Negara Indonesia merupakan negara agraris, dimana sumber mata pencaharian utama masyarakatnya adalah di bidang pertanian. Hal ini dilatar belakangi oleh letak geografis Indonesia yang berada di daerah tropis, sehingga keadaan cuaca, tanah dan sumber daya lainnya di setiap daerah di Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk dapat mengembangkan sektor pertanian. Pendayagunaan sumber daya pertanian menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas pertanian sehingga sumber daya yang terbatas itu harus dialokasikan seefisien mungkin.
Jagung mempunyai peran strategis perekonomian nasional, mengingat fungsinya yang multiguna. Jagung dapat dimanfaatkan untuk pangan, pakan, dan bahan baku industri. Dalam perekonomian nasional, jagung penyumbang terbesar kedua setelah padi dalam subsektor tanaman pangan. Sumbangan jagung terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus meningkat setiap tahun, sekalipun pada saat krisis ekonomi. Kebutuhan jagung di Indonesia pada tahun 2004 cukup besar, yaitu lebih dari 10 juta ton pipilan kering per tahun.
Kandungan yang terdapat pada jagung cukup mengesankan seperti Kalori: 177 kkal, Karbohidrat: 41 gr ,Protein: 5,4 gr ,Serat: 4,6 gr, Lemak: 2,1 gr ,Vitamin C, Tiamin, Magnesium, Folat, Kalium, VitaminA, fosfor, Mangan, Zat Besi Selain itu, jagung juga mengandung vitamin B2, B3, dan B6, B12, Magnesium, Zinc, dan juga berbagai nutrisi lainnya yang tidak bisa dilewatkan. Â
Menurut Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Panen, penanganan pascapanen yang kurang baik menyebabkan kehilangan hasil jagung masih tinggi, berkisar antara 15-20%. Kehilangan hasil panen produksi pada umumnya terjadi pada saat proses panen dan pascapanen. Kehilangan hasil jagung pada pascapanen dapat berupa kehilangan kuantitatif dan kualitatif. Kehilangan kuantitatif diakibatkan karena hasil yang tertinggal di lapangan waktu panen, tercecer saat pengangkutan, atau tidak terpippil saat melakukan perontokan jagung. Kehilangan kualitatif merupakan penurunan mutu hasil akibat butir rusak, butir berkecambah, atau biji keriput selama proses pengeringan, pemipilan, pengangkutan atau penyimpanan. Penanganan pascapanen jagung dapat dilakukan dengan cara manual dan mekanis.
Pemipilan biji jagung secara manual dilakukan dengan cara memipil biji satu per satu dari tongkolnya, baik dengan tangan maupun dengan bantuan alat sederhana. Pemipilan biji dengan tangan akan tidak akan terjadi kerusakan fisik biji meskipun pada saat pemipilan kadar air biji tinggi (>30%). Cara pemipilan menggunakan tangan memiliki kerugian yaitu memerlukan waktu yang lama dan membutuhkan banyak tenaga kerja. Cara lain yang banyak dilakukan pemipilan jagung pada saat kadar air biji masih tinggi adalah dengan memasukkan jagung ke dalam kantung, kemudian didiamkan selama 24 jam, lalu jagung yang masih berada didalam kantung tersebut dipukul-pukul. Cara pemipilan dengan bantuan alat sederhana ini menyebabkan banyak biji yang mengalami kerusakan, terutama pada saat kadar air biji masih tinggi. Cara-cara tersebut masih dikatakan kurang efektif dalam efisiensi waktu dan hasil yang didapatkan.
Alat perontok jagung menggunakan mesin pompa air bekas dapat menjadi salah satu solusi bagi para petani jagugn dalam menangani pascapanen saat pemipilan biji jagung agar efisien waktu dan biji yang dipipil tidak mengalami banyak kerusakan serta hemat biaya karena banyak menggunakan barang yang sudah tidak terpakai dalam pembuatannya. Untuk pengoperasiannya pun cukup sederhara hanya membutuhkan satu tenaga kerja disetiap mesin. Pembuatan alat perontok biji jagung hanya memerlukan pompa air, kayu, ban bekas, paku, besi, dll. Pertama kayu berbentuk balok atau tabung dihaluskan, kemudian diberikan lubang di tengah pada kedua ujung tabung kayu ini bertujuan untuk memasukkannya ke pompa air agar dapat berputar. Tabung kayu tadi diberi ban bekas yang sudah dipotong kecil memanjang sebagai perontok jagung nantinya.  Â
Saat pemipilan dilakukan agar tidak ada biji jagung yang kelaur kemana-mana diberikan penutup dari kayu dan karung pada ujungnya (relative). Pada alat perontok jagung menggunakan pompa air bekas diberikan saklar untuk menghidupkan dan mematikan mesin jika tidak dipakai agar lebih aman dalam penggunaannya.
Nugget merupakan makanan siap saji (fast food) yang sudah sangat terkenal dan sangat digemari oleh semua kalangan baik anak-anak hingga orang dewasa (Wijayanti et al, 2020). Nugget berbahan dasar jagung akan menjadi salah satu alternatif baru bagi konsumen yang menginginkan makanan yang sehat. Nugget jagung juga akan menjadi pilihan utama bagi konsumen yang memiliki gaya hidup 'vegetarian' (Arisandi et al, 2020).Â
Nugget jagung sendiri bisa meningkatkan nilai ekonomis dan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat Desa. Biasanya jagung hanya dijual langsung tanpa dijadikan apapun dulu, dengan adanya penyuluhan ini maka jagung bisa diolah menjadi bahan makanan atau makanan siap saji yang dapat dinikmati oleh kalangan apapun (Sunaryo et al, 2021).Â
Pembuatan nugget sendiri tidak susah, yaitu sebagai berikut: