Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Istirahatlah Pak Ahok

22 April 2017   11:58 Diperbarui: 22 April 2017   21:00 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Basuki Tjahaja Purnama || (sumber: www.esquiro.co.id)

Saya tak bisa membayangkan bagaimana bila menjadi Ahok. Diserang bertubi-tubi oleh para pejabat-pejabat yang gagal korup karenanya, menghadapi isu-isu dan demo untuk menjatuhkannya, setiap minggu harus berada di kursi pesakitan karena tersandung kasus penodaan agama. Jangan lupakan pula bahwa ia juga sedang berkampanye agar terpilih kembali menjadi Gubernur, ditambah tugasnya saat ini untuk mengurus kesemrawutan ibukota dan masyarakatnya.

Segalanya sudah jelas, Pilkada Jakarta putaran kedua telah menuliskan sejarah kekalahan ahok. Ditambah keesokan harinya jaksa di pengadilan menuntut Ahok bersalah dengan tuntutan satu tahun penjara dengan dua tahun masa percobaan. Boleh dikatakan, Ahok sudah terjatuh tertimpa tangga pula.

Mari lupakan sejenak segala polemik di Pilkada yang lebih heboh dari Pilpres tiga tahun silam. Pilkada ibukota kali ini mulai merembet ke isu-isu lain meski sejatinya ini hanyalah adu ideologi politik oleh dua pasang calon. Warga Jakarta sudah memilih siapa pemimpin mereka berikutnya. Dan tugas kita hanyalah mendukung serta mengawasi janji-janji pasangan pemenang yang akan memimpin Jakarta dalam lima tahun ke depan.

Setidaknya kini Pak Ahok bisa beristirahat dengan tenang. Ia tak perlu lagi meladeni demo berjilid-jilid atau pihak-pihak yang mengusirnya ketika blusukan. Ia juga bebas dari pekerjaan sebagai Gubernur yang mengurusi segala macam problematika ibukota beserta masyarakatnya yang beragam. Di sisa masa baktinya, ia bisa fokus memberikan yang terbaik untuk ibukota Jakarta.

Lalu, kemana Ahok akan pergi? Bila palu hakim diketok, Ahok tidak akan masuk jeruji besi asalkan dalam dua tahun kedepan ia berkelakuan baik. Disamping itu bila Ahok ingin bekerja kembali banyak perusahaan yang ingin memakai jasanya dan berani membayar ratusan juta per bulan. Yang paling potensial Ahok akan disiapkan untuk masuk ke kancah perpolitikan kembali entah dengan jabatan apa. Yang jelas pejabat teras di Senayan juga tahu bagaimana mengamankan barang bagus seperti Ahok.

Kini Ahok dan Jakarta bisa bernafas lega. Tak perlu lagi demo bertanggal cantik yang meresahkan ibukota. Pemerintah juga tak perlu pusing mengurusi demo-demo yang ditunggangi oleh aktor politik ini yang bertujuan untuk makar tersebut. Kekalahan Ahok di Pilkada berarti juga kemenangan warga. Setidaknya warga Jakarta tahu bagaimana caranya untuk menyelamatkan diri. Terkadang untuk menciptakan suatu kedamaian, harus ada yang dikorbankan, meski harganya sangat mahal.

Dan teruntuk Pak Ahok, sebagai warga Jakarta kami mengucapkan rasa terima kasih atas kinerja Anda yang luar biasa. Anda telah menaikkan standar kinerja Gubernur. Terima kasih untuk birokrasi yang tidak berbelit. Terima kasih untuk pasukan oranye dan biru yang siap siaga menjaga kebersihan ibukota. Terima kasih untuk rumah susun yang telah memanusiakan warga bantaran kali. Terima kasih untuk potensi banjir yang semakin terminimalisir. Terima kasih juga untuk Kalijodo yang kini berubah menjadi cantik. Ah sudahlah, saya tak bisa menyebut banyaknya hasil kerja dan kerja nyata dari Anda yang tak habis-habisnya kami apresiasi.

Terhitung mulai Oktober tugas Anda sudah selesai. Anda pun sudah ikhlas bahwa kekuasaan itu milik Tuhan yang telah memberi dan bisa mengambilnya kembali. Saya pribadi (yang berasal dari double minoritas, sama seperti Ahok) juga merasa bangga bahwa nama Anda akan tercatat dalam sejarah sebagai Gubernur dari kalangan minoritas yang berhasil memajukan Jakarta.

Kini anda sudah 'bebas' meski tetap menanti keputusan sidang. Beristirahatlah pak Ahok..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun