Mohon tunggu...
Wirya Pratama
Wirya Pratama Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

The Next Orthodontist...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Sembarang Memasang Kawat Gigi

27 Agustus 2011   17:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:25 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pembaca sekalian pasti sudah sangat tidak asing dengan istilahbehel. Behel atau bracket dalam dunia kedokteran gigi juga dikenal sebagai Kawat Gigi adalah alat yang digunakan dalam perawatan ortodontik yang membantu menyelaraskan dan meluruskan gigi dan membantu posisi geligi pada posisi ideal di mana gigi atas dapat menggigit gigi bawah dengan sempurna. Behel  atau  bracket merupakan alat ortodontik cekat yang sering juga dengan peralatan ortodontik lain untuk membantu memperluas langit-langit mulut atau rahang dan sebaliknya membantu dalam membentuk gigi dan rahang.

Berdasarkan sejarah pemakaian behel sudah dimulai sejak tahun 400-500 BC hal ini dibuktikan dengan penemuan mumi dari zaman tersebut di mana pada mumi ditemukan band pembungkus gigi berupa kabel yang terbuat dari serat alami usus hewan yang mana hal ini merupakan bagian ortodontic yang berguna untuk meluruskan kesenjangan pada gigi mereka. Sementara diRomawi ditemukan sebuah makam kuno dengan jenazah yang giginya berisi lempengan emas yang diduga merupakan sebuah peralatan untuk meluruskan kesenjangan gigi, namun karena kurangnya bukti penelitian mengenai hal ini tidak diteruskan.

Sekarang behel tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk merapikan geligi dan mengembalikan fungsi kunyah gigi menjadi lebih baik. Saat ini behel sudah merambah ke arah trend dan fasion di mana orang-orang memakai behel bukan saja karena ada masalah pada giginya namun karena faktor pergaulan dimasyarakat. Hal ini tentu saja bukan masalah apabila dari segi finansial mendukung. Untuk melakukan perawaan behel diperlukan dana yang tidak sedikit untuk satu kali perawatan berkisar antara 3 Juta – 20 Juta tergantung kasus pada pasien bahkan ada yang menarik bayaran lebih mahal lagi, untuk kontrol biasanya berkisar antara 50rb – 100rb/kunjungan.

Dibalik persoalan biaya sekarang harus diingat penggunaan kawat gigi atau behel tidak hanya sekedar masalah fasion, tidak juga sekedar asal rapi. Rapi tentu saja tidak cukup, setelah perawatan selesai gigi harus bisa berfungsi untuk mengunyah dengan sempurna. Gigi atas harus bisa menggigit dan bertemu gigi bawah dengan baik, karena salah satu dari fungsi kawat gigi atau behel adalah untuk memperbaiki gigi dari keadaan gigi atas tidak bertemu atau menggigit gigi bawah dengan baik (bahasa kerennya : maloklusi) yang disebabkan oleh susunan gigi yang tidak beraturan, bentuk rahang yang salah atau kombinasi dari kedua hal tersebut.

Perawatan dengan kawat gigi atau behel (istilah kedokterannya : perawatan ortoddontik) yang dilakukan oleh orang yang benar-benar memahami ilmu ortodontik dapat memperbaiki kesalahan bentuk atau posisi dari rahang. Perbaikan dari susunan gigi dan rahang juga akan mempengaruhi bentuk atau profil wajah dari seseorang secara keseluruhan.

Tanpa ilmu yang benar pemakaian kawat gigi bisa membuat wajah anda menjadi aneh. Mereka yang tidak mengerti ilmu ortodontik secara benar (atau hanya mengetahui sepotong-sepotong) hanya akan membuat gigi pasien terlihat rapi namun belum tentu posisi rahang pasien pas untuk menggigit antara gigi atas dan gigi bawah (oklusi). Lebih celaka lagi melakukan pemasangan kawat gigi pada orang yang tidak berpengalaman dan tidak memiliki ilmu yang cukup bisa membuat wajah pasien menjadi lebih aneh dari semestinya.

Saat ini banyak iklan dari tukang gigi di media elektronik, media cetak, bahkan sudah ke media online yang menawarkan pemasangan kawat gigi murah, cepat dan rapi. Namun sadarkan kalian bahwa dalam iklan promosi tersebut tidak ada yang menawarkan gigi anda dapat berfugsi dengan baik setelah perawatan. Perawatan yang dilakukan oleh orang yang bukan ahli di bidang orthodontik hanya akan membuat masalah baru pada gigi si pasien. Belum lagi resiko tertular oleh penyakit lain yang disebabkan oleh alat-alat yang digunakan.

Bagaimanapun juga seseorang yang berpredikat dokter gigi memerlukan waktu yang lama yakni 3 (tiga) tahun untuk mempelajari mengenai ilmu meratakan gigi (ortodontik). Sedangkan seorang dokter gigi biasa hanya berkesempatan untuk mempelajari alat ortodontik lepasan dan tidak diajarkan untuk memasang behel atau alat ortodontik cekat.

Seorang tukang gigi (atau istilah lainnya : ahli gigi) di pinggir jalan sama sekali tidak pernah mendapatkan pendidikan formal sebagai seorang dokter gigi dan tidak memiliki kualifikasi untuk merawat gigi pasien khususnya melakukan pemasangan kawat gigi atau behel. Apapun alasannya, walau katanya si tukang gigi sudah pernah belajar tentang kawat gigi dan sebagainya tetap saja kualifikasi mereka masih jauh dari seorang dokter gigi spesialis orthodontik maupun dokter gigi umum.

Sekarang ini kembali lagi kepada masyarakat untuk mencerna, pasang kawat gigi pada dokter gigi non spesialis saja tidak dianjurkan apalagi memasang kawat gigi pada praktek “tukang gigi” atau “ahli gigi” di pinggir jalan. Sebagian masyarakat yang tidak mengetahui masalah perawatan orthodontik secara umum sudah pasti menganggap remeh masalah ini. Namun tahukan anda pemakaian alat-alat kedokteran gigi yang tidak memenuhi standar kesehatan pada waktu pemasangan behel atau kawat gigi bisa menyebabkan infeksi silang dan membahayakan kesehatan.

Untuk menghindari penyakit tertular dari satu pasien ke pasien lain atau ke dokter gigi yang bisa saja melalui air liur atau darah si dokter gigi menggunakan barier berupa sarung tangan dan masker yang hanya boleh digunakan sekali. Artinya hanya digunakan untuk 1 (satu) pasien. Alat-alat yang digunakan oleh dokter gigi merupakan alat steril yang setelah digunakan pada 1 (satu) pasien dibersihkan dan dimasukkan ke alat sterilisasi khusus atau langsung dibuang apabila menggunakan alat disposible.

Sekarang tinggal dibayangkan apabila melakukan perawatan kawat gigi pada orang yang tidak memiliki pengetahuan yang lebih dibidang tersebut? Mereka tidak mendapatkan pengetahuan mengenai cara sterilisasi peralatan yang digunakan, tidak memiliki kualifikasi yang lebih untuk merawat gigi yang tidak beraturan. Bisa jadi gigi si pasien bukannya menjadi baik dan sehat namun akan menimbulkan masalah baru yakni resiko terkena penyakit menular seperti HIV, Hepatitis, gigi goyang, rahang sakit saat membuka mulut dan masih banyak lagi akibat buruk yang akan ditimbulkan.

Sekarang kembali lagi kepada si pasien, apakah mencari harga murah dengan hadiah berupa penyakit baru atau mencari perawatan yang berkualitas dengan hasil memuaskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun