Mohon tunggu...
Denu Munandar
Denu Munandar Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Ku termenung dalam kegelisahan seakan terkejar oleh terpaan angin yang menusuk dada. Diam bukan berarti kalah tapi berpikir merupakan jawaban masa depan jika kau menatap langit indah yang memudar. Kau akan tau semua tak ada yang abadi, yang bersahabat bisa menjadi lawan yang paliing kau benci. Dimana tidak ada yang kau percayai selain dirimu, jika kau sendiri pejamkan mata maka semua mungkin tak menghilang. Tapi itu lebih baik dari pada kau gelisah, sedih dan terjebak dalam sepi, seharusnya kau bersyukur itu hanya terjadi padamu. Tidak seperti yang terjebak didalam ruangan kecil sepi, berdebu dan hanya ditemani semut, laba – laba dan kecoa yang seakan mengajakku berbicara. Meskipun ku tak mengerti, mungkin itu kunci kesunyian ku yang ku kejar seakan tak sampai, dan membuka bersama melihat keatas dunia. Dan mengatakan padaku “semua tlah berubah, yang kau katakan padaku benar, memejamkan mata seakan selesai tapi itu kunci menuju awal”. “Dan ku kemari untuk menunjukan kunci itu kepadamu seperti kau melakukannya padaku”. Aku bingung apa benar ?, tapi aku juga percaya aku tidak sendiri, buktinya semua berlari meninggalkan ku. Tak seperti diriku, jiwaku yang tetap menempel meski di terpa angin dan tau bahwa ini bukan tempat yang terbaik. Tapi banyak jalan menuju surga, meski pedih itu lebih baik dari pada kau menyesal diakhir dan tertawa diawal. Hah…. dengan begitu semua akan kembali kepada sang pencipta yang menentukan. Aku bukanlah seorang yang mengerti bahasa isyarat, tapi batinku selalu berkata tak semua isyarat patut didengar. Dan lebih baik mendengar tenangnya lagu alam seperti angin yang berdesir, hujan rintik – rintik dan ombak bergulung. Itu akan menenangkan pikiran, bahwa masih bersama alam, yang meski kadang kurang bersahabat. Percayalah mereka juga punya kata hati, seperti mereka mendengar kita dan memasok kebutuhan kita Manusia punya nafsu, mereka ingin senang secara praktis sesuai perkembangan tapi tak mau tau keadaan sekitar. Menua, sakit dan ingin sekali didengarkan tapi kau berpaling dan bilang semua akan baik – baik saja jika kita berdoa. Apalah artinya doa, jika yang berkata tidak pernah berdoa & berusaha, apakah ia lebih baik dari kita?. Berpikirlah ke depan dan kebelakang, kita melakukan awalan dan akan berakhir, maka bukalah hati untuk sekitar sebelum kiamat datang Karena kita semua harus saling mengerti bahwa semua sudah diatur dalam rintihan alam. Yang menua serta melihat keajaiban sejarah sebelum kita, jadi ingatlah bahwa yang diam bukan berarti saksi bisu, yang diam jika kau menenangkannya. Tapi kau harus mengerti apa arti dari diciptakannya semua ini dan juga semua yang kalian ciptakan dengan keringat. Maka kau bisa melihat masa depanmu yang cerah, secerah mentari tersenyum melihat ketika kau terlahir ke dunia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

“Kisah Cinta di Alam Fatamorgana” (Bag. satu)

13 Februari 2012   07:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:43 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Denu Munandar

“Hanya cinta yang dapat menerangkan, Apa arti cinta itu sendiri”

Memory, 27 April 2008

Kini aku terpelosok di celah kasih cintamu

Ku melihat hatimu seluas samudra

Yang meampu mengajakku untuk melintas di tengah lautan keindahan

Tak tersadar... udara telah menyatukan hati kita

Yang membuatku tersadar

Bahwa ku tak bisa jauh dari cinta kasihmu

Setitik kasih telah engkau tabur di halaman hati

Seuntai katamu telah menghapus segala keraguanku

Seutas janjimu membuatku percaya atas kesungguhanmu

Namun seikat dustamu membuatku terpelosok dalam jurang kekecewaan

yang akan membawaku ke dalam kehampaan yang tiada tara

kepadamu, aku persembahkan cinta hatiku

hanya untukmu sayang

tiada yang lain di hatiku

karena hanya dirimu ya ng membuatku bahagia



Memory, 13 Mei 2008

Kau yang terindah dalam hidupku

Mengukir cinta di atas keabadian hati

Kesempurnaanmu

Membuatku ingin selalu memujamu, wahai kasih

Hingga hati ini tak dapat mendusta akan kata

Bahwa kini diriku teramat mencintaimu

Jauh sebelum kita bersama

Aku telah lama mengharapkan cinta dan kasihmu

Menanti dirimu akan mengisi kehampaan jiwaku

Dan kini aku bahagia

Karena dirimu kini telah aku miliki

Cintamu adalah hidupku

Dan ungkapmu adalah nafas dalam hidupku

Ku harap

Kau-lah cinta hatiku yang terakhir

And

I will always love you dear

Please you must believe me



Memory, 27 Juni 2008

Dear...

Diary

Ry, aku sayang banget sama dia, udah beberapa hari ini dia agak berubah. Tapi... dia si bilangnya lagi sibuk ngurusin sesuatu di sekolahnya. Entahlah... aku sendiri juga bingung..

Sebenarnya... aku hampir tak sanggup jalani semua ini, tapi aku benar-benar yakin bahwa denulah yang terbaik & terindah buat hidup aku ke depan. Aku ingin berubah buat denu, aku ingin menjadi yang lebih baik lagi buat denu.

Aku menganggapnya adalah cinta terakhir dalam hatiku, karena aku tak sedikitpun berniat untuk melukai hatinya. Aku hanya berpikir bagaimana caranya untuk membahagiakan hidupnya. Mudah-mudahan denu juga berpikir sama seperti aku.

Den... kamu tau ga? Aku tuh sayang... banget sama kamu. Mudah-mudahan saja kita sama- sama cinta terakhir ya sayang...? aku tulus banget sayang sama kamu, jangan buatku kecewa ya? Karena sekali saja kamu melakukan itu, selamanya aku tidak mampu menerimamu kembali...

Love you den.....!!!

Memory, 28 juni 2008

Dear...

13 Desember

Denu... aku sayang banget sama kamu. Aku juga ikut bahagia saat kamu terpilih menjadi ketua osis. Selamat ya sayang... aku benar-benar seneng banget. Mudah-mudahan kamu bisa menjadi pemimpin yang bijak, untuk semuanya...

Aku mencintaimu dengan segenap ketulusan yang ku miliki. Aku terima semua apa yang ada pada diri kamu den, semoga kau selalu menjaga cinta yang senantiasa selalu aku cipta & ku persembahkan untukmu...

“”Ya Allah... jaga hubungan kami, peliharalah hubungan kami dengan Ridho-Mu. Jauhkan kami dari masalah-masalah yang hendak pisahkan kami. Jadikan kami sepasang kekasih yang selalu mencintai di kala suka maupun duka. Aamii......!!!”

Ayu Santika

Rangkaian Harapan

Denu dan Ayu, sepasang makhluk ciptaan sang kuasa Gusti Allah yang menciptakan sebuah kisah dalam kehidupan di dunia. Mereka berpetualang untuk mencari makna dari sebuah cinta. Berjuang melawan rintangan menujupintu untuk membuka sebuah teka-teki tentang cinta yang dewasa ini semakin di puja-puja umat manusia.

Bagitu berharganya denu dalam hati ayu. Denu di anggap sebagai cinta hati ayu yang paling ia dambakan. Entah dengan cara apa ayu mengungkapkan rasa bahagianya selain berucap syukur kehadirat Allah. Denu seseorang yang mau menganggap ayu ada, denu mampu mengerti perasaannya, denu mampu menebak semua isi hatinya, denu mampu membaca pikirannya. Denu bukan seorang cowok yang egois, jika denu sedang merasakan suatu keindahan, denupun tak lupa untuk bertanya kepada ayu, “nta sih bahagia ga sayang?”. Itu semua yang membuat denu tuh berbeda dari cowok-cowok yang pernah hadir dalam hidup ayu. Denu lebih segalanya di banding dengan mereka. Kadang.. suara denu selalu terdengar di telinga ayu. Jika ayu sedang merindukan denu. ayu sayang denu, ayu cinta denu. Denu adalah anugrah terindah yang pernah ayu miliki dalam hidupnya. Ungkapan denu, kesederhanaan denu, kesabaran denu, ketulusan denu, pengertian denu, semua itu ayu kagumi. Kadang.. ayu bingung bagaimana caranya agar ayu bisa membuat denu selalu nyaman, tenang, bahagia, dan tak pernah bersedih, ayu bingung. Ayu pun ingin sekali bisa menjadi yang terbaik dalam hidup denu, menjaga denu, dan memberikan apa yang denu harapkan dari ayu. Ingin rasanya ayu bisa hidup lama bersama denu, agar ayu bisa selalu berada di samping denu. Saat denu sedang sedih... ayu yang akan menghentikan isakan denu,ayu yang akan menenangkan denu dari tangis duka denu, ayu yang akan menghapus deraian air mata denu. Jika denu sedang bahagia, maka ayu yang akan menjadi pelengkap kebahagiaan denu, ayu yang akan menyempurnakan kebahagiaan yang sedang denu rasakan.

***

Ayu benar-benar mencintai denu, ayu tak ingin kehilangan cinta denu, karena denu begitu berharga dalam hidup ayu. Ayu rela berkorban demi ingin melihat senyum denu. Rasanya ingin sekali bisa selalu menyaksikan senyum polos denu, mendengar tawa denu yang lepas. Karena semua itu adalah kebahagiaan dan harapan terbesar dalam hdup ayu. Rindu.. cinta.. dan sayang.. selalu ayu cipta hanya untuk denu seorang, bukan untuk cinta yang lain. Kini hati dan cinta ayu hanya untuk denu seorang. Ayu berharap denu benar-benar tulus menerima ayu sebagai teman hidup denu yang terakhir, karena ayu selalu menaruh harapan-harapan terindah ayu tentang denu.

* * *

Bila malam telah menjemput senja yang hampir petang, bayang denu seakan hadir temani sepi ayu. Bersama heningnya malam, kini sang lembayupun ikut hadir mengisyaratkan kesungguhan dan ketulusan hati denu. Ayu melantunkan puisi terindah akan denu, ayu merangkai mimpi dari segenap khayalan dan harapan ayu tentang senyum dan tawa denu, bersama. Di dalam diary ayu, ayu mencurahkan segala isi hati ayu tentang denu. Hampir saja semuanya tentang denu. Sekali lagi... semuanya tentang denu, tentang seorang “Denu Munandar”. Kehadirannya meembuat ayu selalu merasa tenang, serasa tak pernah ada beban yang menimpa ayu.

* * *

Dua tahun lamanya...

Ayu telah menyimpan rasa akan denu. Saat ayu masih menjadi sahabat denu, belum terlalu akrab juga, denu bercerita ternyata denu masih ingat sama ayu, setelah satu setengah tahun ayu dan denu putus komunikasi. Tiap kali denu mengabari ayu lewat udara, denu selalu bercerita tentang apa yang selalu di rasakannya. Hampir dari ingatan di memory ayu, denu selalu sms kalau denu sedang butuh seseorang saja. Sampai-sampai ayu mengaggap ayu sendiri sebagai pelariannya. Walau begitu, tak pernah ayu hiraukan akan semua itu karena ayu pun menjalani semuanya dengan hati yang menaruh sebuah harapan atas kesadaran hati denu. Saat itu, ayu selalu berharap denu mampu mendengar suara hati ayu yang terdalam. Denu bilang, saat denu mengirim massage lewat hpnya bahwa denu sedang berduka karena hubungan denu sama mantannya sedang berada dalam suatu masalah. Ayu pikir, denu ingin mencari sebuah ketenangan karena itu denu mencurahkan isi hatinya kepada ayu. Denu bercerita bahwa denu benar-benar sedang bingung sampai-sampai denupun tak tau apa yang mesti denu lakukan demi untuk mempertahankan cintanya dan bisa menyelamatkan kembali hubungan bersama mantannya itu. Tanpa berpikir lamapun, ayu mencoba untuk menghibur denu. Lewat ungkapan-ungkapan yang ku pikir mampu membangkitkan semangat hidupnya kembali yang pada saat itu telah lenyap dari diri denu, saat harus menghadapi masalah yang diambang kedilemaan itu. Berbagai ungkapan telah ayu kirim lewat sms dan semua kata-katanya sengaja ayu kaitkan dengan kehendak dan kekuasaan Allah SWT. Berharap denupun akan kembali mengingat akan kehendak Allah pula. Bersama harapan yang tipis ayu genggam, akhirnya denupun mau mengerti maksud dari ungkapan-ungkapan ayu dan denupun mau menerima semua keadaan itu dengan hati yang lapang dan senyum yang merekah indah. Ayupun saat itu merasakan kebahagiaan akan selalu menyertai hari-hari denu.

Ayu pikir, denu mengingat ayu hanya saat ia sedang dilanda kedilemaan yang menerpa dirinya saja. Dua tahun lamanya ayu mengenal denu, dua tahun lamanya ayu selalu setia menanti kabar dari denu dan selama itu pula, ayu selalu mengharapkan sesuatu hal yang istimewa dari denu. Menaruh sebuah harapan hampa yang menurut ayu sia-sia belaka, menaruh sebuah harapan hampa yang takkan menjadi nyata dan selama itu ayu telah menyimpan rasa terhadap denu.

Dalam setiap sms, denu selalu bercerita tentang mantannya. Jelas-jelas semua cerita yang ia ungkapkan saat itu lewat ssms telah membuat ayu sakit, hancur, kecewa, dan semua rasa yang menusuk-nusuk di hati ayu, yang saat itu ayu rasakan.

Ayu marah, ayu geram, ayu kesal, ayu kecewa dengan mantan denu karena dia telah berani menghancurkan perasaan denu, perasaan sahabat ayu yang selama ini ayu sayang. Ayu juga cemburu saat denu terus bercerita yang berkaitan dengan mantannya. Ayu sempat kecewa dengan denu karena cerita-ceritanya itu. Ayu tak berdaya dan berkata,

“aku ini siapa?

Aku ini punya hak apa atas denu?

Aku ini berhak apa atas kemarahanku pada dia?

Sedang denu, dia tak tau apa yang selama ini tengah ku simpan dalam hati yang jauh ku pendam lama”.

Ayu sempat mengucap seikat janji dalam hati bahwa ia tak akan pernah mengungkapkan isi hatinya kepada denu karena ayu tak mau menjadi egois. Ayu tak ingin persahabatan yang tengah lama terjalin dengan denu harus ternodai oleh kebencian di kecup keabadian. Lewat ungkapan cinta ayu itu, ayu tak ingin hal itu terjadi.

Ayu tak tau yang ia lakukan itu benar atau malah kebalikannya karena ayu selalu menutupi kata hatinya. Ayu selalu mengekang hatinya untuk tidak mengharapkannya lagi walaupun ayu tau bahwa hati takkan pernah berdusta. Ayu tau semua yang ia lakukan tengah menyiksa batinnya sendiri dan menghancurkan setengah hidupnya karena telah menyangkal fitrah yang Allah janjikan dulu.

“biarlah... biarlah... biarlah...semua ini terjadi. Biarlah rasa ini ku alami sendiri meski pahit, getir, sekalipun aku telah sendiri saja.” Ungkapnya.

Berapa lama lagi ayu harus menanti harapan yang diambang ketidak pastian. Ayu hampir saja mati, ayu hampir saja tak mampu menopang semua yang ia rasa. Ayu tak tau harus berapa lama lagi ia menunggu kata dan serangkaian kata cinta dari denu, dari orang yang selama ini ia harapkan.

Sempat semuanya itu membuat ayu berputus asa karena penantian dan harapan yangia anggap bodoh tak mungkin membuat denu tau tanpa ia ungkapkan secara langsung.Sejak saat itu, ayu hampir merelakan dan menyerah dari penantian yang berkepanjangan.

“aku berkeputusan untuk menjadi sahabatnya saja. Dengan seperti itu, aku bisa selalu bersamanya, mendengarkan suaranya, mendengarkan cerita-ceritanya, mendengarkan tangisnya, menyaksikan senyumnya yang polos, mendebgarkan tawanya yang lepas, dan menyaksikan semua tentang dia, walau hanya lewat udara saja” pikir ayu.

Ayu tak mungkin sanggup menerima dan melakukan semua itu. Semakin ia mencoba merelakan, semakin ia tak mampu menjauh darinya, semakin ia melupakan semua tentang denu, semakin ia teringat tentangnya. Ayu tersiksa atas semua ini.

“oh Tuhan... sampaikan salam cinta hangatku hanya untuk dia di sana. Tolong sampaikan kepada dia bahwa aku menyayanginya dengan ketulusan yang aku punya”

Ayu tak berharap banyak denu sudi untuk membalas cinta ayu karena ayu sadar seorang seperti dia tak pantas menjadi kekasih seorang yang ia anggap sempurna. Ayu hanya ingin denu tau bahwa ia mencintai denu dengan segenap jiwa dan ketulusan yang ia punya. Ayu berharap

Allah mau melindungi denu dari segala kepedihan. Ayu selalu mencoba tegar dalam menghadapi semua ini, walau semakin hari ia semakin rapuh.

“Tuhan... adakah sedikit rasa yang ia simpan di hatinya atas diriku? Adakah setitik rasa yang sedikit saja ia sisakan untukku?”

Ayu rasa semua pertanyaan yang ia ungkapkan tadi hanyalah sebuah pertanyaan yang bodoh, sangat bodoh! Denu tak mungkin tau, dia tak mungkin mempunyai perasaan apa-apa.

* * *

“Ya Allah hatinya begitu putih, hingga aku tak pernah sanggup untuk menodai hatinya dengan segumpal dusta yang legam atas jiwanya. Aku tak sanggup karena ketulusannya membuatku sadar bahwa aku benar-benar jatuh cinta saat pertama aku mendengar suaranya lewat udara” ungkap ayu dalam hati.

Entah kenapa ayu merasakan hal yang berbeda atas denu, meski ayu belum pernah bertemu dengan denu.Ayu mengenal denu lewat udara, lewat hempasan angin yang membawa rajutan benang-benang mutiara dalam sulaman tali persahabatan yang benar-benar indah.

* * *

Setelah sekian lama ayu menanti denu, kini denu mulai hadir untuk mengisi hari-hari ayu. Kembali ayu meyakinkan hatinya karena ia menyadari meski ia selalu menciptakan seikat rindu yang ia rangkai indah untuk denu, semua itu takkan pernah mampu untuk menyadarkan denu bahwa ia benar-benar mencintai denu, ia menyayangi denu dengan kesungguhan hatinya.

Ayu sadar, mungkin rasa cinta dan sayangnya takkan pernah sampai di hati denu karena sampai kapanpun ia takkan pernah ungkapkan kepada denu.

Waktu akan semakin berlalu dan terus berputar, berjalan menelusuri celah-celah takdir yang telah ditentukan-Nya, membawa alam untuk selalu hadir dalam naungan-Nya. Menghadirkan kisah anak Adam yang baru dari kesempurnaan kehidupan mengenal kata cinta. Dewi fortuna seakan hadir menyempurnakan keindahan itu dari setiap jiwa yang merasakan cinta.

Ayu masih mengingatnya dengan jelas, saat itu ayu selesai mandi, karena kebetulan sekali saat itu ayu masih menjalankan aktifitas ayu pergi ke sekolah, tepatnya pada hari kamis. Dalam sms yang waktu itu sempat dikirimdenu ke No. Hp ayu, denu seakan telah menyambut pagi dengan senyumnya yang riang. Rupanya denu sudah melupakan kesedihan duka yang waktu itu sempat denu curahkan kepada ayu. Denu menyapa ayu lewat udara,

“met pagi....!

Udh bngun blm?

Cpt mandi, nti brngkt sklh’y ksiangan N met b’aktifitas sj y??”(1)

Ungkapnya dari seberang sana. Ayu langsung membalas sapa denu,

“met pagi juga...

Enggeus, ieu ceuna abdi tos ibak......”

Jawab ayu singkat.

“what is the meaning oftos ibak???”

Tanya denu bingung. Kembali ayu membalas dan menjelaskan apa yang tidak denu pahami.

* * *

Cuaca siang hari ini begitu gersang, benar-benar panas, sampai-sampai ayu merasa bahwa panasnya kini telah membuat ayu legam, hitam menyengat di pori-pori kulitnya yang bersih dan putih.

Sesampainya di rumah, ayu langsung beranjak ke kamar. Ayu anggap kamarnya sebagai surga, tempat favorit ayu saat berada di rumah.

“Uuh.... rasanya nyaman dan tenang sekali”

Keluh ayu setelah ia terbebas dari sengatan ultra violet dari luar sana, yang melegamkan kulitnya. Sembari ayu menikmati peristirahatan untuk mengatupkan mata beberapa menit saja, tak lama kemudian, dari balik tas sekolah telah ayu dapati sebuah bunyi.

“Oh.... hpku berdering”, Ungkap ayu sambil mengambil hpnya.

Ayu langsung melihat hpnya, ternyata bunyi yang ayu dengar tadi mengisyaratkan sebuah pesan singkat menuju kepada hpnya. Di bacanya langsung pesan tersebut. Ternyata dari denu, dari orang yang saat itu telah ayu nanti. Kembali denu megirimkan perhatian lewat udara. Ayu benar-benar tak menduga sekalipun. Kalau dari sekian sms denu, ada satu sms yang membuat ayu menjadi tercengang, benar-benar surprise banget buat ayu. Masih melekat dalam memory ayu, saat itu hari rabu, 21 april 2008 sekitar jam 6 sore, denu berungkap,

Saat hembusan angin telah memperkenalkan kita...

Membawa rajutan benang-benang mutiara...

Dalam sulaman tali kasih persahabatan yang suci...

Saat itu pula...

Aku telah terjatuh...

Hingga aku terbelenggu,

dalam sekejap rindu yang telah lama ku cipta dan ku rangkai sendiri...

Ayu...

Seandainya saja kau mendengar isakan hati yang lama telah tertahan ini,

Mampukah kau hadir mengusap air mata yang kini terus mengalir?

Karena kerinduan ini tak bisa ku bendung...

Karena rasa cintaku ini yang tak mampu aku tepiskan...

Kini...

Hatiku tak mampu menyembunyikannya lagi...

Karena asaku telah mati...

Untuk kembali menahan kerinduanku akan dirimu...

Yang lama telah aku nanti...

Aku menyayangimu”(2)

Ayu benar-benar tak percaya bahwa hal itu benar-benar terjadi dalam dunia nyata, bukan hanya sekedar sebuah khayalan fatamorgana di tiap rangkaian mimpi ayu. Ternyata denu ingin ayu menjadi penjaga bagi hatinya.

Saat semuanya itu terjadi, ayu tak bisa melakukan apa-apa, selain bersujud syukur dan melantunkan pujian-pujian kepada Allah, karena beliau telah menganugrahi semua keindahan untuk hidupnya. Air mata haru tak sempat ayu bendung karena saat itu ayu benar-benar tak percaya, semuanya seperti mimpi indah dalam tidurnya.

Awalnya sempat ayu berpikir bahwa ucapan yang diungkapkan denu waktu itu hanyalah sebuah lelucon yang Cuma bisa membuat ayu menjadi ‘gr’ (3),tapi ternyata denu benar-benar serius, denu terus meyakinkan hati ayu. Semapat ayu menolaknya karena ayu hanya tak ingin mengganggu konsentrasi belajar di sekolahnya tapi denu tetap meyakinkan hati ayu agar mau untuk menjalani sebuah ikatan. Saat itu ayu benar-benar bingung, ayu di buat dilema oleh denu. Ayu kembali bertanya dalam hatinya,

“bukankah selama dua tahun lamanya aku telah menantikan kehadiran cintanya?”

Tanpa menunggu lama, ayu akhirnya menerima ikatan yang denu ajukan.

Sejak saat itu denu dan ayu benar-benar bahagia. Mereka berharap, cinta yang mereka dapati adalah ‘cinta terakhir’ mereka.Hari-hari yang ayu lewati kini semakin indah, kehadiran denu dalam hidupnya membawa jutaan arti, beribu harapan indah pula. Sungguh.. saat itu ayu, ayu benar-benar bersemangat untuk menyambut hari-harinya, termotivesi untuk selalu tersenyum menyambut pagi, serasa ayu memiliki harapan baru.

“terima kasih sayang..!!”

Kebahagiaan yang benar tak pernah ayu duga. Akhirnya kini telah mampu ayu dekap erat setelah dua tahun lamanya ayu berharap akan kehadiran cinta denu, kini denu telah datang.

“alhamdulillah... terima kasih ya Allah.. ternyata harapan dan penantianku tak sia-sia ku lakukan”, Tanpa lelah ayu berucap syukur.

Dua bulan sudah ayu melewati hari bersama denu, bersama cinta dan kasihnya. Selama itu pula denu selalu memberi ayu berjuta keindahan yang sebelum itu, belum sempat aku rasakan. Sekalipun denu tak pernah egois, tak pernah kasar terhadap ayu, dan yang lebih lagi sekalipun denu tak pernah melukai hati ayu. Padahal ayu begitu sering membuat denu menangis dalam kekecewaan yang menyakitkan. Tapi bukan maksud ayu sedikitpun untuk menyakiti dan mengecewakannya.

“maafkan aku sayang...!!”

Waktu demi waktu telah berlalu, hari-hari yang ayu lalui seakan tak lepas jauh dari kasih sayangnya, kebaikan hatinya, ketulusannya, kejujurannya, kelembutannya, kesederhanaannya, kesopanannya, perhatian, dan pengertiannya serta kecemasannya, semua ayu kagumi dari denu. Ayu berkesah,

“ya Allah.. ku anggap dia sebagai sesosok malaikat pelindungku”.

Denu benar-benar berhati mulia. Ayu benar-benar beruntung bisa memilikinya, bahagia sekali hal yang ayu rasa.Saat penderitaan telah menghampiri hidup ayu, seakan denu benar-benar hadir untuk menghibur ayu. Setiap malam, setiap ayu dilanda kesedihan, denu selalu mengetahui apa yang sebenarnya tengah menimpa ayu. Sekali lagi, hampir semuanya denu tau apa yang sedang ayu kerjakan atau lakukan tanpa ayu beri tau.

Sempat ayu bingung karena ayu pikir sepertinya denu telah merasakan kekuatan cintaya trhadap cinta ayu dan hal itu pula yang membuat ayu cemas dan takut karena ayu benaar-benar takut berpisah dengan denu. Jika hal itu terjadi, ayu tak tau apa yang akan terjadi terhadapnya nanti. Mungkin kehancuran hiduplah yang akan merengkuh diri ayu.

“Semoga saja semua ketakutan ini akan segera berakhir”, Ucap ayu.

* * *

Setiap ayu hendak beranjak tidur, denu selalu hadir menemani ayu agar ayu bisa cepat terlelap, jemarinya yang indah, tengah menelusuri gerai rambut ayu. Suaranya yang merdu, denu ungkapkan untuk melantunkan syair-syair terindah tentang cinta mereka hingga ayu tengah terlelap dan terakhir, denu meninggalkan sebuah kecupan sayang di kening ayu.(4) Ayu tak tersadar karena katup matanya telah menenggelamkannya ke alam fatamorgana yang benar-benar maya. Tak dapat ayu bayangkan, betapa hancurnya harapan dan hidupnya jika denu benar-benar pergi dari hidupnya.

* * *

Kali ini, denu menginginkan ayu untuk hadir temani tidurnya. Ayu lihat, denu begitu manja... sekali dengannya dan hal itu yang membuat ayu semakin menyayanginya.

“sayang..., ku lihat kau tengah lelap dalam tidurmu dan aku kini telah hadir di sampingmu, jemariku meraih rautmu yang kulihat saat itu kau lelah sekali. Kau ku lihat teramat lelap sekali.”

Ayu membawa selimut hati yang baru saja ia sulam tadi pagi,

“sayang... ku lihat malam ini kau lelap sekali. guratan-guratan yang legam hampir saja menodai wajah lucu diantara dua lingkar matamu, Biarkan selimut hati ini ayu hamparkan untuk menghangatkan tubuhmu”, tambah ayu.

Ayu kembali berkata,

“(malam... ku titipkan cinta hatiku pada ruang gelapmu, jagalah ia dari mimpi-mimpi dan tidurnya, memutar kembali gambar yang indah dalam tidurnya, hingga pagi menjemputnya dari mimpi itu, agar ia kembali untuk membuka kedua matanya yang indah)”. “selamat tidur sayang... mmMuuach”, sambung ayu.

* * *

Seandainyaa saja sekarang denu tau tiap detik ayu selalu menghabiskan waktu buat apa, mungkin dia juga akan tak pernah bertanya seperti waktu itu. Denu seperti ragu bahwa ayumenganggapnya sebagai cinta terakhir ayu. Denu juga merasa bahwa ayu belum bisa sepenuhnya terbuka kepadanya. Ayu terus meyakinkan denu kalau dia adalah cinta terakhir ayu. Ayu hanya ingin menghabiskan sisa waktu dalam hidupnya hanya bersama denu. Ayu sengaja selalu menyembunyikan kesedihan dari denu, ayu pikir apa yang ayu lakukan adalah yindakan yang tepat karena ayu hanya ingin berbagi kebahagiaan buat denu, bukankah sebuah penderitaan. Ayu benar-benar berdosa bila ayu telah membuat denu menangis karena ayu sudah menghancurkan perasaan dan cintanya sendiri. Ayu selalu meyakinkan hati denu bahwa selama ayu selalu merasakan kebahagiaan yang benar-benar indah. Sengaja ayu ungkapkan kalimat itu agar denu percaya bahwa ayu tak pernah bersedih. Sampai pada akhirnya denupun yakin bahwa ayu selalu baik-baik saja. Denupun yakin dengan penjelasan yang sempat ayu berikan untuknya. Tak pernah yau mempedulikan bagaimanapun keindahan maupun keburukan yang denu miliki. Ayu tetap berharap denu adalah cinta terkahir yang singgah di hati ayu karena selama ini ayu memimpikan denu buat menjadi kekasih ayu. Dua tahun lamanya ayu berharap denu memberikan cintanya buat ayu dan sekarang semua harapan ayu telah menjadi kenyataan.

“teima kasih Ya Allah”

* * *

“Dia senyum sama kamu a, dia juga berharap, aa mau membalasnya tapi dia juga maunya di peluk sama kamu a, sambil aa kasih kiss juga. Dia berharap banget aa mau mau melakukannya”, Gurau ayu.

“ga salah dengar ini? Aduh... jadi malu ini! Iya sayang, saya mau melakukan itu semua tapi saya cuma mau sama nta(5) sayang”, Balas denu

“dia senyum lagi, sebagai ungkapan terima kasihnya ke kamu a, soalnya kamu sudah mau melakukan itu buat dia, dalam hatinya bilang, ‘aku seperti mimpi bisa berada dalam dekapan orang yang sangat aku cintai selama ini, terima kasih sayang...’ itulah ungkapan dari hatinya yang terdalam, dia juga tadi sempat menitikan air mata harunya karena dia benar-benar merasa bahagia, aa mau jadi sebagian dari hidupnya. Sayangi dia a, dia tak punya siapa-siapa selain kamu a”.

“iya sayang, hapus air mata nta. Saya tercipta buat nta miliki. Hati ini dan semua yang saya punya Cuma buat nta. Saya akan selalu sayang sama nta, nta akan miliki saya seutuhnya, seorang cowok yang nta impikan selama dua tahun. Sekarang diapun sama, dia berharap punya kekasih seperti nta, walau dia lebih buruk dari kekasih yang pernah singgah di hati nta. Maafkan dia dan tadi saya juga bicara sama dia, dia bilang terima kasih atas keindahan ini.”

Yang di maksud dia dalam perkataan mereka adalah hati mereka. Mereka menyebut hati mereka dengan dia, karena hati sebagai objek ke tiga.

* * *

Saat itu, hampir sudah larut sekali, sekitar jam 12 malam lebih, tiba-tiba nafas ayu... detak jantungnya seakan begitu kencang dan cepat. Sampai-sampai ayu hampir tak mampu mengatur nafas dengan baik. Saat itu ayu bingung. Jemarinya meremas-remas selimut yang saat itumenghampar di tubuh rapuhnya. Ayu ingin meminta tolong sama denu. tapi ayu sudah terlalu sering memberitahukan tentang keadaannya yang seperti saai itu. Ayu hanya takut denu bosan lalu dia pergi dan mencoba untuk meninggalkan ayu karena melihat kondisi ayu yang sangat rapuh dan sering sakit-sakitan. Sebenarnya setiap ayu mencemaskan sesuatu, keanehan itu pastiakan kembali ayu rasakan, susah buat mengatur nafas dengan baik. Tapi ayu tetap menyembunyikan keadaannya karena ayu ingin sekali bisa terliha,sehat, kuat, tegar, di hadapan denu. semua ayu lakukan agar denu tidak akan mengkhawatirkan ayu.

* * *

Hampir setiap malam, hampir setiap malam ayu menangis, ayu benar-benar takut bila ayu akan di jemput oleh-Nya, ayu takut karena ayu harus meninggalkan cinta hatinya sendirian. Jiak ayu pergi, maka siapa yang akan mencintai dan menyayangi denu dengan tulus seperti halnya ayu. Jika ayu mati maka siapa lagi yang mau menjaga hati dan cintanya, siapa lagi yang mau memperhatikan denu lewat ketulusan hatinya, siapa lagi yang akan memanjakan diri denu, siapa yangakan meninabobokan cinta hati ayu saat denu beranjak dalam mimpi di setiap rangkaian lelapnya, ayu tak tau.

“ya Allah.... berikan aku kesempatan dalam hidupku untuk bertatap langsung dengan ‘cinta hati’ yang selama ini aku damba. Beri aku kesempatan untuk dapat memeluk erat tubuhnya, agar dia selalu nyaman dan merasa tenang dalam dekapan hangat cinta kasih yang kini ku miliki untuk dirinya”.

Ayu benar-benar takut karena ayu begitu takut kehilangan cinta dan dirinya. Terutama saat ayu harus mengingat tentang kehancuran keluarganya dulu. Rasanya benar-benar sakit... banget! Bagaikan pisau mencabik di antara tubuhnya. Bila ayu terkenang akan semua itu, ayu menangis, iya ayu menangis sejadi-jadinya, ayu sangat merindukan kehangatan saat berkumpul dengan keluarga yang ia cintai. Dulu, ayu dan keluarga selalu berbagi antara canda, tawa, hingga kesedihan, mewarnai hari dengan rangkaian cinta dan harapan terbesar dalam hidup ayu saat itu. Walau sekarang, semua rangkaian cita dan harapan hanyalah puing-puing masa lalu yang ayu nggap telah kelam. Dan ayu takkan pernah sanggup untuk menguaknya kembali. Semuanya telah hancur, bersama remuknya harapan-harapan akan keluarganya.

“aku benci.....!!!

Aku benci semua itu Tuhan...!!!”

Air matanya habis terurai untukmenerima semua yang menyakitkan itu. Dan ayu ta, ayu tak sanggup untuk mengingat hal itu lagi. Ayu membenci ayahnya,

“aku benci kamu ayah... tapi aku juga sayang sama kamu, sama bunda juga”

* * *

“ayah... bunda... ayu kangen banget sama kalian...”

Semester ini, ayu sempat dianugrahi juara pertama di kelas. Tadinya nilai ini, keberhasilan ini akan ayu persembahkan hanya buat orangtuanya, ayu yakin orangtuanya akan senang mendapatkan kejutan ini tapi semuanya begitu menyakitkan karena orangtuanya sudah tak lagi di samping ayu lagi. Ayu bersedih, setiap hari ia selalu menangis. Kepergian orang tuanya sampai saat ini, hati ayu masih berduka karena orang tuanya. Walaupun ayu sadar, tangisnya takkan pernah bisa merubah keadaan bisa kembali seperti semula. Ayu pikir, dengan seperti itu ayu mampu meluapkan segala kesedihan atas sederetan beban yang ia simpan dalam kerinduannya terhadap orang tuanya. Samapi-sampai saat itu, ayu sempat sakit gara-gara harus menahan dan terus membendung kerinduannya terhadap orang tuanya.

Tubuhnya panas, saat itu ayu demamnya benar-benar tinggi, ayu terpaksa memberitahukan keadaannya kepada denu. Ayu tau apa yang telah ia lakukan suatu tindakan bodoh karena ia telah mengundang denu hadir dalam penderitaannya. Ayu tau denu cemas dan khawatir di sana, sampai-sampai denuberusaha untuk menenangkan ayu. Denu terus dan terus menenangkan hati dan pikiran ayu sampai akhirnya ayu benar-benar mampu menghentikan aliran air mata yang telah lama ia bendung hingga menetes.

Saat itu, ayu merasa denu hadir di sampingnya. Iya, denu benar-benar hadir di samping ayu untuk menenangkan ayu.

“ya Allah... dia benar-benar baik sekali padaku, dia benar-benar malaikat pelindungku. Saat aku membutuhkan keberadaannya, dia selalu ada, dia selalu hadir untuk aku dan kehadirannya membuatku tenang”, kesah ayu.

Dan saat itu, denu sempat memeluk ayu.

“sungguh.. aku merasa nyaman dan tenang berada dalam pelukannya. Aku yakin, mungkin”kehangatan dari dekapannya itu karena ketulusan cintanya kepadaku, meski pelukan itu tak nyata, tapi ku rasa begitu nyata”, Ayu berbisik dalam hati.

Denu menenangkan ayu,

“nta, berdzikirlah sayang.. katakan pada hati, allahu ma’ana (Allah bersama kita) atau nta berdo’a, hasbunallah wani’mal wakil (maha suci allah dan tempat kami memohon pertolongan)”

Sampai pada akhirnya, ayu benar-benar berada dalam ketenangan, sebuah ketengan yang belum pernah ayu rasakan seumur hidupnya.

Sejak kejadian itu, ayu dan hatinya telah berjanji ayu tidak akan memberitahukannya lagi bila ia sedang sakit karena ia tak ingin melibatkan dan merepotkannya lagi oleh semua kerapuhan atas diri ayu.

Denu telah berbuat banyak baik kepada ayu karena itu pula ayu akan selalu bilang sama denu,

“aku baik-baik saja”.

Walau pun pada kenyataannya ayu hampir sekarat karena menahan penyakitnya sekalipun, ayu akan tetap bilang bahwa ia akan selalu baik-baik saja. Semua itu ayu lakukan agar ayu tidak akan mengundang denu hadir dalam penderitaanya lagi.

“maafkan aku sayang... bukan maksudku untuk membohongi hatimu. Sungguh... aku hanya tak ingin membawamu larut dalam penderitaan hatiku”.

Itulah yang selalu ayu khawatirkan.

** *

Semakin ayu mengingat denu, ayu semakin menyayanginya. Dan semakin hari, ayu merasa bahwa hatinya semakin dekat dengan denu. entah apa yang membuat mereka menjadi seperti itu dan semakin lama, rasa saling percaya saling menguat. Ayu benar-benar bahagia bisa menjadi bagian dari hidup denu, semua yang ia punya telah ayu kagumi. Ia tak pernah menyakiti ayu.

Pernah ayu berpikir untuk menghindari denu, tapi denu benar-benar tak ingin ayu melakukan semua itu. Denu melarang ayu hingga akhirnyaa ayu kembali menarik keputusan untuk pergi dari kehidupan denu.

“jujur.. aku benar-benar minder menjadi pendampingnya, sampai-sampai aku tak sanggup menahan semua itu namun denu selalu mencoba untuk menunjukkan sikap yang benar-benar begitu membutuhkanku, dia benar-benarmenganggapku ada”. Ungkap ayu.

Sampai pada akhirnya sekarang ayu benar-benar berjanji takkan meninggalkan dia dalam keadaan apapun.

“oh tuhan.. salahkah aku? Bila diri ini selalu berharap bahwa dia adalah anugrah terindah yang selama ini aku impikan? Egokah diri ini bila aku selalu ingin memiliki diri, hati, bahkan cinta yang dia punya? Aku benar-benar menyayangi dia, Tuhan..”

“saya yakin, nta masih belum bisa dan belum siap bertemu saya. Nta selalu menutupi kata hati nta. Nta yang terbuka sama saya, jika ingin dibuatkan puisi, nta bilang. Jika nta sakit, nta bilang. Saya bukan orang lain, nta ga usah malu. Saya yang akan menemani hidup nta”, ungkap denu.

“seandainya saja dia tahu kenapa aku melakukan semua ini, mungkin dia takkan pernah berkata seperti itu”, keluh ayu kepada denu dalam hati.

** *

Pagi yang cerah telah menyambut ayu, mentaripun tersenyum simpul akan dirinya. Sinarnyahadir dan menerobos celah-celah di jendela kamarnya. Udara masih tercium khas dalam aroma pagi yang menyejukkan jiwa. Setetes embun telah mencairkan hatinya yang lama membeku bagai sebongkah salju yang terlihat kaku.

Bersama keindahan itu, denu hadir membawa bingkisan itu, yang saat itu telah denu bawa. Ayu melihati denu, Kedua bola mata ayu menatapi kesempurnaannya. Tanpa menunggu denu memberikan bingkisan indah untuk ayu. Bingkisan yang waktu itu sempat ayu tatapi sebelumnya. Dengan senang hati, ayupun bahagia untuk menerima bingkisan itu dan kemudian denu menyuruh ayu untuk langsung membukanya. Ayu menurutinya. Dan ternyata setelah ayu buka, ayu benar-benar kaget. Semua itu benar-benar membuat ayu tak mampu percaya. Karena yang denu berikan lewat bingkisan indah itu adalah rangkaian kata ‘cinta’ untuk ayu.

“oh..... aku benar-benar bahagia saat penantianku telah berujung kepastian”, ungkap ayu.

Saat keindahan telah menghadirkan kedamaian cinta dalam jiwanya, ayu meraih satu harapan yang ia nanti dari denu. semua ia rasa seakan mimpi belaka. Terlalu sulit bila ia ungkap lewat rangkaian kata.

Kehadiran cinta denu membawa ayu terjatuh dan terpelosok di celah kasih cintanya. Denu membawa ayu larut dalam kemenangan harinya, hingga denu menganggap ayu selaksa ‘bintang hati’ yang ia puja. Kembali denu meyakinkan hati ayu, bahwa ayulah, wanita seperti dialah yang selama ini denu nanti dan cari.

“terima kasih sayangku”

** *

Ribuan camar seakan melebarkan kedua sayapnya yang indah. Membawa harapan-harapan cinta di setiap helai sayap sucinya. Berterbangan, menyeruak di antara awang-awang sembari mengalunkan lagu sakralnya yang saat itu terdengar indah.

Hari-hari yang mereka lalui kini seakan penuh arti dan mereka tak pernah menyadari bahwa mereka telah memeluk cinta yang selama ini mereka nanti.

Semua ini begitu indah, sampai-sampai ayu takut. Ayu takut semua ini hanya sebuah mimpi dalam tidurnya saja. Jika semua ini adalah mimpi, ayu tak ingin bangun dari tidurnya karena ia ingin tetap berada dalam mimpi itu.

Kembali denu mengirim ungkapan lewat sms,

Bintang hatiku

Saat hatiku sedang tertutup oleh cinta

Yang tak layak untukku puja

Kau mencoba tuk mengetuk, membuka, dan mengambil hatiku

Kau mencoba merawat hatiku yang penuh luka

Kau selalu mencoba terangi hatiku

Yang dibutakan oleh cinta

Yang penuh dosa darinya

Air mata haru perlahan menetes tanpa sadar, saat ayu mencoba untuk bisa hidup bersama dengannya, menghapus jejak masa lalu ayu untuk kembali menempuh hidup baru bersama dengan denu.

Sayang... mendekatlah, peluk aku

Jangan kau lepaskan

Beri aku kehangatan cinta yang kau miliki

Peluk aku, dekap aku

Karena aku ingin miliki bintang hatiku (6)

Begitulah ungkapan denu. Ayu tau denu berharap bahwa ia akan menjadi ‘bintang hati’ hidupnya..

“oh Tuhan.. ketulusannya membuatku benar-benar mengagumi dirinya. Aku telah menganggapnya sebagai orang yang sangat teristimewa di hatiku. Dia begitu manja denganku. Manja............... sekali. dan aku, akupun bahagia dan selalu ingin memanjakannya karena aku tau hal seperti itu mampu membuatnya menjadi merasa nyaman, tenang, dan bahagia” kesah ayu.

“sayang.. aku beruntung bisa mengenal orang sepertimu dalam hidupku dan aku tak ingin kehilangan dirimu. Aku bahagia karena aku bisa menjadi bagian dari hidupmu”, sambung ayu.

** *

“sayang, andaikan kau selalu mendengar apa yang selalu ku ungkapkan tiap kali aku mengingatmu, apakah kau mampu hadir memenuhi panggilanku? Dalam detik-detik waktuku, ku selalu ciptakan seikat rindu untukmu. Ku rangkai dari segenap senyum manismu yang polos, dan kujadikan semua itu sebagai rangkaian kenangan indah dalam harian di hidupku. Semuanya, ku ukir lewat kata, ku gores lewat tinta akan sebatang pena di atas hamparan yang mulai kusut. Sengaja ku patri namamu dalam batu prasastri di sudut ruang hatiku, ku simpan riang tawamu dalam relung sukmaku, ku jaga dan selalu ku dekap erat dalam jemari waktuku. Maaf... maaf bila menurutmu caraku salah. Kata hatimu membuatku buta, ku tak tau apa yang ku lihat benar atau menyimpang dari kenyataan. Ku tak pedulikan itu karena aku hanya bisa peduli saat aku menyaksikan tangismu”

Ungkapan ayu merupakan sebuah isyarat bahwa ia akan pergi dari kehidupan denu. Ayu tau denu tak pernah berbuat salah sekalipun terhadapnya. Tapi ayu harus pergi. Ayu tak ingin melihat denu bersedih dan menangis. Semua ia lakukan karena ia ingin denu bahagia. Ia memberikan kebebasan kepada denu untuk mencari kebahagiaan. Ia pergi dari denu bukan karena ia tak lagi mencintai atau karena ia tersakiti melainkan karena ia ingin denu bahagia.

“ayu, tetaplah dengan saya jika kamu ingin saya bahagia”, ungkap denu lemah.

Namun ayu tak mempedulikan permohonan denu. ia tetap pergi tanpa alasan yang pasti dan ia hanya mementingkan egonya sendiri.

Seiring berjalannya waktu, kini denu membawa luka yang telah ayu beri. Entah kemana arah yang mesti denu lewati karena semua tengah menghancurkan rangkaian mimpi-mimpinya. Denu terus berjalan maju meski asa sudah tak mampu karena kini denu semakin melemah. Semuanya telah terjadi dan menjadi kenyataan yang ia rasa hampa sekali.

Kini hatinya telah menjadi beku bagai sebongkah salju yang terlihat kaku. Iya, seperti itulah keadaannya. Lukanya semakin perih ia rasa. Menghujam di balik dada diantara celah-celah duka, air matanya menetes terjatuh hampa tak terasa. Pipinya basah di guyurtangisan yang kian mendera. dan Denupunberanggapan bahwa ayu telah mati dari hidupnya.

Memory 10 agustus 2010

Telah aku sambut pagi ini dengan air mata

Kenestapaan kini telah hadir mengikis keindahan cinta

Saat ku ucap kata, “selamat tinggal bintang hatiku”

Serasa aku tak lagi kuat menahan sakit yang ada

Kini aku menjadi yang rapuh

Lidah tak sanggup menjadi saksi dari peraduanku

Karena sekian lama hanya air mata yang mampu untuk menjadi ungkapan sejati

Kala malam hadir meraih asaku

Kini tak ada lagi bintang hati yang sudi menerangi kegelapanku

Dalam pekatnya

Kini aku mencoba untuk menari di antara nyanyian duka

Menghibur diri atas segala penyesalan ini

Berharap

Apa yang telah ku lakukan ini mampu menghapus kenestapaan yang kini tengah melanda

Oh Tuhan..

Hari ini aku telah melepas bintang hatiku terbang jauh

Menyeruak diantara angkasa yang terbentang luas tiada tara

Aku sampai tak tau

Kemana kini ia pergi mencari suatu yang dapat menenangkan kepenatan

Yang kini tengah dibawanya terbang

Cintaku hilang

Angankupun kini ikut melayang tiada arah menentu

Kasihku telah sirna

Asapun kini telah tiada

Hanya ada seonggok jasad yang mematung hampa

Karena setengah jiwanya telah hilang

Entah kemana perginya

Entah kemana pula akan ku cari sesuatu yang telah hilang dari diriku

Atau jangan-jangan aku takkan pernah menemuinya

Oh yang maha menyaksikan lagi maha berkehendak

Tolonglah aku

Bila mana ini telah berada dibawah kehendak-Mu

Maka aku berdo’a

Tolong jaga bintang hatiku yang baru saja ku lepas

Jaga ia dari keburukan apapun

Tolong sayangi dia

Sebagaimana aku telah menyayangi-Mu

Aku mencintainya Tuhan

Tolong jaga dia untuk aku

-TAMAT-

Cinta adalah cinta dan hidup adalah hidup. Cinta bukanlah hidup dan hidup bukanlah cinta. Namun, hidup tanpa cinta bukanlah hidup dan cinta tanpa hidup bukanlah cinta. Semua yang terjadi dalam kisah ini sebuah pelajaran bagi kita bahwa hidup dan cinta itu satu kesatuan. cinta bukanlah bagian dari hidup tetapi hidup bagian dari cinta. Tanpa hidup kita tak bisa cinta dan tanpa cinta kita tak mungkin hidup. Memang benar cinta tak harus memiliki, jika kita berpikir. Karena cinta yang kita miliki akan membahagiaan orang yang kita cinta tapi jika orang yang kita cinta tak bahagia dengan cinta kita, buat apa kita mempertahankan orang yang kita cinta tetap dengan kita karena kita tau orang yang kita cinta tak bahagia bersama kita. Jika kita memaksa orang yang kita cinta tetap dengan kita tetapi ia tak bahagia bersama kita, sama halnya kita merampas kebahagiaan orang yang kita cinta.

(1)Artinya, selamat pagi, sudah mandi belum, cepat mandi nanti sekolahnya kesiangan. Dan selamat beraktifitas saja ya?

(2)Di ambil dari catatan diary ayu

(3)Artinya, gede Rasa (besar rasa/kepedean)

(4)Bukan dalam adegan kenyataan, hanya dalam bentuk perkataan tanpa adegan

(5)Artinya, (Nta=Cinta) panggilan kesayangan bagi Ayu Santika

(6)Di ambil dari buku puisi denu tahun 2008


“DILARANG KERAS MENDUPLIKAT ATAU MENGAMBIL SEBAGIAN PEMIKIRAN/PERKATAAN DALAM NOVEL INI KECUALI ANJING. PENULIS MEMBUAT KARYA INI DENGAN AIR MATA, HARAP MENGHORMATI PERASAAN PENULIS DENGAN TIDAK MENDUPLIKAT ATAU MENGAMBIL SEBAGIAN PEMIKIRAN/PERKATAAN DALAM NOVEL INI”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun