Owner Go-Jek pernah mengungkapkan bahwa layanannya tidak memakan pasar ojek konvensional karena konsumennya berasal dari kalangan menengah ke atas, atau bisa dibilang melek teknologi karena sudah megang smartphone. Tanpa bermaksud mendiskreditkan, saya tidak tahu apakah bajaj online akan merekrut supir baru atau tidak, tapi rata-rata pengemudi bajaj adalah generasi tua yang mungkin saat memegang smartphone akan bertanya "kalau mau sms mana pencetannya?" Jika bertemu dengan penumpang yang cang-cing alias canggih cing si driver bajaj tidak akan tahu bahwa fotonya dimasukkan ke dalam Path atau Instagram lengkap dengan segala editan photoshop dan kata-kata mutiara yang memuji atau menjelek-jelekkan layanan bajaj online. Para driver bajaj online pastinya sudah ditraining cara penggunaan smartphone, tapi ada baiknya mereka juga diajarin cara repath atau regram, atau setidaknya memasukkan Bajaj Online App sebagai company work di profil Facebooknya (Alhamdulilah, generasi tua masih ngerti cara main pesbuk)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H