Mohon tunggu...
Deno Ramadha
Deno Ramadha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 PJJ Imu Komunikasi Universitas Siber Asia

Mahasiswa dan Karyawan Swasta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Televisi ke TikTok: Perubahan Dinamika Konsumsi Media di Kalangan Masyarakat

26 Juli 2024   10:26 Diperbarui: 26 Juli 2024   10:38 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kotasubang.com/9714/media-menjadi-sosial-leason-learned-netherlands

Era digital telah membawa perubahan besar dalam cara masyarakat mengonsumsi media. Jika dulu televisi menjadi primadona dan sumber utama hiburan serta informasi, kini platform media sosial seperti TikTok, YouTube, dan Instagram telah mengambil alih perhatian publik. Bagaimana dinamika ini terjadi dan apa dampaknya bagi kita semua?

Televisi, yang pernah menjadi pusat kehidupan keluarga, kini mulai kehilangan pesonanya, terutama di kalangan generasi muda. Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh Pew Research Center pada tahun 2023, sekitar 70% milenial dan generasi Z lebih memilih menghabiskan waktu di platform digital dibandingkan menonton televisi. TikTok, dengan format video pendeknya yang kreatif dan menghibur, menjadi salah satu platform yang paling digemari. Fenomena ini tidak hanya terjadi di kota besar, tetapi juga merambah hingga ke daerah-daerah.

Salah satu alasan utama pergeseran ini adalah fleksibilitas dan aksesibilitas media digital. Dengan smartphone di tangan, kita bisa menonton video kapan saja dan di mana saja. Tidak perlu menunggu jadwal tayang atau terikat pada satu layar di ruang tamu. Selain itu, konten di media sosial cenderung lebih beragam dan bisa disesuaikan dengan minat pribadi, berkat algoritma canggih yang mengatur apa yang muncul di feed kita.

Dinamika konsumsi media yang berubah ini juga memengaruhi cara konten dibuat dan disajikan. Para kreator konten berlomba-lomba untuk menciptakan video yang menarik perhatian dalam hitungan detik. Tren dan tantangan viral seperti "dance challenge" atau "a day in my life" menjadi bagian dari keseharian. Influencer dengan jumlah pengikut yang besar memiliki kekuatan yang luar biasa dalam mempengaruhi opini dan gaya hidup pengikutnya. Selain itu, perubahan ini juga mendorong munculnya industri baru yang berpusat pada produksi konten digital. Banyak individu yang kini melihat media sosial sebagai platform untuk mencari nafkah. Mereka yang berhasil membangun basis pengikut yang besar dapat menghasilkan pendapatan dari endorsement, iklan, dan kolaborasi dengan merek. Ini membuka peluang ekonomi baru yang sebelumnya tidak ada di era dominasi televisi.

https://inet.detik.com/cyberlife/d-7262756/web-smm-panel-djuragansosmed-com-bantu-tingkatkan-engagement-sosmed
https://inet.detik.com/cyberlife/d-7262756/web-smm-panel-djuragansosmed-com-bantu-tingkatkan-engagement-sosmed

Namun, perubahan ini tidak tanpa dampak negatif. Banyaknya informasi yang beredar di media sosial membuat kita rentan terhadap hoaks dan informasi yang menyesatkan. Selain itu, ketergantungan pada media sosial juga bisa memicu masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi akibat tekanan sosial dan perbandingan yang tidak realistis. Meski begitu, media sosial juga membawa banyak manfaat. Kita bisa terhubung dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia, berbagi pengetahuan, dan mendapatkan hiburan tanpa batas. Konten edukatif, inspiratif, dan positif pun banyak beredar, memberikan nilai tambah bagi penggunanya.

Perjalanan dari televisi ke TikTok menggambarkan betapa cepatnya teknologi mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia. Konsumsi media yang kini lebih bersifat personal dan interaktif mencerminkan perubahan nilai dan gaya hidup masyarakat. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi ini dengan bijak, agar dapat menikmati manfaatnya tanpa terjebak dalam sisi negatifnya. Dalam menghadapi era digital ini, penting bagi masyarakat untuk mengembangkan literasi digital yang baik. Edukasi tentang bagaimana memverifikasi informasi, memahami algoritma media sosial, dan menjaga kesehatan mental dalam penggunaan media sosial adalah kunci untuk memaksimalkan manfaat teknologi ini. Sekolah, pemerintah, dan komunitas perlu bekerja sama untuk memberikan pendidikan yang diperlukan agar masyarakat bisa menjadi pengguna media yang cerdas dan kritis.

Perubahan dinamika konsumsi media dari televisi ke platform digital seperti TikTok menunjukkan bahwa teknologi terus berkembang dan memengaruhi kehidupan kita dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Saat kita menikmati kemudahan dan hiburan yang ditawarkan oleh media sosial, penting untuk tetap waspada dan bijak dalam menggunakannya. Dengan begitu, kita bisa terus beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai positif yang menjadi dasar kehidupan bermasyarakat. Dunia digital menawarkan peluang tak terbatas, dan dengan sikap yang tepat, kita dapat memanfaatkannya untuk kebaikan bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun