Bagaimana operant conditioning, sebuah konsep yang terdengar rumit, bisa membantu membentuk kebiasaan? Tanpa disadari, setiap tindakan sehari-hari dipengaruhi oleh hadiah dan hukuman. Ayo, jelajahi lebih dalam lagi!
Halo, Sobat Pembelajar! Ada kalanya merasa sulit bangun pagi meski alarm berbunyi nyaring? Atau justru sering berpikir dua kali sebelum mencoba makanan pedas gara-gara pengalaman buruk sebelumnya?Â
Ternyata, dua hal tersebut berhubungan erat dengan konsep operant conditioning, sebuah teori dalam psikologi yang bisa jadi kunci membentuk kebiasaan baru. Kedengarannya berat? Tenang, kita akan kupas tuntas dengan gaya yang seru dan santai!
Matahari Terbit, Burung Berkicau, dan Operant Conditioning
Satu hal yang patut dipahami, kebiasaan tak tercipta dalam semalam. Tapi, pernah penasaran kenapa burung-burung selalu berkicau ketika matahari terbit?Â
Itulah ilustrasi sederhana dari operant conditioning, sejenis pembelajaran di mana respon tertentu diperkuat oleh konsekuensi yang mengikutinya. Bisa dibayangkan, burung-burung itu seperti di-"program" untuk berkicau di pagi hari. Tertarik untuk tahu lebih lanjut?
Operant Conditioning adalah konsep yang dicetuskan oleh B.F Skinner, seorang psikolog berkebangsaan Amerika.Â
Skinner percaya bahwa perilaku individu dapat dipahami melalui pola stimulus dan respons. Itu berarti jika seseorang sering mendapat 'hadiah' setelah melakukan sesuatu, mereka cenderung mengulangi hal tersebut.
Namun, jangan salah paham, konsep ini tak melulu soal pahala. Ada juga yang namanya 'hukuman', yang dalam konteks ini, dapat membuat seseorang berhenti melakukan suatu perilaku. Nah, apa hubungannya dengan membentuk kebiasaan? Penasaran?
Kebiasaan, Manis dan Pahitnya