Mohon tunggu...
Humaniora

Selalu Ada Jalan

13 Januari 2019   16:46 Diperbarui: 13 Januari 2019   17:04 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada kali ini saya akan berbagi pengalaman yang saya akan bagikan lewat tulisan ini.  Dan apa yang saya ceritakan ini, saya tidak tambahkan atau saya kurangi,  karna inilah hidup saya. 

Banyak orang berpikir ketika kita ingin menjadi sesuatu yg kita inginkan, kita harus punya modal. Ada modalnya,  tapi bukan uang, bukan pakaian keren yg harus mendukung kita untuk memulainya. Not That's all.  Capital saya, selalu berani mencoba. Tuhan selalu menguatkan saya untuk memulai segala sesuatu. Intinya berani mencoba. 

Saya berasal dari keluarga yang sederhana papah saya adalah seorang perantau. Sering meninggalkan kami dengan waktu yg cukup lama. Pernah jadi pengangguran. Saya tahu kisah beliau. Karna saya anaknya nomor satu. Saya punya satu adek perempuan. 

Ibu saya adalah seseorang petani. Yang selalu bekerja keras untuk menafkahi kami anak-anaknya.

Namun seringkali ada dispiut diantara papa dan mama saya. sebagai seorang anak saya harus menyaksikan. papa saya kadang ditolak oleh ibu saya. "ngak boleh pulang klo gk bawa sesuatu. Tapi puji tuhan,  kemanapun papa saya mencari nafkah, pulangnya pasti ke rumah. Dia punya hati untuk keluarganya. 

Lalu saya ingat dulu papa saya suka cerita sama saya : eh, minta uang sama om kamu supaya kamu kuliah..   

Si..Bapa saya gk bisa kuliahkan Saya di waktu tertentu. Maka sejak tamat sma,  saya putuskan untuk merantau kemedan. Karna kuliah adalah target pertama saya.  Untuk menambah wawasan. Waktu pertama saya kerja di medan,  kerja yg saya ambil adalah menjadi seorang barber. Karna sejak kecil saya suka potong rambut teman, dan itu membuat saya cinta pekerjaan itu. Sehingga menjadi passion saya. Puji tuhan saya diterima.  

Gaji pertama saya 1,5 juta.  Hidup dimedan dengan gaji 1,5 jt.  Kos-kosan saya 350 ribu/bulan, setiap bulan saya transfer ke 500 ribu ke ibu saya. Jadi setiap bulan dari gaji 1,5 saya harus potong 500rb. + 350rb uang kos saya.  Sisa 650 rb lgi..  Belum lagi uang makan.. - 300 rb/ bulan. Silakan hitung sisanya.

Saya hampir putus asa dgn keinginan saya masuk kuliah. Tapi tuhan baik. Pelan2 tuhan mengjarkan saya bagaimana menyikapi keadaan itu.  Puji tuhan walaupun serba berkekurangan tapi saya tidak lupa,  untuk memberikan hasil dari pekerjaan saya  setiap minggu. Tapi tuhan baik tidak lama kemudian,  gaji saya naik. Tuhan memberkati saya lewat rasa syukur saya. Mungkin tuhan ingat,  di mana saya harus menghadapi masa2 sulit namun saya selalu bersyukur..  Walaupun saya tidak minta,  tuhan,  berkati saya sepuluh kali ganda, seribu kali ganda.

Dan uang persembahan sebagai tanda syukur, bukan dikasi sama hamba tuhan,  tapi kembaliin ketuhan, supaya ada makanan dirumah tuhan.             Sesampainya diwaktu tertentu, ketika, penerimaan mahasiswa baru,  saya mulai mendaftar memulai pendidikan baru.  Kerja, dan sambil kuliah. Puji tuhan semua berjalan dengan lancar sampai sekarang.

Hari ini saudara/saudari saya bersaksi kepada anda,  tuhan yesus baik... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun