Mohon tunggu...
Deny Sofyan
Deny Sofyan Mohon Tunggu... -

menggenggam pena adalah bahagia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Di Pematang Paling Sepi

29 Maret 2015   15:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:50 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sehampar bebunga yang ranum dalam mimpi percikan mataair pemberi asa

Bercerita beburung di bukit sunyi yang terdiam di balik pepohonan kering

Bayang-bayang pun mengudara dikejar angin,dikejar beliung badai

Hamparan rumput terdampar di sisi sawah

menghiba,menanti kembali berderma

Sekuat apa setelah layu, belum tentu menjulang

Aku masih di bibir pematang paling sepi bersama sanubari menanti lembayung menyambut

Menunggu genangan gerimis merinai menebar cinta sejengkal walau selebar pipit merentang di jagat raya yang maha

Di pematang paling sepi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun