Mohon tunggu...
Dens Saputra
Dens Saputra Mohon Tunggu... Penulis - De

menulis adalah seni berbicara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Komunikasi dari Partai Menuju Hati

21 Mei 2023   20:52 Diperbarui: 21 Mei 2023   20:57 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Prinsipnya komunikasi diciptakan untuk saling memahami. Tetapi berubah ketika ada muatan politik dan ekonomi. Sehingga yang nampak hanyalah sandiwara dalam usaha menjaga citra lewat mitra. Pertunjukan menjadi utama dengan mengabaikan subtansi komunikasi itu sendiri. 

Maksud dan pesan hanyalah bagian pembuka dalam upaya menjaga kekuasaan tanpa perlu memikirkan pemerataan informasi. Perlawanan terhadap hegemoni seperti ini menjadi bagian penting dalam menciptakan kondisi ideal berdemokrasi. Sehingga tidak perlu lagi ada batasan-batasan kultural yang menghalangi ide dan gagasan dari masyarakat akar rumput. 

Keterbukaan itu tentu diimbangi dengan kesabaran untuk bisa menerima hal-hal baru. Bahkan bisa menerima pikiran "out of the box" yang keluar dari rutinitas. Justru peningkatan pengetahuan perlu menjadi jalan tengah untuk menciptakan masyarakat atraktif dalam membangun komunikasi. Bukan menjadi batu loncatan terjadinya hegemoni. Atau bahkan menjadi kesombongan konseptual untuk menipu publik.

Meskipun banyak kekeliruan, komunikasi tetap memberikan kesadaran kolektif. Kesadaran ini timbul dari konflik salah paham dan salah kelola. Komunikasi justru mengaharuskan konflik bisa terjadi sebagai bagian dari penyadaran. 

Cara ini sering dilakukan untuk menemukan benang merah dari masalah yang dihadapi. Meskipun begitu beratnya membangun komunikasi efektif tanpa hegemoni, kita tetap sadar pula dengan komunikasi jembatan persahabatan tetap bisa diraih. Ini mungkin hal baik dari komunikasi politik kita hari ini yang carut-marut tanpa ujung. 

Selain itu, kita perlu menghasilkan komunikasi sederhana dengan kerendahan hati yang sempurna. Setidaknya bangsa ini bisa bertahan dengan pola komunikasi berbudaya dan jendralnya adalah kerendahan hati untuk siap menerima perbedaan. Kita tidak harus sama, tetapi dalam soal kerendahan hati kita harus sama. Karena dengan begitu rasa saling memahami tetap ada meskipun a]terdapat jurang ideologis dan kultural.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun