kita tersembunyi. Maka, satu-satunya cara mendapatkan harta terpendam tersebut adalah dengan menyelami hati kita. Menurut saya, “alat-alat” yang dibutuhkan untuk menyelami hati kita ada tiga hal :

  1. Berdoa. Dengan berdoa kita mohon bantuan Tuhan untuk menyingkapkan kedalaman hati kita. Sebab siapa yang bisa mengetahui kedalaman hati kita selain Tuhan dan diri kita sendiri.
  2. Keheningan. Menjaga keheningan adalah salah satu kunci penting untuk mencapai dasar hati kita. Keheningan dimengerti tidak hanya menutup mulut, tetapi lebih kepada membuka telinga dan hati kita.
  3. Transparansi. Dengan transparansi kita mngupayakan untuk mengenal diri dengan mempertanyakan siapakah aku ini? Melalui transparansi, manusia akan terbuka pada kejernihan dirinya.

Akhirnya, keinginan manusia untuk menemukan harta di kedalaman hatinya merupakan kerinduan manusia untuk mengembangkan dirinya. Kalau begitu apakah manusia berani menyelami hatinyayang gelap dan penuh misteri?? Hanya diri kita yang bisa menjawabnya.

Di ambil dari http://depeholic.wordpress.com/2010/04/22/mari-menyelam-sampai-dasar/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun