Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

David Hidayat, Si Anak Nelayan yang Kini Jadi Penjaga Pantai dari Pesisir Selatan

20 Oktober 2023   12:57 Diperbarui: 20 Oktober 2023   12:59 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si Anak Nelayan (Dok. ASTRA) 

Sumatera Barat bukan hanya dikenal dengan budayanya yang kental, kuliner yang menggoyang lidah, alam seperti gunung dan perbukitan nan indah, serta tempat lahirnya tokoh-tokoh besar yang mendunia.

Di bagian selatan atau pesisir selatannya, Sumatera Barat juga memiliki potensi kelautan dan bahari yang mempesona. Sumber daya alam inilah yang memiliki potensi sebagai penggerak roda perekonomian hingga sektor pariwisata.

Namun kenyataannya tak demikian, banyak wilayah yang kurang mendapat perhatian hingga mengalami kerusakan. Salah satunya adalah Nagari Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat yang mengalami kerusakan hingga menyebabkan masyarakat setempat kehilangan banyak potensi alam di daerah tersebut.

Hal ini yang membuat David Hidayat, seorang pemuda asli Sungai Pinang merasa prihatin dengan kondisi yang terjadi di kampung halamannya dan tergerak untuk terjun langsung memperbaiki kondisi lingkungan di sekitarnya.

Keinginan David yang membuatnya terpanggil jadi penjaga laut bermula dari hobinya yang suka menyelam. Melihat langsung kerusakan ekosistem terumbu karang, lambat laun akan berdampak pada kehidupan laut dan merembet ke perekonomian masyarakat sekitar. Harus ada langkah konkrit demi mencegah kehancuran lebih lanjut.

Menanam mangrove atau bakau (Dok. GNFI) 
Menanam mangrove atau bakau (Dok. GNFI) 

Kepedulian David untuk memulihkan lingkungan di kampung halamannya itu diwujudkan dengan membentuk organisasi atau komunitas ANDESPIN Deep West Sumatera sejak 2014. ANDESPIN sendiri merupakan singkatan dari 'Anak Desa Sungai Pinang' dimana organisasi ini melibatkan pemuda dan masyarakat setempat dalam kegiatannya.

"Ada masalah lingkungan yang terjadi mulai dari kerusakan terumbu karang dan mangrove. Kami terlibat dalam bidang lingkungan karena merasa prihatin dengan kondisi lingkungannya," jelas David.

Menariknya meski memiliki gelar Sarjana dan dicibir oleh banyak orang, David tak pernah malu jika harus 'bekerja' di kampung halamannya. Bukan di kota-kota besar atau merantau ke kota lain seperti lulusan sarjana pada umumnya.

"Saya juga anak nelayan. Bapak saya seorang nelayan," ujar David kala menyebut alasannya tak malu bekerja di kampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun