Pelaku soceng biasanya menyamar jadi pihak resmi dari perbankan, e-commerce maupun jasa keuangan untuk meyakinkan korban.
Modus kejahatan para soceng atau begal rekening ini antara lain:
- Skimming (penggandaan data nasabah lewat alat skimmer di mesin ATM)
- Phising (penggandaan data nasabah lewat link palsu internet atau SMS banking)
- One Time Password/OTP (penyedotan data nasabah lewat situs e-commerce)
- Vishing/Voice Phising (menelepon nasabah dan mengaku sebagai orang atau dari pihak bank)
- Sim Swap (pencurian data nasabah dengan mengambil alih nomor HP untuk mengakses akun perbankan korban)
Data-data yang bisa dicuri oleh Soceng antara lain username aplikasi, password, PIN, MPIN, kode OTP, nomor kartu (ATM, debit, kredit), nama ibu kandung dan informasi pribadi lainnya.
Kembali ke cerita awal ketika saya membaca kisah pengalaman para korban begal rekening. Sebagian netizen menyalahkan kenapa para korban dengan "bodohnya" memberikan informasi penting kepada pelaku.
Namun ada juga netizen yang berbaik hati memberikan tips agar tidak terpedaya modus soceng. Salah satunya dengan hanya menerima reply/DM dari akun yang sudah terverifikasi. Tentu ini bisa meminimalisir serbuan akun-akun palsu dengan segala modus dan tipu dayanya.
Akan tetapi, melihat banyaknya modus soceng dan korban-korban yang berjatuhan, diperlukan sosalisasi atau penyuluhan agar soceng tidak semakin banyak memakan korban.
BRI sebagai salah satu bank BUMN membuat Gerakan #NasabahBijak untuk memberikan edukasi mengenai Literasi Keuangan.Â
Tujuannya agar masyarakat Indonesia waspada terhadap modus kejahatan siber di sektor perbankan seperti soceng atau begal rekening.
Gerakan Nasabah Bijak menjadi wadah yang lahir karena maraknya penipuan dengan modus soceng (social engineering) yang menimpa beberapa nasabah bank karena minimnya literasi masyarakat mengenai modus penipuan beserta tips-tips untuk menghindarinya.
BRI sebagai penyuluh digital dari gerakan ini berharap agar masyarakat luas dapat menentukan produk dan layanan perbankan yang sesuai kebutuhan, serta terhindar dari modus kejahatan siber di sektor keuangan.