Euphoria duniawi di jaman kekinian sungguh tak dapat terbantahkan oleh akal maupun pikiran nyata. Kesenangan akan nikmat duniawi tak bisa kita hindari sebagai manusia yang hidup bermasyarakat. Sehingga apa yang bisa kita lihat, itulah yang bisa kita jadikan tolak ukur akan keberhasilan suatu perbuatan manusia. Terkadang manusia memandang sebelah mata akan tolak ukur yang seharusnya. Manusia lebih cenderung mengukur kesuksesan seseorang dari sisi kuantitas daripada kualitas. Seseorang yang sukses di kehidupannya diukur dari materi yang dia peroleh, gaya hidup, dan pengakuan khalayak tentangnya. Hal - hal lain seperti : kepuasan hidup, ketenangan jiwa, dan kebahagian, mungkin bukan menjadi tolak ukur kesuksesan seseorang.
Seseorang dikatakan sukses dilihat dari :
- Materi yang dia peroleh;
- Kekuasan yang dia duduki termasuk jabatan pekerjaannya;
- Tingkat pengaruh di masyarakat; dan
- Prestasi yang diperolehnya.
Tolak ukur kesuksesan yang sebenarnya meliputi :
- Tingkat kepuasan hidup, sehat dan tidak terlilit hutang - piutang yang membebani;
- Tingginya ketenangan hidup tanpa adanya gangguan, tekanan, dan paksaan dari orang seorang ataupun golongan; serta
- Tingkat kebahagiaan seseorang menjalani hidup dalam membina keluarga dan hubungannya dengan lingkungan sekitar.
Apakah seseorang yang memiliki prestasi yang baik tetapi tidak bisa memberikan manfaat akan prestasinya bisa dikatakan seseorang itu sukses?
Atau seorang anak yang berhasil menunjukkan pencapaian dalam jabatannya tetapi tidak bisa menjaga orang tuanya juga bisa dikatakan anak tersebut sukses?
Apakah orang tuanya bisa dikatakan sukses dalam mendidik anaknya sedangkan menjenguk orang tuanya saja terhalang oleh kesibukan mengejar promosi jabatannya?
Selain itu, terkadang kita menemukan peristiwa hidup seorang public figur  yang memiliki harta berlimpah, prestasi yang menjulang tinggi, memiliki pengaruh global, namum dia mengakhiri hidupnya dengan cara - cara yang tragis. Ada juga yang terlibat dalam kasus obat - obatan terlarang.
Nah, kita lebih cenderung mengukur kesuksesan seseorang dari segi manakah? ataukah kita akan mewujudkan kesuksesan hidup dari sisi yang manakah?
Kesuksesan hidup ditentukan oleh kita sendiri, bukan ditentukan oleh cara pandang orang lain akan kesuksesan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H