Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Masyarakat Tanpa Pajak: Utopia atau Bencana?

3 April 2023   19:00 Diperbarui: 18 April 2023   03:12 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pajak, sebuah kata yang sering menimbulkan berbagai reaksi. Ada yang melihatnya sebagai kewajiban yang membosankan, ada pula yang menganggapnya sebagai beban. Namun, bagaimana jika suatu hari masyarakat tidak lagi membayar pajak? Apakah hal ini akan membawa kebahagiaan atau justru menjerumuskan kita ke dalam jurang bencana? Mari kita bahas lebih lanjut.

Bayangkan sebuah kota yang dikelilingi oleh tembok kokoh, di mana warganya hidup makmur dan bahagia. Kesejahteraan ini tak lepas dari kontribusi setiap warga yang membayar pajak kepada pemerintah. Namun, suatu hari tembok tersebut runtuh, dan masyarakat di dalamnya memutuskan untuk tidak membayar pajak lagi. Analogi ini menggambarkan bagaimana kondisi suatu negara yang kehilangan pendapatan pajak sebagai sumber utama pemasukan negara.

Pajak merupakan sumber pendapatan utama pemerintah dalam membiayai kebutuhan masyarakat. Menurut Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2020 yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan, penerimaan negara dari sektor pajak pada tahun tersebut sekitar 76% dari total penerimaan negara. Sementara sisanya, sekitar 24%, berasal dari penerimaan non-pajak seperti sumber daya alam, pendapatan negara bukan pajak (PNBP), dan lainnya. Angka ini mencerminkan betapa pentingnya peran pajak dalam kehidupan kita. Lantas, apa yang akan terjadi jika masyarakat tidak lagi membayar pajak?

Pertama, akan terjadi penurunan kualitas infrastruktur. Pajak adalah sumber utama dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan sarana umum lainnya. Tanpa pajak, pemerintah akan kesulitan untuk memelihara dan membangun infrastruktur yang memadai. Akibatnya, mobilitas masyarakat akan terhambat, dan produktivitas ekonomi menjadi terbatas.

Kedua, berkurangnya kualitas pelayanan publik. Pajak digunakan untuk membiayai berbagai layanan publik, seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Jika masyarakat tidak membayar pajak, pemerintah akan kekurangan dana untuk menjalankan program-program ini. Hal ini akan berdampak pada menurunnya kualitas pelayanan publik, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kualitas hidup masyarakat.

Ketiga, meningkatnya kesenjangan sosial. Pajak berperan penting dalam redistribusi pendapatan melalui program-program bantuan sosial dan insentif bagi masyarakat kurang mampu. Tanpa pajak, pemerintah tidak akan mampu untuk mengimplementasikan program-program tersebut, sehingga kesenjangan sosial akan semakin melebar.

Keempat, ketidakstabilan ekonomi dan politik. Pendapatan pajak merupakan salah satu indikator kesehatan ekonomi sebuah negara. Tanpa pajak, pemerintah akan mengalami defisit anggaran yang besar, sehingga terpaksa untuk meminjam dana dari pihak lain atau mencetak uang. Hal ini dapat menyebabkan inflasi dan ketidakstabilan ekonomi, serta melemahkan kepercayaan investor terhadap perekonomian negara. Di sisi politik, ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan layanan publik yang memadai dapat menimbulkan ketidakpuasan masyarakat, yang pada akhirnya dapat memicu konflik sosial dan politik.

Kelima, terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Pajak merupakan salah satu instrumen yang digunakan pemerintah untuk mengendalikan perekonomian dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi dalam berbagai sektor. Tanpa pendapatan pajak, pemerintah akan kehilangan kemampuannya untuk merancang dan mengimplementasikan kebijakan ekonomi yang efektif, sehingga pertumbuhan ekonomi akan terhambat.

Mengingat dampak negatif yang akan ditimbulkan jika masyarakat tidak membayar pajak, langkah terbaik yang dapat kita lakukan adalah menyadari pentingnya pajak dan melaksanakan kewajiban kita sebagai warga negara. Pajak bukanlah beban, melainkan kontribusi yang kita berikan untuk memastikan negara kita terus berkembang dan kesejahteraan masyarakat dapat terjamin.

Sebagai analogi, bayangkan jika kita adalah penumpang di sebuah kapal besar bernama "Negara". Pajak adalah bahan bakar yang membuat kapal ini terus berlayar dan mencapai tujuan. Jika kita, para penumpang, enggan menyumbang bahan bakar, maka kapal akan kehabisan tenaga dan terdampar di tengah lautan. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menyadari pentingnya pajak dan melaksanakan kewajiban kita demi kemajuan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun