Pada hari ini tiada terlihat seorang pun mereka, mereka yang dahulu senang bercanda dan tertawa kini entah kemana. Saat memandang langit sungguh masih teringat paras dan mimik wajah tiap-tiap dari mereka. Setiapnya menyapa satu sama lain, menyinggung berbagai tata bicara melunak ataupun kasar. Masing-masing saling menatap, saling bertukar rasa. Setiap bertemu saling mengungkap apa yang dipendam lama, meluruh waktu pun tetap dalam suasana yang berbeda-beda. Menelusuri ke belakang semestinya setiapnya memperoleh apa yang dinamakan ‘sayang’, namun terkadang apa yang dikatakan benci juga ada. Keduanya menjadi dilema dalam setiap perjalanannya, meskipun demikian jika diingat hingga ke depan mungkin akan menjadi suatu memori yang mengesankan dan sulit terlupakan. Hingga saat ini semuanya terasa berarti, meski mereka sekarang bagaimana, berada, apa yang dilakukannya pun tiada terduga dan berbeda-beda. Hari ini terasa sepi sekali, sunyi tanpa mereka meski tanpa bicara dan menyapa mungkin hanya dengan melihat muka mereka setidaknya dapat memperlihatkan bayangan akan tentangnya. Hanya satu yang dapat mewujudkannya, tanpa bicara, tanpa merasa namun cukup mendunia ialah buku muka (facebook).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H