Soal ‘giring kandang’ itu juga bisa disematkan kepada burung selain merpati misalnya burung bangau. Setinggi-tinggi bangau terbang hinggapnya ke kubangan juga, kata pepatah lama. Soal tinggi di sini pastinya bukan terbang vertikal laksana helikopter. Akan tetapi menunjukkan jauhnya jarak untuk mencari penghidupan. Bangau itu harus pulang kembali ke sarangnya, seperti halnya merpati yang ‘giring kandang’.
Giring kandang itu ibarat fitrah manusia yang selalu mencari asal-usulnya, cenderung pada muasalnya. Soal ini, orang bisa agak sentimental. Lihatlah 'burung-burung' yang mudik tiap lebaran. Mereka rela menderita untuk 'hinggap ke kubangan'. Â
Kalaupun tak rindu ataupun setia, sunnatullah pula yang kelak berlaku kepadanya.Â
Manusia itu milik Allah dan akan 'balik kandang' kepada-Nya. Akan 'berpulang ke rahmatullah' kata orang. Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un. Kita ini milik Allah. Kepada-Nya jua kita kembali.