seni pertunjukan efektif dalam menyebarkan berbagai agama. Berawal dari agama Hindu melalui cerita Ramayana dan Mahabharata, kemudian saat masuknya Islam, ketika pertunjukan yang menampilkan "Tuhan" dalam wujud manusia dilarang, muncullah boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi pertunjukan yang ditonton hanyalah bayangannya saja. Jenis wayang ini lebih dikenal dengan wayang kulit.
Wayang, warisan budaya leluhur bangsa Indonesia kian terkikis pamornya oleh budaya masa kini. Masyarakat Indonesia sebagai pelaku dan penikmat budaya merasakan aura kemunduran pemahaman makna budaya bangsa. Â Wayang yang penyebarannya di Indonesia berawal dari sebuahSelanjutnya, perkembangan wayang pada dari abad 19 hingga abad 20 tidak lepas dari para dalang yang terus mengembangkan seni tradisional ini. Salah satunya almarhum Ki H. Asep Sunandar Sunarya yang telah memberikan inovasi terhadap wayang agar bisa mengikuti perkembangan zaman dan dikenal dunia.
Pertunjukan boneka tidak hanya ada di Indonesia karena banyak pula negara lain yang memiliki pertunjukan boneka. Namun, pertunjukan boneka (Wayang) di Indonesia memiliki gaya tutur dan keunikan tersendiri, yang merupakan mahakarya asli dari Indonesia. Untuk itulah UNESCO memasukannya ke dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia (Intangible Cultural Heritage) pada 2003 dan menetapkan wayang sebagai pertunjukan boneka bayangan tersohor dari Indonesia sebagai Warisan Mahakarya Dunia yang Tak Ternilai dalam Seni Bertutur (bahasa Inggris : Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Di jaman masa kini, mungkin untuk mengurangi kemunduran memaknai wayang sebagai warisan budaya, sebagai penerus bangsa perlu melakukan akulturasi budaya tanpa mengurangi kekhasan wayang itu sendiri. Misalnya: dengan menampilkan cerita wayang yang di adopsi dari cerita hidup masa kini yang lebih mengesankan tradisional modern. Hal ini dilakukan guna menyesuaikan dengan perkembangan jaman agar ketertarikan masyarakat akan wayang sebagai khasaha budaya bangsa Indonesia tidak terkalahkan dengan budaya yang lebih atraktif yang sesuai dengan selera masyarakat jaman kekinian. Tapi tidak menutup kemungkinan, kekhasan wayang juga tidak perlu dihilangkan, seperti : bahan pembuatan wayang, bahasa yang digunakan, dan alat musik yang mengiringi pertunjukan wayang.
Nah, semoga tulisan sederhana ini dapat membuka hati dan pikiran kita untuk selalu melestarikan budaya warisan nenek moyang kita di jaman modern ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H