Surabaya, 20 November 2024 -- Jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2024, dunia politik di provinsi dengan lebih dari 40 juta jiwa ini semakin memanas. Isu-isu strategis mengenai koalisi partai, calon yang akan bertarung, serta dinamika politik lokal kini jadi topik hangat di kalangan masyarakat. Meski Pemilu masih beberapa bulan lagi, kontestasi politik di Jatim sudah mulai menunjukkan tanda-tanda ketegangan.
Koalisi Partai yang Terpecah:
Salah satu dinamika yang cukup mencolok adalah terpecahnya beberapa koalisi partai besar yang sebelumnya dianggap solid. Di satu sisi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang memiliki pengaruh besar di Jawa Timur, dikabarkan masih mempertimbangkan beberapa figur untuk diusung sebagai calon gubernur. Nama Puan Maharani, Ketua DPR RI, menjadi pilihan utama PDI-P, meskipun masih ada beberapa nama lainnya yang disebut-sebut berpotensi. Keputusan ini dinilai penting, karena PDI-P membutuhkan strategi solid untuk mempertahankan dominasi mereka di Jawa Timur.
Namun, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang memiliki basis suara kuat di kalangan Nahdlatul Ulama (NU), tampaknya mulai menurunkan tingkat kesetiaannya terhadap PDI-P. PKB yang sebelumnya merupakan sekutu utama PDI-P, kini mencari dukungan untuk calon lain, yang kemungkinan besar adalah Khofifah Indar Parawansa, gubernur incumbent. Kekuatan Khofifah di kalangan warga NU dan pemilih tradisional Jawa Timur membuatnya tetap menjadi calon yang kuat, meskipun hubungan partai politik saat ini lebih dinamis dan terbuka.
Di sisi lain, Partai Gerindra yang juga semakin menancapkan pengaruhnya di Jawa Timur, terlihat tidak ingin kalah bersaing. Gerindra diperkirakan akan mencalonkan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sebagai alternatif dari dua nama besar tersebut. Gus Ipul yang merupakan mantan Wakil Gubernur Jatim dan memiliki jaringan luas di daerah, dipercaya mampu menarik dukungan dari kalangan masyarakat menengah ke bawah dan mereka yang kecewa dengan kepemimpinan saat ini.
Kandidat Baru, Muda dan Dinamis:
Selain kandidat lama, muncul juga nama-nama baru yang membawa angin segar dalam dunia politik Jawa Timur. Salah satunya adalah Moch. Nur Arifin, Bupati Trenggalek yang dikenal dengan gebrakan pembangunan di daerahnya. Sosok muda yang dinilai cerdas dan dekat dengan rakyat ini memiliki peluang untuk menjadi pilihan baru bagi pemilih muda yang mendambakan perubahan.
Kemunculan nama-nama baru ini memperlihatkan bahwa Pilgub Jawa Timur 2024 tidak hanya diwarnai oleh pertarungan antara politisi lama, tetapi juga menjadi ajang bagi generasi muda untuk tampil lebih banyak dalam panggung politik.
Polarisasi dan Isu Sosial:
Meskipun pesta demokrasi ini semakin dekat, Pilgub Jatim kali ini juga diprediksi akan diwarnai oleh polarisasi yang lebih tajam. Di tengah ketegangan antarpartai, isu sosial yang lebih sensitif seperti masalah kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan pembangunan daerah akan menjadi tema utama dalam debat calon gubernur. Persaingan untuk mendapatkan dukungan dari kalangan masyarakat yang merasa terpinggirkan bisa menjadi salah satu titik tolak bagi kandidat untuk memperkenalkan program-program perubahan.