Mohon tunggu...
DEVITASARI RSA
DEVITASARI RSA Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Suka-Suka

Menulis merupakan salah satu cara untuk meluapkan perasaan dan pikiran serta hasil pengamatan terhadap lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Persahabatan Dee-Dee dan Rico

6 November 2014   00:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:32 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu kisah antara Dee-dee si burung dan Rico si musang. Terjadi di sebuah hutan yang sangat lebat nan mengerikan. Kondisinya gelap hingga sinar matahari tak mampu menembus celah dedaunan. Lembab di bawah, menyeruakkan kemerdekaan para lumut.

Disebutlah Rico, seekor musang yang baik hati. Rico adalah seekor musang pengembara. Belum diketahui siapa dan dimana keluarganya. Ketika ia sedang asyik tidur di atas pohon, terdengar suara kicauan burung – burung kecil. “Titit tuwet tit tit . . . Wah pohon ini sepertinya sesuai untuk tempat tinggal kita,” seru kata seekor burung – Manny namanya -. “Mari kita dekati,” kata burung yang paling besar. Adalah Dee-dee, pemimpin kawanan burung ini. Rico terperangah melihat kawanan burung tersebut. “Apa yang kalian lakukan ?” tanya Rico. “Tempat ini akan kami jadikan sebagai sarang baru kami karena sarang lama kami telah ditebang oleh manusia. Siapa kamu ? Apakah pohon ini sarangmu ?” kata Dee-dee. “Oh ya, perkenalkan aku Rico. Musang pengembara. Pohon ini bukanlah sarangku,” jawab Rico. Mereka pun bercakap – cakap, terjadilah sebuah kesepakatan bahwa mereka akan tinggal bersama.

Persahabatan antara Rico dan Dee-dee semakin erat. Mereka saling membantu meskipun berbeda spesies. Canda dan tawa selalu terkembang. Di mana ada Dee-dee di situ pasti ada Rico. Namun, ada seekor burung yang kurang begitu suka dengan persahabatan mereka. Yaitu Chaarmen. Menurut Chaarmen, Rico terlalu ikut campur dalam kawanan. Suatu hari, ia merencanakan ide jahat dengan cara mengadu domba Dee-dee dengan Rico. “Dee, apakah hidup kita akan terus begini selamanya ? Hidup dengan seekor musang yang tidak jelas asal usulnya ?” tanya Chaarmen. “Ada apa Chaarmen ? Kenapa bertanya seperti itu ? Bukankah Rico sering membantu kita ?” tanya Dee-dee. “Tapi dia terlalu ikut campur dengan kawanan ! Terlalu sok tahu dengan keterbatasan pengetahuannya. Mungkin saja di suatu saat nanti ia akan menjadikan kita sebagai makanannya. Teman – teman yang lain juga berpendapat seperti ini. Jangan sampai kawanan kita akan pecah gara- gara seekor musang tidak jelas itu,” kata Chaarmen dengan sinis. “Tapi dia baik hati Chaarmen,” kata Dee-dee pelan. “Apakah Rico sejahat itu ? Apakah Rico hanya memanfaatkan kita ?” tambahnya. “Terserah kamu mau berkata apa, tapi kawanan tidak suka dengan kehadiran Rico. Mungkin kau harus memilih antara Rico atau kawanan. Camkan itu!” kata Chaarmen dengan nada tinggi lalu berlalu pergi. Dee-dee tertunduk dan mulai berfikir tentang ucapan Chaarmen.

Sejak itu, Dee-dee berubah menjadi pendiam dan pemurung. Dia merenungi setiap jejak masa lalunya dulu. Dia mulai menjauh dari Rico. Rico bingung dengan kondisi Dee-dee yang berubah drastis. Suatu hari, ketika rasa penasarannya memuncak ia menanyainya. “Ada masalah Dee ?” tanyanya. “Tidak Ric, namun aku hanya memikirkan sesuatu. Aku belum bisa mengatakannya. Maaf, aku pergi dulu,” jawab Dee-dee sembari pergi. Rico hanya diam terpaku mendengar jawaban Dee-dee. Rico semakin penasaran, ia pun bertanya pada Chaarmen yang kebetulan sedang lewat. “Bisa berhenti sebentar Chaarmen ?” seru Rico. “Iya, bisa. Ada apa Ric ?” jawab Chaarmen. “Kenapa akhir – akhir ini Dee-dee berubah ?” tanya Rico. “Oh, yang aku tahu si Dee-dee sedang merasa tidak nyaman dengan adanya kamu di kawanan kami. Kemarin ia mengatakannya padaku, tapi ia masih belum cukup mental untuk mengusirmu. Sebaiknya kamu pergi jika tidak ingin diusir terlebih dahulu oleh Dee-dee. Ini demi kebaikan kawanan,” jawab Chaarmen. “Baiklah, jika ini memang yang terbaik bagi kita semua. Aku kan musang pengembara, tidak ada salahnya untuk nomaden,” kata Rico. Rico pun pergi meninggalkan Chaarmen, meninggalkan sarangnya, meninggalkan Dee-dee dan meninggalkan kisah persahabatannya. Chaarmen tertawa bahagia, merasa puas niatnya telah tercapai. Namun ternyata, di balik semak – semak ada seekor katak yang sedang mendengarkan pembicaraan Chaarmen dan Rico. Louis.

Keesokan harinya, Dee-dee mencari Rico untuk bertanya tentang kegundahannya selama ini. Tapi, ia tak menemukannya. Terbang kesana kemari, menelusuri jalan dan tempat yang biasa mereka gunakan. But, hasilnya nihil. “Riiicccoooooooo . .. . ,” teriak Dee-dee. Berulang kali ia berteriak, namun tetap tak ada jawaban. Chaarmen yang mendengar suara Dee-dee pun datang. “Ada apa mencari Rico ? Rico sudah pergi, ia muak berada disini. Kemarin ia berpamitan dengan aku,” kata Chaarmen. “Apaaaa ??” tanya Dee-dee. Ia pun menangis. “Hei Chaarmen ! Kau telah berdusta. Aku tahu segala ide jahatmu. Kau telah mengadu domba Dee-dee dan Rico,” teriak Louis yang tiba – tiba datang. Chaarmen yang melihat hal itu langsung terbang kabur. “Benarkah itu Louis ?” tanya Dee-dee sembari mendekati Louis. Louis menjelaskan semua yang terjadi. Louis mengajak Dee-dee ke tempat Rico berada. Di sana, Rico dan Dee-dee bermaaf – maafan. Saling berpelukan, saling berterima kasih. Berkat Louis, persahabatan Rico dan Dee terselamatkan. “Maukah kamu menjadi sahabatku untuk selamanya ?” tanya Rico. “Mau, asal jangan makan aku,” kata Dee-dee. Tawa pun pecah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun