Sumber foto: www.unsplash.com
Kata 'rajul' (berarti laki-laki dewasa) dan derivasinya (rajulani, rijal) disebut sebanyak 52 kali di dalam 29 surat Al-Qur'an. Disebut 'rajul' apabila seseorang  telah mencapai usia baligh. Penyebutan kata itu baik dalam bentuk tunggal, dua, dan jamak kebanyakan merupakan identifikasi gender maskulin, sebagai lawan dari gender feminin. Penyebutannya bernuansa netral. Tidak jarang, Al-Qur`an menyebut karakter dan perbuatan tercela pada 'lelaki' yang dijadikannya sebagai permisalan.
"Dan sesungguhnya ada sejumlah lelaki dari kalangan manusia yang berlindung kepada sejumlah lelaki dari kalangan jin, maka hal itu hanya menambah berat beban dosa mereka." (QS. Jin (76): 6)
"Dan berikan kepada mereka perumpamaan tentang dua orang laki-laki, yang satu orang (yang kafir) Kami beri dua buah kebun anggur..."Â (QS. Al-Kahfi (18): 32)
"Dan Allah membuat perumpamaan tentang dua orang laki-laki, yang satu bisu, tak dapat berbuat sesuatu dan menjadi beban penanggungnya ..." (QS. An-Nahl (16): 76)
Akan tetapi ada sejumlah ayat yang menerangkan sifat-sifat terpuji para lelaki dewasa yang bisa dijadikan referensi manakala kita hendak menyusun kompetensi kelelakian menurut pandangan Islam. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Pertama, Surat Ali Imran (4)ayat ke-34 tentang kepemimpinan (qawwamah) pria atas wanita.
Kedua, Surat Al-Maidah (5) ayat ke-32 tentang Yusya bin Nun dan Kalib bin Yufannah.
Ketiga, Surat At-Taubah ayat ke-108 tentang lelaki yang mencintai kesucian.
Keempat, Surat An-Nur ayat ke-37 tentang lelaki yang tidak dilalaikan jual beli dan perdagangan.
Kelima, Surat Al-Qasas ayat ke-20 tentang lelaki dari ujung kota yang memberi nasihat kepada Nabi Musa agar meninggalkan kota Memphis karena Firaun hendak membunuh beliau. Lelaki pada ayat ini adalah orang yang sama pada Surat Al-Mu'min (40) ayat ke-28.