Cerita tentang kegigihan menuju sukses: Mengungkap misteri 'Grit'!
Seratus kali jatuh, seribu kali bangun. Kalau terdengar familiar, itu adalah ilustrasi hidup dari konsep psikologi yang bernama 'Grit'. Bukannya kisah dongeng atau cerita motivasi semata, tapi sebuah fenomena nyata yang telah menopang sukses banyak orang. Kita bongkar rahasia di baliknya!
Mengurai Definisi 'Grit'
Grit. Mungkin kata ini sering terdengar, tapi apa sebenarnya itu? Anggaplah 'grit' ini sebagai sejenis 'bahan bakar' yang memacu seseorang untuk terus menerus berusaha mencapai tujuan, walaupun dihadapkan dengan rintangan yang tampaknya tak terbatas. Grit, adalah campuran antara semangat yang tinggi dan ketekunan yang kuat, menghadapi semua tantangan hidup, kegagalan, dan rasa putus asa.
Menurut penelitian Angela Duckworth, seorang peneliti psikologi dari University of Pennsylvania, grit adalah kombinasi antara passion dan perseverance. Passion adalah semangat atau hasrat yang kuat terhadap sesuatu, sementara perseverance adalah ketekunan dalam berusaha mencapai tujuan.
Dalam konteks kehidupan sehari-hari, misalnya seorang mahasiswa yang bangkit dari kegagalan dalam ujian dan berusaha keras untuk mendapatkan nilai terbaik di ujian berikutnya. Itulah gambaran sederhana tentang apa itu 'grit'.
Mengapa 'Grit' Itu Penting?
Grit bukan hanya soal berusaha keras. Tapi juga tentang bagaimana tetap bertahan dan fokus pada tujuan jangka panjang, bahkan ketika hal-hal tidak berjalan sesuai rencana. Tidak ada jaminan dalam hidup ini, ada saja rintangan dan kegagalan yang bisa menghadang. Tapi, dengan 'grit', seseorang dapat bertahan dan terus berjuang.
Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki 'grit' lebih mungkin untuk mencapai tujuan mereka dibandingkan dengan mereka yang tidak. Sebuah studi yang dilakukan oleh Duckworth dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa 'grit' lebih penting daripada IQ atau bakat dalam meraih kesuksesan.
Contoh lainnya adalah seorang penulis yang terus menulis meskipun novel pertamanya ditolak oleh banyak penerbit. Ia tetap menulis dan mengirimkan naskahnya ke berbagai penerbit sampai akhirnya, novelnya diterima dan menjadi bestseller. Ini adalah contoh bagaimana 'grit' dapat membantu mencapai tujuan.