Di dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa dua lelaki yang tersebut di dalam ayat ke-23 adalah Yusya' bin Nun dan Kalib bin Yufanna atau Kalib bin Yuqana. Yusya' bin Nun adalah orang yang pernah menemani Musa saat melakukan rihlah menemui Khidr.
Adapun rangkaian ayat mengisahkan bahwa Nabi Musa dan Nabi Harun alaihimassalam memimpin Bani Israil untuk memasuki negeri yang dijanjikan, yaitu Baitul Maqdis di Palestina. Mufassirin ada yang mengartikan 'Baitul Muqaddasah' di dalam ayat sebagai bukit Tursina dan negeri yang ada di sekelilingnya. Ada pula yang menafsirkannya sebagai kota Ariha (Jericho).
Bani Israil adalah kaum yang paling mulia di zamannya. Lebih mulia dari bangsa manapun: dari bangsa Kan'an, Yunan dan Qibthi di masa itu. Baitul Maqdis yang kini dikuasai kaum Jabbarin (kaum yang kuat dan kejam), sesungguhnya dahulu pernah mereka kuasai dan duduki. Daerah itu adalah negeri asal kakek moyang mereka yaitu Ya'qub alaihissalam yang bergelar 'Israil.'
Sebagaimana kita ketahui kisahnya, Ya'qub dan keluarga beliau berhijrah ke Mesir atas undangan Yusuf alaihissalam.
Nabi Musa mengingatkan nikmat Allah ini kepada mereka. Yaitu diutusnya para nabi keturunan Ibrahim dari garis Ishaq kepada mereka. Jika ada nabi yang wafat segera Allah utus nabi yang lain, dari dan untuk Bani Israil.
Musa juga mengingatkan mereka akan nikmat Allah yang lain yaitu menjadikan mereka terhormat layaknya raja. Di dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa makna menjadi 'raja' adalah mereka memiliki istri, pembantu, rumah dan kendaraan.
"Dan menganugerahkan kepadamu apa yang belum pernah Dia anugerahkan kepada seorang pun di antara umat yang lain."
Yakni pembelaan langsung dari Allah dan berbagai keajaiban yang bisa disaksikan mata kepala dan dirasakan indera, seperti terbelahnya Laut Merah, turunnya Manna dan Salwa, dan lain-lain.
Musa membakar semangat mereka untuk berjihad. Akan tetapi Bani Israil yang keterlaluan sifat pengecutnya malah membangkang dan menolak perintah Musa. Mereka gentar dengan ukuran badan kaum 'Jabbarin' dan tidak yakin akan pertolongan Allah. Padahal ada Musa dan Harun di sisi mereka, yang dalam banyak kejadian sebelum ini selalu mendapat pembelaan langsung dari Rabbul Alamin.
Maka dua orang lelaki yang memiliki sifat takut kepada Allah menguatkan seruan Musa itu:
Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, "Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman."