Seperti sebuah cerita romantis, sikap dan gairah seperti itulah yang akhirnya membuat sang wanita luluh dan membuka hati untuk pria yang berhasil menaklukannya. Di tengah air mata dan teriakan sukacita para pemain Portugal, para punggawa Perancis tertunduk lesu. Jujur saja, saya tidak melihat air mata turun dari wajah Griezmann. Ia memang berkaca-kaca, tapi seperti tak ada raut emosi lain dan seolah hanya pasrah pada keadaan dan suratan takdir. Wajar saja bila ia akhirnya gagal mendapatkan hati wanita bernama trofi Henri Delaunay tersebut.
***
Lelaki di tengah hujan. Setelah kita tahu cerita panjangnya apakah kita tetap bersimpati padanya? Ia memang berjuang, hanya saja perjuangan sosok pria di seberangnya lebih hebat dan menyentuh. Lelaki yang malang itu sudah memberikan yang terbaik. Usaha demi usaha juga sudah dilakukannya, namun hal itu tetap tak mengubah pendirian sang wanita yang sudah menentukan siapa yang menjadi pilihannya.
Last but not least, tulisan ini sudah kepanjangan dan sebenarnya pembahasannya bisa diperluas lagi bila disangkutkan dengan final Liga Champions yang lagi-lagi mempertemukan Ronaldo dan Griezmann (yang kita sudah sama-sama tahu siapa pemenangnya). Sebagai penutup, saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan postingan #pathdaily seorang teman yang menjadi pesan moral dari kisah lelaki di tengah hujan.
[caption caption="#pathdaily"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H