Mohon tunggu...
Deny ChristopherLumino
Deny ChristopherLumino Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Murid, Pelajar

Saya merupakan siswa yang tertarik dengan Ilmu Pengetahuan Alam (Science), bacaan fiksi (comic, manga, dll), aneka-ragam filsafat, dan video-games.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengingat & Melestarikan Budaya Nusantara: "Randai"

17 Oktober 2024   19:17 Diperbarui: 17 Oktober 2024   19:19 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Randai adalah seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat.

Pertunjukan ini merupakan gabungan dari drama, tari, musik, dan pencak silat yang dimainkan secara berkelompok. Randai biasanya mengangkat cerita rakyat atau legenda Minangkabau yang sarat akan pesan moral, seperti kisah Malin Kundang. Seni ini diperkirakan telah ada sejak zaman dahulu dan berkembang sebagai hiburan & sarana pembelajaran adat dan moral. Gerakan-gerakan dalam Randai terinspirasi dari pencak silat, yang dipadukan dengan dialog dan nyanyian, serta diiringi oleh musik tradisional seperti talempong dan gendang.

Sumber - http://mgc.sastraminang.fib.unand.ac.id
Sumber - http://mgc.sastraminang.fib.unand.ac.id

Pertunjukan Randai dimainkan dalam formasi lingkaran, dengan para pemain mengenakan pakaian tradisional Minangkabau seperti galembong (celana longgar), yang juga digunakan untuk menghasilkan bunyi ritmis saat mereka menepukkan tangan ke celana.

Dalam pertunjukan, dialog, lagu, dan gerakan silat dilakukan secara dinamis dan kolaboratif. Randai tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai sosial, moral, serta kearifan lokal. Nilai-nilai seperti gotong royong, kebersamaan, dan tanggung jawab sosial tercermin dalam setiap kisah yang dibawakan. Meskipun menghadapi tantangan dalam mempertahankan popularitasnya di kalangan generasi muda, Randai tetap dilestarikan dan dipentaskan dalam berbagai acara adat dan festival budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun