Buat sebagian orang tentu saja perjuangan ala Mahatma Gandhi, yaitu puasa mogok makan menentang sebuah sistem yang tidak benar masih sangat awan. Perjuangan ini sangat berat untuk di jalani terutama bagi seorang pengecut, perjuangan ini hanya dapat di lakukan oleh orang-orang yang berani memegang teguh prinsipnya yaitu perjuangan dalam bentuk non violence atau tanpa kekerasan. Pengadilan yang tidak fair dan banyaknya pelanggaran, entah di sengaja atau tidak, di ketahui atau tidak telah membunuh rasa keadilan itu sendiri. Proses keadilan yang tidak mengedepankan asas praduga tidak bersalah jelas bukan merupakan sebuah keadilan yang sebenar-benarnya. Pengadilan itu hanya sebuah kendaraan menuju ketidak-adilan yang lainnya. Hal ini bisa terjadi pada diri kita, diri saya, diri Anda. Tidak hanya pada Anand Krishna. Puasa 41 hari Anand Krishna Puasa yang di lakukan Anand Krishna adalah sebuah bentuk perlawanan terhadap rusaknya sistem peradilan yang tidak sesuai dengan nurani yang sedari awal di kemas dengan skema entri gate yang cukup brilian yaitu pelecehan seksual yang tidak sama sekali tidak terbukti, namun pada prakteknya justru kasus ini menyerang kepada sebuah kebebasan berfikir yang harus di kekang. Pada hal ini pemikiran Anand Krisha. Perjuangan mogok makan tersebut sekali lagi bukan untuk membebaskan Anand Krishna dari proses peradilan, artinya proses pengadilan harus terus berjalan. Namun keputusan hakim Hari Sasangka dalam penetapan penahanan Anand Krishna di Rutan Cipinang harus di cabut karena persidangan belum usai dan keputusan bersalah belum tercapai. Inilah yang di tuntut oleh Anand Krishna dalam perjuangan ala Gandhi tersebut yaitu mogok makan sampai saat ini sudah berlangsung 41 hari. Mengetuk hati Nurani siapa saja Saya adalah orang yang tinggal di Indonesia, sebuah negri yang toleran di mana kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan sangat di junjung tinggi. Dengan ini saya berharap orang-orang dapat melihat jauh lebih kedalam hatinya dan jujur masihkan ada nurani di sana dalam melihat ketidak-adilan. Tulisan ini di peruntukan untuk tidak menyalahkan siapapun tulisan kecil ini hanya untuk mengajak kita sekalian menyelam lebih jauh ke dasar nurani. Mencengkramnya erat-erat kemudian menghentakkan sebuah suara nurani yang jernih, tidak berpihak dan memunculkan nilai-nilai kemanusian yang toleran dalam diri kita. Besar harapan sebuah perjuangan menentang ketidak-adilan harus kita apresiasi karena hal tersebut adalah sebuah kesempatan besar untuk kita merenung sebagai bangsa dana mengatakan apakah kita layak sebagai bangsa jika di dalam bangsa yang kita tinggali terjadi tindak ketidak-adilan yang dilakukan oleh orang-orang yang berkuasa???? Referensi : http://freeanandkrishna.com/ ---------------- Di terbitkan juga di Kompasiana.com Facebook.com bonkcrexs.web.id Rempoa, 18 April 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H