Judul artikel di atas jelas bukan lelucon karena ini adalah pengalaman pribadi saya sendiri. Lahir dan besar di Jakarta selama kurang lebih sekitar 20-an tahun (biar gak keliatan tuanya), tapi baru dua kali menginjakkan kaki di transportasi yang akrab dengan nama TransJakarta itu. Really? Why? Hhhmmm.. gimana yah jelasinnya, mungkin karena saya lebih suka bawa kendaraan pribadi dan dulu belum ada ride sharingdari UBER (uuppss.. sponsor).
Daripada Anda gugling, busway itu pertama kali beroperasi tahun 2003 dengan rute Kota-Blok M, yang kini kerap disebut Koridor 1, di era jaman bang Yos yang kalau tidak salah juga merangkap tugas sebagai ketua bulu angsa tepok (correct me if i'm wrong please). Baru di-launching, busway langsung menebar promo naik gratis layaknya promo Gr*b (sensor sedikit karena saya menghargai sponsor). Saat itu saya melihat dengan jelas di koran dan TV banyak orang kurang kerjaan yang naik busway berdesak-desakkan dan bersumpel-sumpelan dari kota ke blok m terus balik lagi. Beberapa teman ada yang mengajak untuk 'mencicipi' busway. Duh, mendingan gue bobo cantik di rumah aja deh.
Oke sekian cuplikan dari buku sejarah busway. And you know kapan akhirnya gue naik busway? Tahun 2007! Yes, itulah pertama kalinya gue naik busway dengan harga tiket Rp 3.500 yang ajaibnya gak berubah ampe saiki sama seperti materai Rp 6.000 yang harganya tak pernah berubah dulu sekarang sampai selamanya.
Pengalaman kedua
Itulah kisah cinta pertama saya dengan busway. Dan bagaimana kisah kedua. Tepatnya sih dua minggu yang lalu akhirnya gue naik busway lagi. Dan jarak dari kisah pertama ke romansa kedua adalah 10 tahun! Hahahahhaha..!
Sebenarnya kenapa gue bisa naik busway lagi adalah ketidaksengajaan. Jadi tanggal 11 November kemarin gue ikut workshop di Binus International FX Campus (itu lho, mall sepi di Senayan yang dulu tenar gara-gara perosotannya). Gue diajak oleh teman gue Pingkan dimana kita berdua daftar dan Puji Tuhan akhirnya kita berdua terpilih jadi peserta coz tadinya Pingkan sempet sedih karena harus pergi sendirian dan gak ada yang nemenin (uhuk.. uhuk..).
Selesai workshop, gue, Pingkan dan dua orang kenalan baru kita Ana dan Desta (seriously dia ini cewe, jangan tertipu oleh sebuah nama) memutuskan untuk makan dan nongkrong sejenak layaknya kids zaman now. Selang waktu kita akhirnya berpisah satu sama lain tanpa harus berpelukan karena kami bukan teletubbies. Sebenarnya saya pergi ke FX naik Go-Jek dan ingin pulang ke rumah juga naik Go-Jek (saya belum jadi duta UBER karena belum ada pengumuman pemenang blog competition ride sharing. Wkwk).
Lama mengorder dan gak dapet-dapet akhirnya ada driver yang mengambil orderan saya. Dan.. posisinya di Cawang-Slipi menurut aplikasi dan Google Maps. OMG! Itu jaraknya jauh banget dan gue bingung kenapa order gue di FX mall bisa diambil sama dia. Tak lama kemudian saya dikagetkan oleh sebuah pesan singkat yang masuk ke hp saya (maklum, uda lama gak dapet SMS selain dari operator).
"Psisi sy kejauan ms tlg dikansel sj.."
(Tanpa mengurangi rasa hormat dan tidak menambah satu abjad pun. Kira-kira begitulah isi pesan penuh mesra dari si driver zaman now)