Di sebuah desa kecil, hiduplah empat sahabat bernama Amrin, Markus, Esron, dan Mazmur. Mereka terkenal sebagai sahabat karib yang selalu bersama, baik dalam suka maupun duka. Namun, masing-masing dari mereka memiliki kebiasaan unik yang sering kali membuat orang lain geleng-geleng kepala. Suatu hari, keempat sahabat ini sedang duduk di warung kopi milik Pak Karto. Mereka berbincang-bincang sambil menikmati secangkir kopi dan pisang goreng. Amrin, yang terkenal sebagai orang yang selalu tepat waktu, mulai berbicara, "Kalian tahu, aku ini tidak pernah terlambat. Waktu adalah hal yang paling berharga, dan aku selalu memastikan untuk datang tepat waktu ke mana pun." Markus, yang selalu ceroboh dalam segala hal, langsung menanggapi, "Iya, Amrin. Tapi aku ingat, kau pernah datang terlambat ke pernikahan adikmu sendiri karena lupa menyalakan alarm!" Semua tertawa mendengar cerita itu, kecuali Amrin yang hanya tersenyum malu-malu. Esron, yang terkenal sangat pelit, kemudian berkata, "Itu belum seberapa. Yang penting, kita harus selalu hemat dalam segala hal. Tidak ada gunanya membuang-buang uang untuk hal-hal yang tidak perlu." Mazmur, yang suka berbicara blak-blakan, sambil tertawa lebar menimpali, "Hemat itu bagus, Esron. Tapi kalau sampai kamu menawar harga pisang goreng di warung Pak Karto yang sudah jelas murah, itu namanya pelit luar biasa!" Sekali lagi, mereka tertawa terbahak-bahak. Esron pun hanya bisa tersenyum kecut, menyadari bahwa kebiasaan pelitnya memang sudah menjadi bahan candaan teman-temannya. Pak Karto, yang mendengar obrolan mereka dari balik dapur, tiba-tiba keluar dan berkata, "Hei, kalian ini memang punya kebiasaan yang unik. Tapi jangan lupa, kebiasaan buruk itu bisa diubah asalkan kalian mau berusaha." Markus yang ceroboh, Esron yang pelit, Mazmur yang suka bicara blak-blakan, dan Amrin yang kadang lupa, semuanya tersenyum. Mereka sadar bahwa meskipun kebiasaan mereka kadang membuat orang lain tertawa, persahabatan mereka tetaplah yang paling penting. Sejak hari itu, meski kebiasaan-kebiasaan mereka masih tetap ada, keempat sahabat ini berjanji untuk selalu saling mendukung dan berusaha memperbaiki diri. Setidaknya, untuk hari-hari yang akan datang, mereka akan mencoba tidak terlalu sering membuat Pak Karto geleng-geleng kepala lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H