Mohon tunggu...
Deny Goler
Deny Goler Mohon Tunggu... -

hidup untuk berpikir.\r\ndan mencari sebuah kepastian dalam kebenaran.\r\nsehingga menjadi manusia yang sempurna di mata Tuhan.\r\ndan beriman kepada allah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Saatnya Mahasiswa Bicara dan Bergerak

24 Januari 2012   10:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:30 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Melihat realitas dalam insiden ruang lingkup dunia akademik banyak cerita baik dari mahasiswa terhadap kampus. Dosen terhadap kampus dan juga para petiggi kampus terhadap mahasiswa. Proses interaksi antara komponen civitas akademika merupakan bentuk edukasionalisasi tanpa henti.

Kita melihat realitas hari ini bahwasannya dunia pendidikan (kampus) ada kesimpang siuran arah di dalam proses untuk apa pendidikan tinggi dilaksanakan. Sebab yang namanya dunia kampus adalah dunia pendidikan bukan dunia bisnis.

Tapi kita melihat fakta berbicara bahwasannya dunia kampus atau dunia pendidikan telah di mengikuti pola dunia usaha atau bisnis. Hal ini mejadikan kampus mulai tergerus etika normatif pendidikan.

Tidak selayaknya manajemen kampus yang hanya bekerja sekedar duduk-duduk manis di bangku empuknya. Tidak mampu merasakan tidak enakya duduk dibangku kuliah beralaskan kayu. Kampus tanpa manajemen baik tidak mampu dan pernah mengedepankan esensi-esensi pengembangan, penguatan dan ypara mahasiswa. Namun lebih hanya bisa berwacana dan menjanjikan sesuatu dengan kebohongan (NGIBUL).

Setelah kita menimbang memperhatikan dan bahkan membuktikan bahwasannya hari ini ada yag telah terjadi menyelewengkan dana kemahasiswaan. Penyelewangan ini berupa transparansi dan akuntabilitas dana kemahasiswaan tidak mampu di sampaikan kepada mahasiswa lewat organisasi kemahasiswaan dari tingkat Universitas sampai Himpunan Mahasiswa jurusan.

Sebetulnya kami sebagai mahasiswa sudah merasa muak dengan ocehan yang keluar dari mulut yang tidak mampu membuktikan. Mereka yang megeluarkan dan menerbarkan virus perusak kesucian intelektual. Virus yang melahirkan bau berasal dari nanah kebohongan demi kebohongan.

Mungkin hari ini bukan saatnya menganggap mahasiswa tidak mengerti tentang birokrasidan pengelolaan kampus. Tetapi perlu ketahui diantara kami ada yang mengerti tentang birokrasi kampus. Tentang bagaimana izin operasional, akreditasi dan juga tata kelola kampus yang baik.

Sebuah ungkapan menyatakan "Siapa Menanam Angin ia Menuai Badai" dan badai nanti suatu saat akan menjadi kemarahan yang mampu meledakkan dan meluluh lantakkan. Sekarang kami memelihara angin kebohongan demi kebohongan. Karena selama menjadi amunisi yang berubah menjadi bom waktu yang suatu saat nanti akan meledak di dalam waktu yang tertentu.

Sebetulnya hari ini kami tidak perlu yang namanya janji kosong. Tapi yang kami perlu hari ini adalah bukti kongkret dari pihak kampus yang menyatakan diri sebagai pengambil kebijakan.

Mungkin kawan kawan kami belum tau tentang angin kebohongan yang terus tumbuh berkembang. Namun semuanya akan menjadi badai. Badai yang bukan hanya merusak diri sendiri, namun menjadikan kampus sebagai kuburan intelektual tanpa harga diri.

Siapaun ia yang masih berada dalam lingkup kampus mesti bersiap-siaplah menerima ocehan-ocehan yang tak pantas untuk di ucapkan kepadamu wahai penanam angin kebohongan.

Karna kami juga manusia yang mempunyai rasa kesabaran yang terbatas, Wahai Bapak kami tercinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun