Telah menyampaikan kepada kami Abu Kamil: telah menyampaikan kepada kami Hammad dari Abu Imran Al Jauniy dari seseorang dari Abu Hurairah bahwa sesungguhnya seorang lelaki mengadu pada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentang hatinya yang keras, maka beliau bersabda: “Berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak yatim.” (Hadis riwayat Ahmad no.7260)
Hati yang Keras
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal dari batu-batu itu ada sungai-sungai yang (airnya) memancar. Ada pula yang terbelah lalu keluarlah darinya mata air. Dan ada pula yang runtuh karena takut kepada Allah. Dan Allah tidaklah lengah atas apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Baqarah: 74)
Ayat ini berbicara tentang Bani Israil yang hatinya kaku keras, sulit tersentuh, tidak beriman dan tidak bisa mengambil pelajaran dari sekian banyak tanda-tanda kebesaran Allah berupa mukjizat yang langsung mereka saksikan dengan mata kepala sendiri. Kerasnya hati Bani Israil ini sudah menjadi adat dan kultur yang mendarah daging di kalangan mereka. Hati mereka tidak peka, tidak memiliki pengagungan pada kebesaran Allah dan tidak mempan dengan berbagai macam nasihat dan pelajaran.
Hati yang serupa itu adalah hati yang keras dan mati seumpama batu yang paling cadas, bahkan lebih keras lagi.
Padahal sekeras-kerasnya batu, ada di antaranya yang memancarkan sungai dan mata air. Ada pula batu yang runtuh karena takut kepada Allah. Hati Bani Israil ini ternyata lebih keras daripada batu.
Ibnu Katsir menyebut riwayat Ibnu Abu Hatim dari Yahya Ibnu Abu Talib atau Yahya ibnu Ya'qub sehubungan dengan firman-Nya:
Dan sesungguhnya di antara batu-batu itu ada yang mengalir sungai-sungai darinya.
Artinya yaitu banyak menangis.
Sesungguhnya di antara batu-batu itu ada yang terbelah, lalu keluarlah mata air.