Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lelaki di Tengah Hujan

14 Juli 2016   11:33 Diperbarui: 14 Juli 2016   15:50 1530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laki-laki itu, berdiri di tengah hujan. Hujan yang deras mengguyur seluruh badannya. Hujan yang juga membasahi wajahnya. Namun baginya, alangkah baiknya hujan itu turun. Karena tetesan air hujan yang turun seakan menyamarkan air matanya yang ikut keluar membasahi pipinya.

Lelaki itu, terlihat sangat tegar. Ia berdiri di tengah hujan, menatap cahaya di jendela sebuah rumah. Di dalam jendela kamar itu, berdiri seorang gadis yang amat dicintainya. Namun apa daya, gadis itu lebih memilih pria lain meski ia tahu dan melihat bagaimana pengorbanan dan perjuangan lelaki tersebut. Cinta memang tidak bisa dipaksakan. Wanita itu, ia hanya bisa melihat keluar dari jendela, menatap seorang pria yang masih berdiri dan seolah membalas tatapannya. Tanpa perlu mengucapkan sepatah kata, keduanya seolah berbicara satu sama lain meski tak bertatap muka.

"Aku harap.. Kau akan menemukan seseorang yang lebih baik dariku.. Karena kau pantas dicintai oleh wanita yang bisa membahagiakanmu..”

Singkat dan sangat jelas. Lelaki di tengah hujan itu menangkap pesan tak kasat mata tersebut. Hatinya jelas hancur. Dari kejauhan, ia melihat sosok bayangan wanita itu pergi menjauh dari kaca jendela. Ia tahu, wanita itu bukan hanya pergi dari pandangannya, tetapi juga pergi dari hidupnya. Sang wanita pergi, namun lelaki tersebut masih tetap berdiri entah untuk berapa lama lagi. Mungkin sampai hujan berhenti. Atau sampai terik matahari menyinari dan mengeringkan air matanya.

***

Terdengar melankolis atau mendramatisir, namun kisah diatas adalah sekelumit cerita lain dari partai puncak Piala Eropa 2016. Final di Stade de France bukan hanya kisah heroik Cristiano Ronaldo yang harus mengakhiri pertandingan dengan begitu cepat kemudian berganti menjadi pemain ke-12 yang seolah-olah ikut bermain membantu rekan-rekannya di lapangan. Ada sebuah kisah lain, yang dilupakan oleh para penonton karena kalah populer dibanding cerita dramatis sang megabintang lengkap dengan ngengat yang hinggap di wajahnya namun tidak merusak tatanan rambut “shampo clear” miliknya. Ya, itu adalah kisah lelaki di tengah hujan. Lelaki yang boleh kita sebut sebagai Antoine Griezmann.

Griezmann memang bukan Ronaldo yang menjadi “one man team” dalam timnasnya. Ia sebenarnya hanyalah sosok pengganti pemain lain yang sedang sibuk ngurusin video bokep rekan setimnya . Sosoknya pun baru terlihat belakangan setelah pertandingan kedua dan puncaknya terjadi pada babak empat besar.

Sayangnya, pertandingan di semifinal melawan Panzer seolah menjadi titik balik bagi Perancis. Griezmann memang menunjukkan permainan brilian dengan mencetak sepasang gol. Namun setelahnya, Les Blues seperti kehabisan bensin dan terjungkal di pertandingan yang justru menjadi momen penting bagi mereka. Entah terlalu pede atau bukan, kita tahu bahwa bus parade kemenangan Perancis yang sudah disiapkan justru hanya bisa kita lihat di alam mimpi. Harus diakui, di pertandingan final yang kering dan sangat boring tersebut dewi fortuna seolah menjauhi Griezman dkk. Dan puncaknya, gol di menit ke-109 membuyarkan mimpi Perancis mengangkat trofi untuk ketiga kalinya di tanah sendiri.

***

Griezmann vs Ronaldo. Sumber: bola.inilah.com
Griezmann vs Ronaldo. Sumber: bola.inilah.com
Griezmann adalah sosok lelaki di tengah hujan, yang mencintai wanita dalam wujud trofi yang melambangkan kejayaan, kebanggaan dan kemenangan. Namun, kita sudah paham betul bahwa wanita akan memilih pria yang sungguh-sungguh mencintainya dan ingin memilikinya. Tak heran bila wanita tersebut jatuh ke dalam pelukan Ronaldo yang berjuang keras untuk mempersembahkan trofi untuk negaranya.

Saya tak mengatakan bahwa Griezmann tidak berjuang, hanya saja ia seperti kurang memiliki passion atau gairah. Boleh saja ia memiliki beberapa peluang melalui tendangan dan sundulannya. Namun sang wanita sudah “menolak” secara halus melalui kesigapan Rui Patricio yang tidak ingin gawangnya kebobolan. Perancis sebenarnya masih memiliki harapan dari percobaan terakhir lewat sontekan Andre Pierre-Gignac di menit krusial yang sayangnya terbentur tiang gawang. Griezmann mungkin kesal bola tidak masuk, tapi harusnya ia lebih kesal karena tidak berdiri di posisi yang tepat untuk melakukan tendangan rebound. Namun kita melihat raut wajahnya tidak menunjukkan emosi sama sekali. Hanya seperti gumaman “Kita coba lagi, masih ada kesempatan lain.” Ia tidak seperti Ronaldo yang meratap dan menangis sampai-sampai melempar ban kaptennya sebagai wujud kekecewaannya karena harus keluar lapangan dan tak dapat membantu rekan-rekannya. Kendati demikian, Ronaldo masih tetap berjuang dengan memompa semangat timnya meski hanya berdiri di pinggir lapangan sambil jalan terpincang-pincang.

Seperti sebuah cerita romantis, sikap dan gairah seperti itulah yang akhirnya membuat sang wanita luluh dan membuka hati untuk pria yang berhasil menaklukannya. Di tengah air mata dan teriakan sukacita para pemain Portugal, para punggawa Perancis tertunduk lesu. Jujur saja, saya tidak melihat air mata turun dari wajah Griezmann. Ia memang berkaca-kaca, tapi seperti tak ada raut emosi lain dan seolah hanya pasrah pada keadaan dan suratan takdir. Wajar saja bila ia akhirnya gagal mendapatkan hati wanita bernama trofi Henri Delaunay tersebut.

***

Lelaki di tengah hujan. Setelah kita tahu cerita panjangnya apakah kita tetap bersimpati padanya? Ia memang berjuang, hanya saja perjuangan sosok pria di seberangnya lebih hebat dan menyentuh. Lelaki yang malang itu sudah memberikan yang terbaik. Usaha demi usaha juga sudah dilakukannya, namun hal itu tetap tak mengubah pendirian sang wanita yang sudah menentukan siapa yang menjadi pilihannya.

Last but not least, tulisan ini sudah kepanjangan dan sebenarnya pembahasannya bisa diperluas lagi bila disangkutkan dengan final Liga Champions yang lagi-lagi mempertemukan Ronaldo dan Griezmann (yang kita sudah sama-sama tahu siapa pemenangnya). Sebagai penutup, saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan postingan #pathdaily seorang teman yang menjadi pesan moral dari kisah lelaki di tengah hujan.

[caption caption="#pathdaily"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun