Mohon tunggu...
Fransiscus Deo Putra Saiming
Fransiscus Deo Putra Saiming Mohon Tunggu... Guru - Guru

No komen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

8 Tahapan Psikologi Erik Erikson

26 November 2021   16:40 Diperbarui: 26 November 2021   16:56 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Erik Erikson adalah seorang Psikolog asal Jerman yang terkenal dengan 8 tahapan perkembangan pada manusia. Beliau lahir pada 15 Juni 1902 di Jerman dan meninggal 12 Mei 1994 di Amerika Serikat. Pembentukan karakter pribadi pada anak itu menjadi sesuatu yang penting sekali untuk dipelajari. . 

Beliau mengambil kontroversial Freud tentang teori psikoseksual dan memodifikasinya menjadi delapan tahap psikososial teori perkembangan. Erikson menekankan bahwa ego memberikan kontribusi positif bagi perkembangan dengan menguasai sikap, ide, dan keterampilan pada setiap tahap perkembangan. 

Erikson berpendapat bahwa kepribadian berkembang dalam urutan yang telah ditentukan melalui delapan tahap perkembangan psikososial, dari bayi hingga dewasa. 

Setiap tahap, orang tersebut akan mengalami krisis psikososial yang dapat memiliki hasil positif atau negatif bagi perkembangan kepribadian. Penyelesaian yang berhasil dari setiap tahap menghasilkan kepribadian yang sehat dan perolehan kebajikan dasar. 

8 Tahapan perkembangan psikologi anak menurut Erikson adalah :

  1. Fase Bayi 0 - 18 ( Percaya dan Curiga) : Sikap dasar yang dipelajari bayi ketika ia dapat mempercayai lingkungannya. Anak yang berada di dalam lingkungan yang dipercayainya, maka anak akan berkembang ke arah positif. Penerapannya adalah Kepercayaan ini menyebabkan anak di masa selanjutnya berani melakukan berbagai eksplorasi terhadap lingkungannya.
  2. Fase Kanank - kanak 18 bulan - 3 tahun ( Otonom dan malu malu) : Pada tahap ini difokuskan pada pengembangan rasa kontrol pribadi atas keterampilan fisik dan rasa kemandirian. Penerapannya dalam kehidupan sehari hari Otonomi merupakan dasar kemampuan anak untuk berpikir dan bertindak dengan rasa percaya diri dan mandiri.
  3. Fase awal anak kecil 3 - 5 tahun (Inisiatif dan rasa bersalah) : Anak mulai menunjukkan kekuatan dan kontrolnya akan dunia melalui permainan langsung dan interaksi sosial lainnya.  Penerapannya dalam kehidupan sehari hari Anak yang berhasil dalam tahap ini mempunyai rasa mampu dan kompeten dalam memimpin orang lain.
  4. Fase anak kecil 5 - 13 tahun ( Percaya diri dan rendah diri) Tahap dimana anak memperoleh berbagai pengalaman akademik yang dikembangkan oleh sekolah, pada masa ini anak memasuki dunia nyata. Penerapannya dalam kehidupan sehari hari Anak mulai mengembangkan perasaan bangga terhadap keberhasilan dan kemampuan mereka.
  5. Fase remaja 13 - 21 tahun ( identitas dan kekacuan peran) : Dalam tahap ini remaja mencari rasa diri dan identitas pribadi, melalui eksplorasi nilai-nilai pribadi, keyakinan dan tujuan hidup. Penerapannya dalam kehidupan sehari hari Dalam tahap ini, anak berdampingan dengan masa pubertas menuju kedewasaan. 
  6. Fase dewasa 21 - 40 tahun ( Keintiman dan isolasi ) : Tahapan ini merupakan tahapan Sexsual Matuality yang diwujudkan melalui komitmen dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Jika mereka mengalami kegagalan maka muncul rasa keterasingan dan jarak dalam berinteraksi. Penerapannya dalam kehidupan sehari hari mereka yang memiliki sedikit kepekaan diri cenderung memiliki kekurangan komitmen dalam menjalin suatu hubungan dan lebih sering terisolasi secara emosional, kesendirian dan depresi . 
  7. Fase paruh baya 40 - 60 tahun ( Peduli dan stagnansi ) : Salah satu tugas yang harus dicapai yaitu dengan mengabdikan diri guna mendapatkan keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu (generativitas) dengan tidak berbuat apa-apa. Penerapannya Pada tahap ini, mereka melanjutkan membangun hidupnya berfokus terhadap karir dan keluarga.  
  8. Fase lansia lebih dari 60 tahun ( Integritas dan putus asa) : Dalam tahapan ini, seseorang dapat melihat kembali kehidupan yang telah dijalani dan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan yang belum terselesaikan.  Penerapannya dalam kehidupan sehari hari Individu ini akan mencapai kebijaksanaan, dan penuh dengan pertimbangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun