Sensory Processing Disorder: Bagaimana dunia terasa bagi mereka?
Coba bayangkan jika dunia tiba-tiba penuh dengan warna-warna terang yang membutakan mata, suara-suara keras yang menusuk telinga, sentuhan yang terasa seperti jarum, atau rasa yang terlalu pahit di lidah. Itulah kira-kira bagaimana anak-anak dengan Sensory Processing Disorder (SPD) mengalami hidup setiap harinya.
Mulai Pintu Masuk: Perjumpaan dengan 'Sensory Processing Disorder'
Setiap kreatur yang hidup di dunia ini dikaruniai berbagai indra untuk merasakan dunia sekitar. Sangat lumrah jika seseorang memiliki pendengaran yang tajam, atau bisa merasakan perubahan suhu yang sedikit saja. Itulah kekuatan indra manusia! Namun, bayangkan jika semua input sensorik ini jadi terlalu kuat atau justru terlalu lemah. Inilah yang terjadi pada anak-anak dengan 'Sensory Processing Disorder' (SPD).
SPD, sebuah kondisi di mana otak kesulitan dalam menerima dan merespon informasi yang diterima melalui inderanya. Menganggap suara sehari-hari menjadi terlalu keras, atau merasakan pakaian di kulit menjadi terlalu kasar, merupakan beberapa contoh bagaimana anak-anak dengan SPD mengalami dunia.
Dalam perjalanan kita membahasnya, jangan lupa untuk menyelam lebih dalam, bukan hanya apa itu SPD, tetapi juga bagaimana hal itu mempengaruhi anak-anak dalam kehidupan sehari-hari dan apa yang bisa dilakukan untuk membantu.
Dunia Menjadi Terlalu Bising atau Terlalu Sunyi
Jika sebelumnya kita berpikir bahwa dunia ini cukup nyaman untuk ditinggali, bayangkan jika setiap suara menjadi terlalu keras sampai-sampai menyakitkan telinga. Atau sebaliknya, jika semua suara menjadi terlalu lembut sampai-sampai tidak bisa didengar sama sekali. Inilah yang mungkin dirasakan oleh anak-anak dengan SPD.
Ada anak yang merasa terganggu dengan suara keramaian di tempat umum, atau merasa kesakitan ketika mendengar suara yang bagi kebanyakan orang biasa saja. Bagi mereka, dunia penuh dengan suara-suara yang menyerang mereka.
Sebaliknya, ada juga anak yang sulit mendengar. Mereka harus berusaha keras mendengar apa yang dikatakan orang lain, atau bahkan mendengar suara televisi yang volume-nya sudah diatur paling keras. Bagi mereka, dunia adalah tempat yang sunyi dan sepi.