Mohon tunggu...
DEVITASARI RSA
DEVITASARI RSA Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Suka-Suka

Menulis merupakan salah satu cara untuk meluapkan perasaan dan pikiran serta hasil pengamatan terhadap lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Nuklir, Mengapa Tidak?

16 November 2014   14:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:41 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kebutuhan akan teknologi yang pesat mendorong para peneliti untuk memeras otak agar bisa menghasilkan karya yang bermanfaat bagi manusia. Sejak Henri Becquerel berhasil menemukan istilah radioaktivitas pada tahun 1896 penelitian tentang garam uranium semakin pesat dan penggunaan reaksi inti atom semakin meluas. Reaksi yang menggunakan inti atom disebut reaksi nuklir. Dalam reaksi nuklir terdapat dua reaksi utama, yaitu reaksi fisi dan fusi. Reaksi fisi nuklir merupakan reaksi pembelahan inti atom menjadi dua bagian yang setara. Sedangkan reaksi fusi nuklir adalah penggabungan antar inti atom pada saat bertabrakan. Bahan yang digunakan dalam reaksi nuklir yang sering digunakan adalah Uranium dan Plutonium.

Nuklir mulai berkembang seiring dengan perang dunia ke 2, yaitu pada tahun 1945 bom atom pertama diletuskan di Mexico kemudian di Nagasaki dan Hiroshima, Jepang yang menewaskan beribu – ribu orang. Dampak radiasinya masih ada hingga sekarang namun dengan intensitas sangat kecil. Bukan hanya dalam bidang perang, nuklir telah berkembang dalam bidang yang lain mulai awal abad 20. Dalam bidang kedokteran misalnya teknologi nuklir untuk mendiagnosa, mengobati dan menyembuhkan berbagai penyakit seperti kanker. Kanker bisa dideteksi menggunakan PET-CT yang kini telah dikembangkan di berbagai rumah sakit di dunia. Dalam bidang pertanian dan peternakan nuklir juga berpengaruh seperti pengurangan penggunaan pupuk buatan serta pendayagunaan dan peningkatan produktivitas lahan, pengendalian hama tanaman, peningkatan produksi dan kualitas daging ternak dan pencegahan berbagai penyakit pada ternak. Untuk bidang energi, negara – negara maju mulai beralih menggunakan teknologi nuklir untuk mencukupi kebutuhan listrik rakyatnya. Kita tahu bahwa bahan bakar fosil sekarang sudah mulai menipis, mungkin 20 hingga 30 tahun lagi persediaannya sudah habis di bumi.

Nah, apakah Indonesia sudah turut serta dalam pemanfaatan teknologi nuklir ? Perkembangan nuklir di Indonesia diawali dengan pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet pada tahun 1954. Seiring perkembangan pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA) yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964 tentang ketentuan-ketentuan pokok tenaga atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN. Untuk membuktikan keseriusan negara Indonesia terhadap nuklir pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung. Pusat – pusat penelitian atom juga telah dibangun di Yogyakarta dan Jakarta. Badan – badan untuk mengkaji tentang nuklir juga dibentuk seperti BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) serta STTN (Sekolah Tinggi Teknik Nuklir). Penggunaannya dalam kehidupan sehari – hari juga sedang dilakukan dan kembangkan oleh badan – badan tertentu. Mulai dari pemanfaatan dalam bidang kedokteran hingga energi, yaitu dengan membangun PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Tahun 1972 merupakan awal bagi Indonesia dalam tahap membangun sebuah PLTN, pekerjaan berhenti sebentar lalu pada tahun 1985 proyek tersebut dijalankan lagi. Namun pembangunan PLTN di Indonesia masih menjadi pro dan kontra di masyarakat.

Pembangunan PLTN di Indonesia yang masih pro dan kontra karena banyak orang yang mentabukan nuklir di Indonesia. Mereka berfikiran bahwa nuklir itu berbahaya, layaknya menyimpan bom di dalam rumah. Takut akan kebocoran reaktor nuklir seperti yang terjadi di PLTN Chernobyl, Ukraina dan reaktor Fukushima di Jepang. Padahal untuk kasus Chernobyl, kesalahan operator, kesalahan budaya keselamatan dan desain yang tidak sesuai dengan ketetapan standar dari IAEA (International Atomic Energy Agency). Masyarakat Indonesia kurang percaya dengan sumber daya manusia yang mengelola teknologi nuklir di Indonesia. Berdasarkan Jajak Pendapat PLTN secara nasional pada tangga 22 Oktober – 4 Nopember 2011, 25,5% responden menolak pembangunan PLTN, mereka beralasan khawatir terjadikecelakaan atau kebocoran reaktor nuklir (78,8%), akan menimbulkan pencemaran radioaktif (39,7%) dankhawatir digunakan untuk senjata nuklir (25,5%)

Sementara kondisi ketercukupan energi di Indonesia yang belum tentu masih bisa digunakan hingga di masa depan. Karena kita, Indonesia masih menggunakan bahan bakar fosil, utamanya dalam energi listrik. Padahal kita punya cadangan uranium yang cukup besar. Yang bisa kita manfaatkan ke depannya. Padahal pembangunan PLTN memiliki banyak kelebihan yaitu tidak menghasilkan gas efek rumah kaca karena pada PLTN tidak melakukan reaksi pembakaran bahan bakar fosil karena PLTN menggunakan uranium sebagai bahan bakarnya dan menggunakan peluruhan untuk menghasilkan energi tersebut. Tidak menghasilkan gas-gas yang mencemari udara seperti CO, SO2, NO dan mercury. Menggunakan bahan bakar yang relatif lebih murah dibandingkan pembangkit listrik tenaga lain karena pada PLTN digunakan bahan bakar yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya. Untuk PLTN reaksi fusi, bahan bakar yang digunakan sangat melimpah di bumi. Dimana reaksi fusi ini menggunakan hidrogen yang dapat dielektrolisis dari air. Meskipun demikian, PLTN juga memiliki sisi lemah, yaitu butuh biaya yang besar untuk sistem penyimpanannya, produk buangannya yang sangat radioaktif. Namun dengan pengetahuan yang ada, kita pasti bisa mengurangi dampak negatif tersebut.

Banyak orang yang beranggapan bahwa dengan kondisi geografis Indonesia yang sering dilanda gempa tidak layak jika menggunakan PLTN, namun faktanya negara Jepang yang juga sering dilanda gempa juga menggunakan PLTN. Meskipun pernah dilanda gempa dan tsunami yang menyebabkan kebocoran reaktor namun mereka dengan sigap bisa mengatasinya karena sumber daya manusianya telah mumpuni. Indonesia juga bisa mengembangkan teknologi nuklir, tidak hanya bidang listrik, tapi bidang yang lain juga. Seperti pertanian, peternakan bahkan transportasi. Dengan peningkatan sumber daya manusia apalagi Indonesia punya STTN yang bisa diandalkan dalam mengelola teknologi nuklir. Kalau bukan untuk mengelola teknologi nuklir, cadangan tambang uranium di Indonesia mau diapakan ? Jangan puas hanya menjualnya ke negeri orang. Mereka maju, kitanya yang hanya menikmati kenikmatan sesaat. Menyedihkan, bukan ?

Lanjut, penggunaan nuklir dalam bidang kesehatan. Seperti dalam pendeteksi penyakit, penyembuhan juga harus lebih getol lagi. Bidang pertanian, peternakan, perkebunan, komunikasi dan berbagai bidang. Serta, mungkin di masa depan alat tranportasi juga menggunakan bahan bakar nuklir. Lebih efisien dan ramah lingkungan. Indonesia punya banyak orang pintar, buktinya anak Indonesia mampu membuat motor listrik, mobil listrik, mobil bahan bakar air hingga pesawat terbang – Pak Habibie – namun hanya kurangnya penggalian minat dan perhatian dari pemerintah yang menyebabkan kurang tereksposenya mereka.

Penambangan uranium juga harus memperhatikan kondisi alam. Jangan mengeksploitasi tambang uranium. Perhatikan efek sampingnya bagi alam di sekitarnya dan masyarakatnya. Pemanfaatan uranium yang berlebihan tanpa menggunakan etika lingkungan akan menyebabkan berbagai bencana, seperti banjir, longsor dan bahkan seperti kasus Lapindo. Apalagi dengan track record kasus kebocoran nuklir di dunia, kita dituntut professional dalam menjalankan teknologi ini. Memang berat tantangan Indonesia jika memang menggunakan teknologi ini namun didasari dengan tekad yang keras dan SDM yang mumpuni, saya rasa Indonesia bisa !

INDONESIA DEVELOPES IN SAFE NUCLEAR POWER !!

INDONESIA GETS AHEAD IN SAFE NUCLEAR POWER !!

dok pribadi NYS 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun