Mohon tunggu...
M Rahmat Denya
M Rahmat Denya Mohon Tunggu... -

asal : Jawa Barat lahir : Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Dunia Mikro 2

13 Desember 2012   02:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:46 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia Mikro Part 2

(Micronews) beberapa golongan bakteri dan Jamur berdemonstrasi di depan kantor KPMK (Komite Persatuan Makhluk Kecil) mereka menuntut agar pencabutan status virus sebagai kelompok mikroba. Menurut salah satu perwakilan demonstran Lacto, “Virus lebih sering merugikan bukan hanya bagi makhluk besar, namun makhluk kecil juga”. Sementara itu KPMK yang diwakili oleh Pleurotus,akan segera melakukan rapat darurat mengenai masalah ini dan dalam waktu dekat akan mengumumkan hasilnya. Setelah mendengar penjelasan itu, para demonstran membubarkan diri dan pulang ke tempatnya masing-masing.

Pada selasarteras di bawah rimbunan Psidium , si Cuman sedang asyik membaca Koran yang baru dikirim oleh loper, mulutnya berceloteh “hahaha…. mampus lo virus, bagus-bagus”. Tiba-tiba si Parase datang, mukanya terlihat merah, rambutnya acak2n, persis menyerupai setan “gondol” sambil membawa Koran yang dia beli di pasar dia marah-marah kepada siCuman.

“Kurang hajar, nih bakteriiiiii sialan.... apa maksudnya ini,” sembari memperlihatkan Koran itu pada si Cuman.

“hoi.. baru datang dah marah-marah, bukannya ucapin salam,” balas si Cuman geram

“Sorry man, gue kesel banget sama Koran nih,.. coba lo baca man, keterlaluan gak tuh” sambil memberikan Koran kepada Cuman.

“ah, Koran lo sama Koran gue sama , mang berita apa yang buat lo jadi kesel gini rase?” Tanya cuman pura-pura tak tahu

“liat nih Man, beritanya.. mau ngehapus virus dari mikroba.. keterlaluan banget,” desah Parase semakin geram.

“mana.. gue liat” kemudian si Cuman tertawa terbahak-bahak “ hahahahahahha”. Si Parase terlihat semakin kesal, namun si Cuman tetap tidak bisa menghentikan tawanya.

Meskipun kesal, Parase tetap penasaran bertanya “gue kesello ketawa, apa sih yang lucu?”

“hahahahaha…. Sorry Man, tapi biarin gue selesain .. dulu ini” masih tertawa terbahak-bahak

“apanya yang diselesain, gue dah gak sabar nih,” desak Parase.

“hahahha… parase-parase.. bukannya bodoh tuh Koran, yang demo juga.. ngerti gak lo?,” jawab Cuman tenang sambil menepuk tubuh parase yang kecilitu.

“maksud lo Man? Jangan ngasal ngomong lo, gue dah super duper kesel nih lo malah tenang-tenang aja,” Parase semakin naik pitam.

“Gue tenang??.. ya iyalah wong bukan gue yang “digugat” … hahahahaha” Cuman kembali tertawa.

Merasa tidak dihargai Parase menjadi sangat marah, namun karena Cuman merupakan teman baiknya dia enggan untuk menyakitinya. Dia memilih untuk pergi dari hadapan Cuman, akan tetapi sahabatnya tersebut menahannya.

“Tunggu dulu dong Rase, jangan pergi gitu aja dengerin gue dulu dewh,” pinta Cuman.

Parase menghentikan langkahnya , tiba-tiba air mengucur dari matanya, dia menangis.

“hiks-hiks.. kenapa sih mereka kejam banget sama gue dan sodara gue padahal kan gue gak pernah ganggu mereka,” isak Parase mengiba pada Cuman.

“Oke-oke tenang dulu , gue jelasin deh gini,” kata Cumanmenenangkan

“tadi kan gue bilang mereka bodoh itu memang bener, coba lo pikirin pertama untuk apa mereka pada demo-demo gitu banyak ruginya… duit habis, waktu habis, tapi tugas gak selesai satupun”

“Kedua lo kan emang bukan mikroba, kenapa mereka harus protes… yang namanya mikroba tuh syarat utamanya yakni punya sel dan organogenesis bukan cuma materi aja kayak lo ,” kata Cuman sedikit senyum.

“jadi gue pikir itu mah akal-akalan dari beberapa “Penguasa” yang ingin menghancurkan dunia mikro kita, mereka provokasi beberapa mahkluk yang memang kontra pemerintah,” sambung Cuman.

“Lo inget gak dengan G30S tahun 1965 , PKI kan jadi “sasaran tembak” media, padahal itu hanya perebutan kekuasaan antar sesama,” tambah Cuman.

“sekarang lo dan teman-teman lo yang menjadi sasarannya, karena sifat kalian… maaf sebelumnya yang merusak dan merugikan,” bela Cuman.

“dalam hal ini media yang tidak taat “asas” menjadi perantara provokasi tersebut sehingga propaganda terlihat seperti berhasil padahal gagal,” kata Cuman

“kenapa gagal? Kan mereka ada di Koran gini,” sela Parase menghentikan tangisannya.

“alasannya kenapa gagal karena mereka semuanya bodoh, cuma ikut-ikutan gak menganalisis lebih dalam lagi, akibatnya gak akan ada kata sepakat,” kata Cuman.

“lo bayangin dah capek2 demo, akhrnya bubar cuma karena kata-kata “manis” dari KPMK.. tapi seperti yang sudah-sudah aspirasi itu gak pernah sampai dan dibahas,” Cuman beralasan.

“jadi lo tenang aja, itu cuma gertakan ringan… lagian siapa yang berani melawan golongan virus kayak lo… sekali “sengat” aja langsung.. kelepek.” Tutup Cuman.

“Bener juga ya Man kata lo, gue kan kuat.. kenapa harus takut, tinggal gue infeksi aja mereka selesai urusan…. Kenapa gak dipikirin dari tadi..,” ujar Parase angkuh.

“Hush.. lo jangan sombong juga, kalau mereka manfaatin virus lain yang lebih kuat tapi “pro” mereka, bisa apa lo?,” imbuh Cuman mengingatkan.

Tiba-tiba wajah Parase manjadi pucat, tubuhnya bergetar“be-be ner juga lo bilang sekarang kan banyak yang menjadi “penghianat” bangsa,”.

“Itu yang namanya konspirasi Rase, ini lebih keji dari politik, fitnah bahkan pembunuhan.. lo bayangin sekali masuk ke dalamnya lo seakan ada di “black hole” yang artinya lo gak bisa balik ke asal lo lagi….,” Ancam Cuman.

“serem juga ya Rase, gue jadi takut,” ujar Parase merinding.

“Hahahaha.. rase kenapa takut mang hantu… tapi mang bener sih harus diwaspadai juga Rase , …jangan salah mereka ada di sekitar kita dalam bentuk apapun.. orang baik, jahat atau pemim pun bisa terjebak dalam konspirasi ini,” ujar Cuman.

“itu para pengamat suka bilang istilah ini jadi “Gerakan di bawah alam sadar,” karena motonya “menyimpan rahasia yang terbaik itu di tempat umum, lo bayangin ndri deh,” tambah Cuman.

“gue gak bisa ngebayangin kalau memang nyata gerakan itu pasti bumi dah hancur,” pikir Parase.

“gerakan tuh mang nyata Rase dan bumi telah mulai memasuki kehancurannya,” Cuman kembali mengingatkan.

“tadi lo bilang dibawah alam sadar, kan artinya hanya mimpi…gimana sih lo?,” sela Parase.

“maksud gue gini… kita aja bisa melakukan itu tanpa sadar, misalnya kita buat kerja sama dengan temen yang kita anggap benci, di depan dia kita omongin yang baik di belakang kita ceritain keburukannya pada yang lain, itu juga konspirasi Rase..,” jelas Cuman.

“Sok tahu lo, Man kebanyakan baca buku sih, itu mah namanya gossip… gue juga suka banget yang gitu mah,” ujar Parase terkekeh.

“itu juga bagiannya.. pokoknya jahat,” Bela Cuman.

“jangan salah lo Man, orang yang digosipin gak selalu jadi buruk.. bisa juga naik pamornya contohnya Aa gym yang kembali rujuk sama the ninih kan asalnya Cuma gossip.. kan bagus tuh buat kebahagiaan keduanya..,” ujar Parase menolak.

“ah itu mah akal-akalin ustadz nya aja, soalnya kan selama ini pamornya jadi turun,, supaya bisa naik lagi makannya jadi baikkan lagi,” Cuman kembali membela.

“nah-nah ini ni perbuatan “Suudzon” berburuk sangka lebih buruk dari “Husnudzon” lo tau kan,” kata Parase mengingatkan.

“trus gossip tuh ap coba?,” usut Cuman.

“digosok makin sip,” jawab Parase.

“dodol lo mah,” timpal Cuman.

“gue Virus bukan dodol, gimana sih lo,” jawab Parase lagi.

“terserah lo, lah gue mau kerja nih…di “ladang”,” kata Cuman.

“yang ada juga lo ladang gue…. Hahahahahaha,” goda Parase..

Cuman hanya diam, dia sendiri memang bingung mau mengerjakan apa karena pekerjaannya menginfeksi manusia harus segera dihentikan kalau tidak ini akan menjadi “senjata makan tuan” baginya malangnya Cuman…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun