Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hilirisasi Sebagai Strategi Kemajuan Ekonomi Nasional, Begini yang Dilakukan PT GNI!

9 Mei 2024   12:09 Diperbarui: 9 Mei 2024   12:15 1512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Smelter PT GNI. (Foto: Arsip PT GNI).

Kita punya harta karun di bawah kaki kita, gaes. Indonesia itu kayak kotak pandora, penuh dengan kekayaan alam yang siap di jelajahi. Selama ini, kita kayak anak kecil yang senang main pasir, puas dengan mengirim pasir ke teman seberang laut tanpa tahu kalau sebenarnya, pasir itu bisa dibikin kastil. Nah, belakangan ini pemerintah kita mulai sadar, "Kenapa sih kita cuma jadi pengirim pasir, kalau kita bisa bikin kastil sendiri?". Makanya, muncullah gerakan untuk membangun kastil-kastil itu, alias hilirisasi industri.

Ambil contoh PT Gunbuster Nickel Industry. Bukan cuma nama yang keren, tapi usahanya juga keren. Mereka nggak cuma ngumpulin nikel, tapi juga mengubahnya menjadi barang jadi yang lebih bernilai. Bayangin, dari yang tadinya cuma biji, bisa jadi barang yang kita pakai sehari-hari. Ini bukan cuma soal duit, tapi juga soal membuat lebih banyak orang bisa kerja, dan bikin ekonomi kita kuat, tahan banting di tengah badai dunia.

Hilirisasi Sebagai Strategi Kemajuan Ekonomi Nasional

Oke, mari kita lanjut. Pemerintah kita sudah punya rencana matang buat bikin ekonomi Indonesia makin ciamik lewat yang namanya hilirisasi. Jadi, ceritanya, pemerintah itu kayak chef yang mau masak makanan spesial. Bahan-bahannya? Semua yang sudah kita punya: dari agro, tambang, sampai minyak dan batu bara. Rencananya? Bikin semuanya jadi lebih bernilai, mengurangi kiriman bahan mentah ke luar, dan bikin pabrik-pabrik kita lebih banyak dan maju.

Nah, Sekretaris Kabinet (Setkab) Pramono Anung, bilang gede banget lompatan yang bisa kita capai lewat hilirisasi ini. Apalagi dengan nikel, kita bisa buat perubahan yang bukan main-main. Bayangin, cadangan duit kita dari nikel doang bisa nyampe hampir US$ 139 miliar! Gila, kan?

Hilirisasi Sektor Agro, Tambang, dan Energi

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, bilang kalau fokus mereka sekarang ini tuh di tiga sektor: agro, tambang dan mineral, sama gas dan batu bara. "Seperti yang ditegaskan oleh Bapak Presiden, kita secara bertahap akan menyetop bahan baku mentah, seperti minerba. Kita sudah stop ekspor nikel, dan selanjutnya stop ekspor bauksit," ungkapnya. Ini semacam deklarasi kita buat maju ke depan, pakai apa yang kita punya seoptimal mungkin, dan berhenti jadi 'ATM bahan mentah' buat negara lain.

Sektor Agro

Sektor agro, itu kayak permata tersembunyi yang pemerintah kita mulai poles dengan serius. Kita nggak cuma diberkati dengan sawit, kakao, dan karet yang melimpah, tapi sekarang pemerintah juga pengen kita nggak cuma puas dengan kirim minyak sawit mentah atau CPO ke luar negeri. Mereka pengen kita naik kelas, bikin olahan yang lebih wah seperti oleofood, oleochemical, dan biodiesel yang nilai tambahnya lebih gede. Dan hasilnya? Luar biasa, gaes. Kapasitas pengolahan CPO kita itu sudah melonjak tiga kali lipat, dari 25 juta ton di 2010 jadi 75 juta ton di 2022. Bayangin, itu bukan cuma soal duit yang masuk lebih banyak, tapi juga tentang jutaan lapangan kerja baru yang tercipta dan kenaikan pendapatan negara dari sektor kelapa sawit. Ini bukti nyata kalau hilirisasi bukan cuma omongan doang, tapi sudah jadi aksi konkret yang buat ekonomi kita makin kuat.

Sektor Tambang dan Mineral

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun