In my world. I'm not statistic, I'm not a number, I'm not a diagnosis, I'm a little person with different abilities taking on a world that refuses to understand I prove everyday I'm a miracle, I will never give up!
SINOPSIS
Taare Zameen Par adalah sebuah film yang menceritakan tentang seorang anak kelas 3 yang duduk di bangku sekolah dasar bernama Ishaan Nandkishore Awasthi. Ishaan adalah seorang anak yang tidak bisa mengikuti kegiatan di sekolahnya dengan baik, ia dicap sebagai anak yang bodoh dan nakal. Tak hanya itu Ishaan juga memiliki kesulitan dalam membaca maupun menulis, ia kesulitan mengenal huruf, misalnya sulit membedakan antara "d" dengan "b" atau "p". Dia juga susah membedakan suku kata yang bunyinya hampir sama, misalnya "Top" dengan "Pot" atau "Ring" dengan "Sing". Bukan hanya itu, dia juga sering menulis huruf secara terbalik. Karena kekurangan Ishaan tersebut ia pun sering mendapat nilai yang buruk di sekolah dan tidak pernah mengerjakan pr sehingga para guru pun sering menghukumnya. Meski begitu, Ishaan memiliki suatu kelebhan yaitu melukis. Berbanding terbalik dengan Ishaan, kakaknya, Yohan adalah seorang anak yang sangat pintar dan cerdas. Ibu Ishaan seringkali mengajarinya pelajaran yang sudah dipelajari di sekolah, namun Ishaan akan selalu melupakan pelajaran yang telah diberikan sehingga lama kelamaan ibunya pun lelah. Ayah Ishaan adalah seseorang yang keras ia sering membandingkan Ishaan dan kakaknya.
Pada puncaknya Ishaan dimasukkan kedalam asrama karena ketahuan bolos sekolah dan berjalan jalan sendirian keliling kota. Namun tak ada perubahan yang berarti meskipun Ishaan telah pindah ke asrama. Ia bahkan lebih sering menerima hukuman dari gurunya karena tidak bisa mengikuti aturan yang ada. Ishaan sebenarnya sudah berusaha namun semakin ia berusaha maka ia semakin bingung karena ia measa semua huruf itu menari nari di kepalanya. Karena tekanan yang ia terima dari guru dan ejekan dari teman temannya Ishaan pun tidak mau menggambar lagi.
Kemudian datang seorang guru kesenian pengganti sementara yang bernama Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan). Guru baru ini mempunyai cara mendidik yang baru, Ram membuat mereka berpikir keluar dari buku-buku dan imajinasi mereka. Setiap anak di kelasnya merespon dengan antusias yang besar kecuali Ishaan. Ram kemudian berusaha untuk memahami Ishaan dan masalah-masalahnya. Ram menyadari bahwa Ishaan menderita penyakit disleksia, sebuah kesulitan dalam membaca, menulis dan menghitung. Ram menyadari kondisi Ishaan karena dulunya ia pun mengalami gejala disleksia.Â
Padahal, sebenarnya seseorang yang mengalami disleksia memiliki kemampuan intelegensi yang tinggi. Jika tak diasah dengan kesabaran dan keterampilan dalam mendidik, maka sang anak akan terus terjerat dalam ketidaktahuan dalam membaca dan menulis. Ia mecontohkan tokoh-tokoh dunia yang mengalami disleksia sehingga melejitkan semangat Ishaan dalam belajar. Dengan waktu, kesabaran dan perawatan Ram berhasil dalam mendorong tingkat kepercayaan Ishaan. Dia membantu Ishaan dalam mengatasi masalah pelajarannya dan kembali menemukan kepercayaan yang hilang. Ia mampu mengajak anak didiknya itu memahami dan menyeberangi lautan ilmu dengan proses yang menyenangkan.
Ram yang menyadarkan orang tua Ishaan bahwa anaknya mengalami disleksia. Setelah menemui orang tua Ishaan, Ram kemudian memohon kepada Kepala Sekolah (asrama) agar Ishaan diberikan kemudahan dan tidak dikeluarkan. Dimana ia nantinya yang akan membantu Ishaan agar dapat membaca dan juga menulis.Â
Kemudian untuk meningkatkan kepercayaan diri Ishaan dan memperlihatkan kelebihan Ishaan dalam melukis, Ram mengadakan lomba melukis bagi guru dan murid di asrama tersebut. Ishaan keluar sebagai pemenang. Hasil lukisannya dan juga lukisan Nikumbh dipakai sebagai sampul buku tahunan sekolah tersebut. Selain itu di akhir sekolah, nilai-nilai Ishaan pun tidak lagi di bawah rata-rata. Ia sudah mampu bersaing dengan teman-temannya.
Baca juga: Review Film Miss and Mrs. Cops (2019) : Ketidakadilan yang Kredibel!
TEORITIS
Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar, prasadar, dan tak sadar. Pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni id, ego dan superego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama tetapi melengkapi/menyempurnakan gambaran mental terutama dalam fungsi dan tujuannya.
Tiga sistem structural kepribadian Sigmund Freud, yaitu :
1. Id (Dash Es)
Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Dari id ini kemudian akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek psikologi yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan beroperasi dalam daerah tak sadar, mewakili subjektivitas yang tidak pernah sisadari sepanjang usia. Id berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan energi psikis yang digunakan untuk mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian lainnya. Id beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle), yaitu berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Plesure principle diproses dengan dua cara :
- Tindak Refleks (Refleks Actions), adalah reaksi otomatis yang dibawa sejak lahir seperti mengejapkan mata dipakai untuk menangani pemuasan rangsang sederhana dan biasanya segera dapat dilakukan.
- Proses Primer (Primery Process), adalah reaksi membayangkan/mengkhayal sesuatu yang dapat mengurangi atau menghilangkan tegangan -- dipakai untuk menangani stimulus kompleks, seperti bayi yang lapar membayangkan makanan atau puting ibunya.
- Proses membentuk gambaran obyek yang dapat mengurangi tegangan, disebut pemenuhan hasrat (wish fulfillment), misalnya mimpi, lamunan dan halusinasi psikotik.
Id hanya mampu membayangkan sesuatu tanpa mampu membedakan khayalan itu dengan kenyataan yang benar-benar memuaskan kebutuhan. Id tidak mampu menilai atau membedakan benar-salah dan tidak tahu-moral. Jadi harus dikembangkan jalan memperoleh khayalan itu secara nyata, yang memberi kepuasan tanpa menimbulkan ketegangan baru khususnya masalah moral. Alas an inilah yang kemudian membuat Id memunculkan ego.
2. Ego (Dash Ich)